CONTOH PTK SD MENINGKATKAN HASILBELAJAR PKn MELALUI IMPLEMENTASI KOOPERATIF LEARNING KODE (164)

ABSTRAK
Kata Kunci      : Kooperatif Learning, PKn.
      Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan meningkatkan hasil belajar PKn siswa dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif Learning.
      Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sukabumi Selatan 06 Pagi Kebon Jeruk Jakarta Barat dengan subjek pelaku tindakan 1 guru dan subjek penerima tindakan adalah 43 siswa kelas VI.
      Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus, setiap siklus menggunakan prosedur tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
      Hasil evaluasi membuktikan, setelah dilakukan tindakan siklus pertama hasil belajar siswa baru mencapai 52%,sedangkan siklus yang kedua mencapai 76 % dan pada siklius ke tiga mencapai 100 % sedangkan prosentase keaktifan siswa pada siklus pertama 51.11% ,siklus kedua 68.44 % dan siklus ketiga 88.44%.
      Secara statistik terdapat peningkatan hasil belajar PKn pada siklus pertama, kedua dan ketiga sejalan dengan peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
      Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunanan pendekatan Kooperatif Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa materi ajar ASEAN di SDN Sukabumi Selatan 06 Pagi Jakarta Barat.




























BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Selama ini  proses pembelajaran  PKn di kelas VI kebanyakan masih mengunakan metode ceramah dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang duduk, diam, dengar, catat dan hafal. Sehingga Kegiatan Belajar Mengajar menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan  meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran PKn. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan. Di kelas VI selama ini siswanya masih kurang aktif dalam hal bertanya dan menjawab,  hasil yang dicapai siswa kelas VI sangat jauh dari memuaskan, dimana hanya mendapat daya serap kurang dari berdasarkan analisis situasi/latar belakang diatas maka penulis berkeinginan untuk memperbaiki/mengadakan inovasi pembelajaran. Pembelajaran  PKn sebenarnya mempunyai peran yang sangat penting. Mata pelajaran PKn diharapkan akan mampu membentuk siswa yang ideal memiliki mental yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan   dihadapi.
Memperhatikan permasalahan diatas, sudah selayaknya dalam pengajaran PKn dilakukan suatu inovasi. Jika dalam pembelajaran yang  terjadi sebagian besar dilakukan oleh masing-masing siswa , maka dalam penelitian ini akan diupayakan peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pengajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan ,khususnya dalam Keterampiln Interpersonal siswa. Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif  dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn. Serta semangat kebersamaan  dan saling membantu dalam menguasai materi PKn. Sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman  yang optimal terhadap mata pelajaran PKn.
Permasalahan dalam penelitian ini  adalah  tindakan apa yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar  siswa pada mata pelajaran PKn. banyak faktor yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadi permasalahan tersebut diatas. Dengan merefleksi bersama antar guru teridentifikasi akar permasalahan diduga penyebab masalah tersebut, yaitu penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan guru PKn masih konvensional, dominasi guru dalam kelas dominan
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas  maka masalah pada Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.                  Hasil belajar Pkn di Sekolah Dasar Negeri Sukabumi Selatan 06 Pagi   masih rendah
2.                  Pembelajaran PKn masih menggunakan metode yang kurang bervariasi
3.                  Strategi pembelajaran yang dilakukan guru PKn masih konvensional
4.                  Pendekatan pembelajaran dengan metode ceramah yang tidak efektif
C.    Pembatasan dan perumusan Masalah
Masalah dalam PTK ini dibatasi  pada rendahnya hasil belajar PKn siswa pada materi ajar ASEAN  di Sekolah  Dasar Negeri Sukabumi Selatan 06 Pagi.  
Adapun rumusan masalahnya adalah Apakah pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi ajar ASEAN di kelas VI SD Negeri Sukabumi Selatan 06 Pagi ?
D.    Tujuan Penelitian
Tujuan PTK ini adalah untuk memperbaiki peningkatan hasil belajar  pada mata Pelajaran PKn dengan mengubah strategi pembelajaran yaitu dengan Kooperatif Learning

E.     Hipotresis Tindakan
Pembelajaran menggunakan Kooperatif Learning akan meningkatkan hasil belajar PKn di Sekolah Dasar Negeri Sukabumi Selatan 06 Pagi.    
F.     Manfaat hasil Penelitian
Hasil Penelitian ini akan bermanfaat bagi guru bidang studi PKn untuk:
1.                  Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn di Sekolah Dasar
2.                  Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan Pedidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar.
3.                  Memberikan alterntif kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
4.                  Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan Kewarganegaraan selama pelajaran berlangsung
5.                  Siswa semakin termotivasi untuk meningkat pemahaman mata pelajaran PKn.





































DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Alwasilah, Chaedar . 2000. Perspektif Pendidikan bahasa Inggris di Indonesia dalam Konteks Persaighan Global. Bandung: Andira.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bina Aksara
Hamalik, Oemar . 1990. Kurukulum dan Pembelajaran . Jakarta: Bumi aksara.
Hilgard & Bower.1975. Terjemahan dalam Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nawawi, Hadari. 1981. Pengaruh Hubungan Manusiawi di kalangan Murid terhadap Prestasi Belajar di Sekolah.Yogyakarta. IKIP Yogyakarta.
Sujana, Nana . .2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Surakhmad, Winarno .1979.Metodologi Pengajaran Nnasional. Jakarta:Jemmers.






















                                                                                                   
PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA AKAN HASIL FOTOSINTESIS  MELALUI  PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH PADA
SISWA KELAS V

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis pada siswa Kelas V SDN Celep 1 Nguter    Kabupaten Sukoharjo   tahun 2009/2010.
Penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan kelas. Populasi penelitian diambil semua siswa kelas V , Teknik pengumpulan data digunakan tes prestasi belajar buatan guru. Tindakan dilakukan sebanyak dua siklus. Teknik analisis data digunakan analisis persentase dari perubahan hasil evaluasi belajar sebelum dan setelah dilakukan layanan bimbingan belajar dengan tutor sebaya.
Hasil penelitian menunjukkan 1. nilai rata pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis siswa Kelas V pada sebelum siklus sebesar 64, pada siklus I sebesar 72 dan pada siklus II sebesar 77 sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari sebelum siklus  ke siklus I selanjutnya ke siklus II. 2. Prosentase ketuntasan belajar siswa pada pra siklus menunjukkan angka sebesar 61,91 % (13 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 21 siswa ), pada siklus I sebesar 80,95 % ( 17 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 21 siswa )dan pada siklus II sebesar 95,24 % ( 20 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 21 siswa). Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut : Melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatan pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis pada siswa Kelas V SD negeri Celep 1 Nguter    Kabupaten Sukoharjo  tahun pelajaran 2009/2010.
Kata Kunci : pemahaman siswa, fotsintesis, lingkungan sekitar sekolah
PENDAHULUAN

 

 

 

 

 

 

 

 

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPA yang berlangsung saat ini menurut pengamatan penulis terkesan belum maksimal.Hal ini dari beberapa indikator antara lain hasil tes semester yang kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal ), pengakuan siswa secara obyektif bahwa IPA termasuk dalam kategori sulit menurut mereka disamping Matematika dan IPS
Kenyataan di kelas dalam pelaksanaan proses belajar mengajar IPA ada saja tingkah laku anak yang kadang kala tidak sesuai dengan harapan guru, Seperti bergurau dengan teman saat di terangkan, tidak mengerjakan PR, tidak mau membuat catatan, tidak mau memperhatikan saat diterangkan dan lain sebagainya.
Gejala tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Perilaku yang ditunjukkan sebagian anak tersebut merupakan suatu tindakan yang negatif yang akan menghambat pencapaian prestasi belajar.
Melihat realita di atas maka guru harus dapat melaksanakan perbaikan sistem pembelajaran, selama ini pembelajaran IPA yang dilaksanakan tanpa menggunakan alat peraga kurang menarik perhatian siswa, sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa.
Dari berbagai sumber dijelaskan bahwa siswa Sekolah Dasar belajar secara holistik (menyeluruh).Konsep yang abstrak harus dikongkritkan dengan media yang tentunya menarik minat peserta didik mengikuti pelajaran sekaligus untuk mendalaminya.
Kita memahami bahwa media pembelajaran saat ini telah berkembang dengan pesat, namunkarena keterbatasan yang dimiliki SD Negeri Celep 01 maka guru IPA yang ada di sekolah tersebut harus pandai-pandai memanfaatkan sarana yang ada di sekitar sekolah untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Namun belum semua guru mampu memanfaatkan sarana ynag ada disekitar sekolah untuk proses belajar mengajara bahkan cenderung tidak pernah digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Untuk mengetahui benar tidaknya media lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan pemahaman anak akan peristiwa fotosintesis maka perlu diadakan penelitian, yang selanjutnya penelitian ini diberikan judul Peningkatan pemahaman siswa akan hasil fotosintesis melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah pada siswa kelas V SD N Celep 01 Nguter  Kabupaten Sukoharjo   tahun pelajaran 2009/2010

Rumusan Masalah

Berpijak pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
  1. Apakah dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran tentang fotosintesis pada siswa Kelas V SD N Celep 01 Nguter    Kabupaten Sukoharjo   tahun 2009/2010?
  2. Apakah dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis pada siswa Kelas V SDN Celep 01 Nguter    Kabupaten Sukoharjo   tahun 2009/2010?



Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah
1.    Membuktikan bahwa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan  motivasi belajar IPA pada siswa Kelas V SDN Celep 01 Nguter    Kabupaten Sukoharjo   tahun 2009/2010.
2.    Membuktikan bahwa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis pada siswa Kelas V SDN Celep 01 Nguter    Kabupaten Sukoharjo   tahun 2009/2010.

 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1.      Bagi Guru
1) Multimedia tersebut dapat dijadikan sebagai contoh alat peraga yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
2) Memberikan masukan bagi guru bahwa pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat membantu dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis
        b. Bagi Peserta Didik
1)        Memberikan pembelajaran yang bermakna
2)        Dapat meningkatkan prestasi belajar IPA
        
Kajian Teori
Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
Hal ini dapat dilihat dari beberapa definisi tentang belajar sebagai berikut :  menurut  Muhibbin Syah (2004: 92) menjelaskan bahwa belajar ditinjau secara institusional adalah proses validitasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Sedangkan belajar ditinjau dari kualitatif ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.
Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto (2004: 85) menjelaskan belajar sebagai berikut. 1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. 2) Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. 3) Untuk dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. 4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.
Pengertian belajar juga diungkapkan oleh  Slameto ( 2003 : 2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Pendapat lain tentang belajar dijelaskan Winkel ( 2005 : 59 ) yaitu “ Belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas ” .
Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang meliputi pengetahuan, nilai, sikap serta ketrampilan sebagai hasil pengalaman, latihan dan interaksi dengan lingkungannya.
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal tergantung pada penggunaan teori belajar yang baik  pula. Teori belajar secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga golongan 1) Teori belajar menurut ilmu jiwa daya. 2) Teori belajar menurut teori asosiasi dan 3) Teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt (Slameto, 2002: 9)
Menurut Zainal Arifin (1990: 2-3), Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian di dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan.  Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang cukup signifikan. Dalam proses pembelajaran berhasil tidaknya proses pembelajaran selalu diukur dari prestasi belajar siswa yang dihasilkan. Muhibbin Syah (2004: 118) berpendapat bahwa “Prestasi belajar adalah setiap macam kegiatan belajar menghasilkan sesuatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar”. Sedangkan dalam kamus umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai atau yang telah dikerjakan untuk mendapatkan suatu kecakapan dan kepandaian “ (Lukman Ali, dkk, 1995: 768). Pendapat lain dikemukakan oleh Zainal Arifin (1990: 3) “Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”.
Dari pengertian tentang prestasi belajar tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar yang dicapai. Adapun tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang tidaklah sama. Ada siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi adapula yang memiliki prestasi belajar yang rendah.
Dalam memperoleh prestasi belajar yang hendak dicapai dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2004: 132) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut: 1) Faktor Internal, 2) Faktor Eksternal, dan 3) Faktor Pendekatan Belajar.        
Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh guru. Dalam melaksanakan penilaiannya seorang guru dapat menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Alam 
Seperti yang tercantum dalam GBPP SD (1994 : 125) menjelaskan bahwa “Ilmu pengetahuan alam merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian”.Sedangkan menurut Ensiklopedi Indonesia (1981 : 1382) dijelaskan; Ilmu-ilmu alam (realita dari bahasa latin realis)artinya nyata adalah Ilmu Pengetahuan alam yang bertujuan merumuskan paham-paham dan hukum-hukum alam serta menciptakan teori-teori secara sistematis berdasarkan paham-paham dan hukum-hukum alam dibedakan antara lain Ilmu Alam yang menyelidiki alam bernyawa meliputi ilmu-ilmu alam yang berpokok pada ilmu hayat (biologi) dan ilmu alam yang menyelidiki alam yang tidak bernyawa meliputi ilmu fisika ,ilmu kimia dan ilmu bintang.
Dalam internet dijelaskan science adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh melalaui belajar dan latihan.Kata science dapat diartikan sebuah sistem untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.<http://www.sience made simple.rom/20006).
Ruang Lingkup  IPA yang Diajarkan Dalam Penelitian.
Dalam penelitian ini penulis mencoba pembelajaran dengan penggunaan multimedia pada  materi IPA Kelas V semester II yaitu mengenai Sistem Tata Surya. Materi ini dipilih karena jika hanya disajikan dengan media gambar ataupun model biasa kurang menarik anak, akan lebih bagus jika disajikan menggunakan multimedia.
`        Dalam buku Sains Kelas V Handayani (2002:100) Sistem tatasurya sendiri adalah susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari, sembilan planet berikut satelit yang mengelilinginya serta obyek lain yang menyertainya seperti komet, asteroid dan meteorid. Sembilan planet dalam sistem tata surya yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
Di dalam mempelajari IPA ada berbagai cara atau metode seperi yang tercantum dalam buku metodik khusus pengajaran IPA di Sekolah Dasar (1996 : 7) yakni : 1) Metode Ceramah; 2) Metode Demonstrasi; 3) Metode Diskusi; 4) Metode tanya jawab; 5) Metode Pemberian Tugas
Cara Mengukur Prestasi Belajar IPA
Pengertian evaluasi atau penilaian seperti tercantum dalam buku petunjuk pelaksanaan penilaian (1990 : 31) bahwa “Penilaian adalah usaha mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh, tentang proses belajar mengajar yang telah dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar”. Dari pengertian tentang penilaian tersebut, diharapkan dapat mengetahui sejauh mana penguasaan murid terhadap pelajaran yang telah diberikan oleh guru serta akan dapat diketahui letak kesulitan yang akan dicapai anak dalam belajar. Ini meliputi bidang-bidang kognitif, efektif, dan psikomotorik yang dilakukan secara terus menerus”.









Tinjauan Tentang Lingkungan Sekitar
`Menurut Syamsu Yusuf (2002: 35) lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi atau dipengearuhi perkembangan siswa. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2004 : 28).lingkungan adalah semua kondisi–kondisi dalam dunia ini yang dalamn cara – cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.  Sehingga lingkungan adalah keseluruhan kondisi yang ada di sekitar  manusia yang dapat dipengaruhi atau mempengaruhi perkembangan siswa dalam mencapai tugas perkembangan dan pertumbuhannya.
Menurut Ngalim Purwanto (2004: 28 - 29) membagi lingkungan menjadi 3 bagian yaitu. 1) Lingkungan alam / luar (external or physical environment). 2) Lingkungan dalam ( internal environment). 3) Lingkungan sosial / masyarakat (social environment)
        Adapun menurut Anggani Sudono (2000: 81- 94) jenis objek baik hidup maupun benda mati di lingkungan alam kita yang dapat dimanfaat sebagai sumber belajar antara lain : 1. Tanah pasir dan daun; 2. Tanaman – tanaman Bumbu Dapur; 3. Tanaman Palawija; 4. Tanaman Padi dan  5. Pepohonan
Kerangka Berpikir
Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa anggapan dasar/kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Lingkungan alam merupakan segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia  seperti rumah, tumbuhan – tumbuhan, air, iklim, hewan dan sebagainya yang dapat digunakan untuk kepentingan hidup manusia.
2.    Sumber belajar adalah sarana yang memuat bahan-bahan belajar dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelola materi pelajaran, sehingga kegiatan belajar - mengajar mencapai hasil yang optimal, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
3.    Dengan adanya sumber belajar dapat dimanfaatkan sebagai: (a) pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada pengajarnya, (b) penyaji sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, maupun dibawa ke kelas, maka diganti dengan model, denah, sketsa, foto, film dan lain-lain; (c) penambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada dalam kelas; (d) pemberi informasi yang akurat dan yang terbaru; (e) pembantu memecahkan masalah pendidikan dan pembelajaran; (f) perangsang motivasi siswa dalam belajar dan perangsang siswa untuk berpikir, sehingga anak akan mudah menyampaikan pesan melalui cerita dan dapat berkembang lebih baik
4.    Ketersediaan sumber belajar dari lingkungan alam sekitar akan dapat membantu pengembangan kemampuan bercerita anak dalam menjalani tugas perkembangannya demi menjadi manusia yang dapat menyelesaikan tugas perkembangannya. Hal ini terjadi karena ketika  belajar, anak membutuhkan sarana atau sumber belajar untuk menunjang kegiatan belajarnya.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah merupakan suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaran masih harus diuji terlebih dahulu secara empiris (Sumadi Suryabrata, 2003: 21). Oleh karena itu agar rumusan jawaban dipecahkan, maka seorang peneliti memerlukan suatu pedoman yang digunakan sebagai tuntunan.
 Berdasarkan landasan teori dan pengertian hipotesis di atas serta  kerangka pemikiran maka dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatan pemahaman siswa akan hasil fotosintesis siswa kelas V SD N Celep 01 Nguter   Kabupaten Sukoharjo   tahun pelajaran 2009/2010.

METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Celep 01 Nguter    Kabupaten Sukoharjo. Adapun alasan pemilihan SD Negeri Celep 01 Nguter    Kabupaten Sukoharjo. Penelitian dilaksanakan selama selama 2 bulan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Nopember 2009.
Subjek Penelitian
        Yang menjadi Subjek tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah  seluruh siswa kelas V SD Negeri Celep 01 Kecamatan  Nguter  Kabupaten Sukoharjo   tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah siswa yang diteliti ada 21 siswa. Adapun dari 21 siswa terdiri  12 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.
Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini antara  lain 1) Informasi data dari nara sumber yang terdiri dari siswa kelas V serta wali kelas V. 2) Arsip nilai ulangan harian mapel IPA. 3) Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan alat peraga multimedia
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumen dan tes.
Validitas Data
Di dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau di teliti. Dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan triangulasi data, dan triangulasi metode.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan model induktif interaktif. Model analisis ini memiliki tiga komponen pokok analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus.
Indikator Kerja

Indikator kerja dalam adalah apabila kesalahan yang dibuat oleh siswa dalam mengerjakan tugas test yang diberikan adalah kecil dan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan sempoa, siswa yang mendapatkan nilai tuntas belajar mencapai sebesar 80 % dari seluruh siswa yang ada.

Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus setiap siklus melalui 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
 Diskripsi Setiap Siklus
Dalam pengolah data yang dilaksanakan pada lampiran dapat dideskripsikan sebagai berikut :


Data Nilai siswa sebelum perlakuan pengajaran siklus
Dari tabel daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa :
a.  Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 40 ada 1 orang, nilai 50 ada 3 orang; nilai 60 ada 4 siswa; nilai 65 ada 4 siswa; nilai 70 ada 4 siswa nilai 75 ada 3 orang dan nilai 80 ada 2 siswa, sehingga nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah 40 dengan demikian rata – rata yang diperoleh siswa sebesar 65.
b. Siswa yang mendapatkan nilai 75  ke atas sebanyak 5 orang
c. Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 74  sebanyak 12 orang
d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 4 orang
e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( dengan nilai 65 ke atas) sebanyak 13 orang dari jumlah 21 siswa  atau 61,91 %, sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 8 orang dari jumlah 21 siswa atau 38,09 %.
Berdasarkan data diatas apabila dibuat dalam bentuk histogram sebagai berikut:
https://lh5.googleusercontent.com/Aa2egtahGaIqhyHh1c9Xlo2e9WEVx_JPXcbDh2CPFuHOqM3aA-0h7VTGT7PtuvtQ3XfIdkpuVqil4KYOlwowQROZ4qtWns28UfIb0lwKYc0T8zg-TySHTQGcIYtwzWvbkO_X
Data Nilai siswa Setelah Perlakuan Pengajaran Siklus I
Dari tabel daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa :
a.  Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 50 ada 1 siswa, nilai 60 ada 3 siswa; nilai 70 ada 7 siswa; nilai 75 ada 5siswa; nilai 80 ada 3 siswa; nilai 85 ada 2 siswa, sehingga nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 dan nilai terendah 50 dengan demikian rata – rata yang diperoleh siswa sebesar 72.
2.      Siswa yang mendapatkan nilai 75  ke atas sebanyak 10 orang
3.      Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 74  sebanyak 10 orang
4.      Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 1 orang
5.      Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( dengan nilai 65 ke atas) sebanyak 17 orang dari jumlah 21 siswa atau 80,95 %, sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 4 orang dari jumlah 21 siswa atau 19,05 %.
 Dari data di atas apabila disusun dalam bentuk histogram sebagai berikut :
https://lh6.googleusercontent.com/43s17CCbckG_8iLQPTGJqiO5BEaVOPdmnJixhtL-YJ4N8FW6XNTxLvQaI8Q-aiij4I8DW8hYxSxr79HU-h8kbxa7wM7qf2UPXtnmqamaSl6UTqRBc4QTpupJ_E3k12M9fM2d
Data Nilai siswa Setelah Perlakuan Pengajaran Siklus II
Dari tabel daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa :
a.  Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 60 ada 1 siswa; nilai 70 ada 4 siswa; nilai 75 ada 6 siswa; nilai 80 ada 5 siswa, nilai 85 ada 3 siswa, dan nilai 90 ada 2 siswa, sehingga nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah 60 dengan demikian rata – rata yang diperoleh siswa sebesar 77.
2.      Siswa yang mendapatkan nilai 75  ke atas sebanyak 16 orang
3.      Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 74  sebanyak 5 orang
4.      Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 orang
5.      Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 65 ke atas) sebanyak 20 orang dari jumlah 21 siswa atau 95,24 %, sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 1 orang dari jumlah 21 siswa atau 4,76 %.
Dari data di atas apabila disusun dalam bentuk histogram sebagai berikut :
https://lh5.googleusercontent.com/2IM_f5tUmiJ1yab668PsfrhLd7CCdvZu-u9qc7e6MhJw7fF4noRL81JWpOw7L4eDbyXqoF1DjAWtpOP5NYL4UbRnUaG45iGths14j0haQLq9o5IYerMo85YucXhaej0yUps4
Dari pembahasan diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara sebelum Siklus, Siklus I dan Siklus II pada tabel sebagai
Tabel 3 : Perbandingan Prestasi IPA Siswa Kelas V antara sebelum Silus Siklus I, II
No
Uraian
Frekuensi
Sebelum Siklus
Siklus I
Siklus II
1
Nilai 40
1 siswa
-
-
2
Nilai 50
3 Siswa
1 Siswa
-
3
Nilai 60
4 siswa
3 siswa
1 siswa
3
Nilai 65
4 siswa
-  siswa
 siswa
4
Nilai 70
4 siswa
7 siswa
4 siswa
5
Nilai 75
3 siswa
5 siswa
6 siswa
6
Nilai 80
2 siswa
3 siswa
5 siswa
7
Nilai 85
-
2 siswa
3 siswa
8
Nilai 90
-
-
2 orang
9
Nilai Rata - rata
65
72
77
10
Siswa Tuntas
13 siswa
17 siswa
20 siswa
11
Prosentase Siswa Tuntas
61,91 %
80,95 %
95.24 %
12
Siswa Tak Tuntas
9 siswa
4 siswa
1 siswa
13
Prosentase Siswa Tak  Tuntas
38,09 %
19,05 %
4,76 %
 Dari tabel diatas secara sederhana dapat dibuat grafik sbb
https://lh4.googleusercontent.com/OTG6cPY8Njr3M7x03P_yQPnb-A3OIwlWBe2ds207RLLtaYcMRgd3g4CbNd_6FwtUNst7zpM2N3McHVb-KuuypFLeHp-ExrOCITKp6KQISZHHqnaAHrHv2Tu0P68Ewf4KXq_C
 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa sebagian siswa belum tuntas dalam belajarnya  ( pada siklus I ) dikarenakan penggunaan lingkungan sekolah yang kurang spesifik dari guru sehingga kurang dapat membangkitkan siswa dalam belajar dengan optimal, sehingga siswa belum dapat menyerap materi yang diberikan oleh guru dengan baik dan benar. Setelah refleksi diri guru mengubah media pembelajaran lingkungan tanpa kertas kerja siswa dengan alat peraga lingkungan dengan penambahan lembar kerja yang hrus diisi saat pengamatan yang memungkin siswa mengamati dan memperhatikan dengan baik. Hal ini dilakukan untuk penguatan siswa dalam memahami materi ternyata hasilnya lebih baik daripada siklus I (pada siklus II ). Suasana belajar terlihat hidup dan siswa sangat bergairah kalau ditinjau dari tes formatif ternyata ada peningkatan nilai rata-rata kelas dari 72 menjadi 77.  Dengan melihat hasil di atas maka dapat dijelaskan: Dari  perhitungan rata-rata nilai yang diperoleh anak pembelajaran setelah siklus pertama dan setelah siklus kedua serta ketiga menunjukkan bahwa selalu ada peningkatan yang cukup baik hal ini menunjukkan bahwa siswa semakin menguasai materi pelajarannya jika dalam penyampaiannya dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran yang bersifat interaktif dalam proses belajar sehingga ia akan mendapatkan hasil belajar yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian telah dianalisis menunjukkan bahwa media pembelajaran memiliki hubungan dengan prestasi belajar. Adapun penjelasan hubungan antara ketersediaan media pembelajaran  dengan prestasi belajar dapat dijelaskan sebagai berikut.





PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam bab IV dapat diketahui bahwa.
  1. Nilai rata pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis siswa Kelas V pada sebelum siklus sebesar 64, pada siklus I sebesar 72 dan pada siklus II sebesar 77 sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari sebelum siklus  ke siklus I selanjutnya ke siklus II.
  2. Prosentase ketuntasan belajar siswa pada pra siklus menunjukkan angka sebesar 61,91 % (13 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 21 siswa ), pada siklus I sebesar 80,95 % ( 17 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 21 siswa )dan pada siklus II sebesar 95,24 % ( 20 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 21 siswa). Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II.
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut : Melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatan pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis pada siswa Kelas V SD negeri Celep 1 Nguter    Kabupaten Sukoharjo  tahun pelajaran 2009/2010.
Saran
Bertitik tolak dari simpulan hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
1.     Kepada Siswa
1.      Hendaknya siswa mengadakan peningkatan efektivitas belajar, karena dengan meningkatkan efektivitas belajar berarti meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.      Menggunakan media pembelajaran secara optimal sesuai dengan pokok bahasan terutama sumber belajar yang dirancang.
3.      Media pembelajaran yang dimanfaatkan, misal TV, perpustakaan, sarana multimedia dan buku
2.     Kepada Guru
1.      Agar memilih dan menggunakan media pembelajaran yang lengkap sesuai dengan topik yang dibahas dalam proses belajar-mengajar.
2.      Memberikan dorongan/motivasi kepada siswa untuk memiliki cara belajar yang baik.
3.     Kepada Sekolah
1.      Perlu menggiatkan adanya kelompok belajar, sebab dengan giatnya kelompok belajar maka waktu-waktu untuk belajar dapat meningkat dan kualitas belajarnya pun akan meningkat pula karena antara anggota kelompok dapat saling tukar pikiran.
2.      Menyediakan media pembelajaran yang dirancang bagi siswa dan guru atau memakai yang sesuai dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata pelajaran IPA.
3.      Ikut mendorong siswa untuk belajar dan berprestasi dengan baik, khususnya dalam mata pelajaran IPA.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Achmadi dan Widodo Supriyono, 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Aristo Rahadi .2003 Media pembelajaran .Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan
Dedi Supriyadi. 2000. Anatomi Buku Sekolah Di Indonesia. Yogyakarta : Adi Cita
________. 2002. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta : Adi Cita.
Depdikbud, 1995. Kurikulum SD tahun 1994. Jakarta : Depdikbud

Dimiyati Mahmud, 2000.  Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta : BPFE
Handayani,2002.Sains Kelas V .Klaten : CV Sahabat
Muhibbin Syah, 2004.  Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.  Bandung Remaja Rosda Karya
‘’Multimedia Pembelajaran” http://id.wikipedia.org/wiki/Multimedia diakses tanggal 4 April 2008
HB Sutopo, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta. UNS Press.
Ngalim Purwanto, 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rochiati Wiriaatmadja, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung : Remaja Rosdakarya
Setijadi, 1999. DefinisiTeknologi Pendidikan: Satuan Tugas Definisi dan Terminologi AECT. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana Nana. 1989. Teknologi Penelitian. Jakarta : Radar Jaya Offset.
Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta : Grasindo.
Sugiyono, 2002.  Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfa Beta.
Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Renika Cipta.
_________, 2002. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara
Sumadi Suryabrata, 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Suwana.2005 Macam- macam Media Pembelajaran.Jakarta : Depdikbud
UU RI No. 23.2003. Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta : DPR RI.
Winkel, 2005. Psikologi Pengajaran. Jogyakarta: Media Abadi.
Biodata Penulis:
1.Nama                                         : Ahmad Turmudi, S.Pd 
2.NIP:                                           :  19630809 198508 1 002
3. Unit Kerja                                 : SD Negeri Tanjungrejo 02 Nguter  Sukoharjo 










CONTOH PROPOSAL PTK

Judul Penelitian         :     Peningkatan kemampuan anak dalam pembagian dengan menggunakan alat peraga untuk siswa Kelas II Sekolah Dasar. ( Penelitian tindakan kelas pada pembelajaran pembagian di Kelas III SD Negeri 2 Cihaur Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan )
Bidang Kajian                   :     Penggunaan alat peraga
Pendahuluan
Pada hakekatnya Matematika merupakan Ilmu Deduktif yang Abstrak, sedangkan anak usia Sekolah Dasar relatif berada pada pemikiran konkret dengan kemampuan yang bervariasi, sehingga strategi dan pendekatan psikologis sebagai jembatan sementara adalah salah satu alternatifnya. Dengan perkembangan berpikir anak-anak usia Sekolah Dasar yang relative masih konkret ditambah keanekaragaman intelegensinya serta jumlah populasi siswa SD yang besar dan ditambah lagi dengan Wajib Belajar 9 Tahun, maka faktor-faktor ini harus diperhatikan agar proses pembelajaran Matematika di SD dapat berhasil.
 Matematika bagi siswa SD berguna untuk kepentingan hidup dalam lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirannya, untuk mempelajari ilmu-ilmu yang kemudian. Manfaat Matematika bagi para siswa SD adalah sesuatu yang jelas yang tidak dipersoalkan lagi, leih-lebih pada era pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Dan materi yang dipelajari siswa SD harus tercantum dalam Kurikulum Matematika SD yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum KTSP 2006. Namun tidak ada salahnya kita mengantisipasi dengan materi-materi yang kemungkinan berkembang di kemudian hari sebagai tuntutan IPTEK.
 Dan topik Aritmatika adalah satu-satunya topik kajian inti Matematika dalam GBPP Matematika SD 1994 yang diajarkan pada setiap Caturwulan / Semester mulai dari Kelas I sampai dengan Kelas VI dengan jumlah jam terbanyak yang diajarkan secara berkesinambungan.
 Pembelajaran yang terdapat dalam Aritmatika terdiri dari penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Dan materi Aritmatika yang akan kita bahas dalam penelitian ini adalah tentang pembagian. Karena materi pembagian dapat dikategorikan sebagai materi yang cukup suka, maka diperlukan pemahaman yang cukup tinggi, dengan demikian seorang Guru dalam mengajar pembagian harus menyajikan materi awal secara konkret dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa dapat memahami materi dengan mudah.
 Jadi kesimpulannya bahwa tahap kemampuan berpikir anak usia Sekolah Dasar harus dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat nyata. Untuk memudahkan siswa dalam mempelajari pembagian. Dalam pembelajarannya diperlukan alat-alat peraga yang ada di sekitar mereka.
 Keahlian guru dalam mengelola kelas juga sangat diperlukan seorang guru karena keterampilan tersebut dapat pula menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Dan kesulitan yang dialami siswa pada saat mempelajari materi pembagian disebabkan karena siswa tidak memiliki kemampuan prasyarat atau tidak dipelajari secara berurutan. Berdasarkan temuan tersebut, maka Peneliti berinisiatif untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk mengurangi kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari pembagian. Dan pemecahan masalah yang dilaksanakan oleh Peneliti adalah dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran pembagian.
 Perumusan dan Pemecahan Masalah            
Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti oleh Peneliti adalah penggunaan alat peraga apa yang dapat meningkatkan kemampuan anak dalam menyelesaikan soal pebagian untuk siswa Kelas II Sekolah Dasar. Masalah tersebut dijabarkan kedalam rumusan yang lebih khusus yaitu :
  1. Mengapa banyak siswa tidak memahami pembagian ?
  2. Bagaimana pemahaman siswa Kelas II Sekolah Dasar dalam pembelajaran pembagian ?
  3. Bagaimana siswa Kelas II Sekolah Dasar menerapkan pemahaman pembagian dalam pemecahan masalah dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran ?
  4. Bagaimana hasil pembelajaran materi pembagian dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran ?
 Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah  tersebut akan dilaksanakan tindakan kelas terdiri dari siklus yang menggunakan alat peraga yang berbeda pada setiap pembelajaran.
Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Tahap Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas (1) Persiapan program (Planning), (2) Pelaksanakan tindakan (Action), (3) Pengamatan kegiatan pembelajaran (Observation), (4) Evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran (Evaluation), dan (5) Refleksi (Reflection) dalam setiap siklus dengan berpatokan pada refleksi awal.
 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman siswa pada materi pembagian dari hasil pembelajaran yang selama ini dilaksanakan.
 Secara khusus penelitian ini berupaya untuk :
  1. Membantu siswa Kelas II Sekolah Dasar dalam memahmi materi pembagian dengan menggunakan benda-benda konkret yang ada disekitar mereka.
  2. Membantu siswa Kelas II Sekolah Dasar dala mengaplikasikan pemahaman pembagian dalam pemecahan masalah.
  3. Siswa memperoleh hasil yang maksimal dari pembelajaran pembagian dengan menggunakan alat peraga atau benda-benda konkret yang ada disekitarnya.
 Manfaat Hasil  Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian bagi siswa yaitu :
-          Siswa dapat memahami dari fakta dasar pembagian,
-          Sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan siswa,
-          Dapat membuka cakrawal berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah secara luas dengan alat bantu matematika.
Dari hasil penelitian ini bermanfaat juga bagi Peneliti dan teman sejawat yaitu, mereka menjadi tahu tehnik-tehnik yang dapat dilaksanakan dalam pembelajaran supaya pembelajaran dapat berhasil dengan baik. Sedangkan manfaat bagi Sekolah dari hasil penelitian tersebut yaitu tercapainya standarisasi pembelajaran khususnya kelas yang dijadikan subjek penelitian.
 Kajian Pustaka
Menurut Buku Matematika Kelas II, Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II, Karangan Bambang Sutrisno, Halaman 160.
“Pembagian merupakan pengurangan berulang”
 Menurut Buku Referensi, Pembagian yang Mempesona Karangan Lynette Long, Halaman 7.
“Pembagian sebagai pengelompokan adalah proses membagi sesuatu menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok mempunyai nilai yang sama.”Halaman 9.
“Pembagian merupakan pengurangan berulang adalah proses yang pengerjaannya dilakukan dengan berulang kali mengurangi bilangan yang dibagi dengan bilangan pembagi sampai memperoleh 0”.Halaman 12
“Pembagian sebagai kebalikan perkalian yang berarti perkalian merupakan penjumlahan yang berulang, sedangkan pembagian merupakan pengurangan berulang.”
 Prosedur Penelitan
  1. Setting Penelitian
Tempat:  Kelas II SD Negeri 2 Cihaur Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan
Subjek Penelitian:   Siswa Sekolah Dasar sebanyak 12 siswa
Fokus Penelitian:  Proses pembelajaran pembagian di Kelas II Sekolah Dasar
  1. Langkah Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa Kelas II Sekolah Dasar terhadap materi pembagian.
Persiapan
  1. 1.      Permintaan izin Kepala SDN Cihaur
Permintaan izin diperoleh dengan mudah karena Peneliti termasuk salah satu tenaga pengajar di SDN 2 Cihaur, sehingga Kepala Sekolah dan Guru-guru lainnya memberikan dukungan dalam melaksanakan Penelitian ini.
  1. 2.      Observasi dan wawancara
Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi dan situasi SDN 2 Cihaur secara keseluruhan, terutama siswa Kelas II yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian.
  1. 3.      Identifikasi Permasalahan
Kegiatan ini dimulai dari menelaah Kurikulum KTSP Mata Pelajaran Matematika Kelas II Sekolah Dasar, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Hasil belajar yang diinginkan, Materi ( pokok bahasan dan sub pokok bahasan ), dan buku sumber.
  1. 4.      Merumuskan Metode Pebelajaran dan alat peraga yang akan digunakan untk meningkatkan pemahaman siswa tehadap materi pembagian di Kelas II Sekolah Dasar
  2. 5.      Membuat rencana pembelajaran
  3. Menyusun teknik pemantauan pada setap tathapan penelitian.
 Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian disesuikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan teridiri dari proses belajar mengajar, evaluasi, dan refleksi yang dilakukan pada setiap siklusnya.
  1. Rancangan Penelitian
Secara lebih rinci rencana tindakan setiap siklusnya dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. A.          Siklus I
Tindakan 1
Materi                             :     Pembagian
                                             – Ingatan pembagian
Media                             :     Buku Matematika kelas II
Pembelajaran                  :     Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dilanjutkan dengan penjelasan guru tentang materi pembagian dengan cara ingatan pembagian.
Evaluasi                          :     Dilakukan selama proses pembelajaran dalam bentuk LKS.
Tindakan 2                    
Evaluasi secara individu dengan materi yang sama pada tindakan 1
Tindakan 3                    
Tindakan 3 dilakukan apabila tingkat pemahaman siswa terhada materi yang diajarkan kurang dari 75%.
  1. B.           Siklus II
Tindakan 1
Materi                             :     Pembagian
                                             – Pembagian sebagai pengelompokan
Media                             :     Buku Matematika kelas II, makanan kecil, piring saji kecil, dan piring saji besar
Pembelajaran                  :     Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat yang dilanjutkan dengan penjelasan guru tentang materi ajar dengan menggunakan alat peraga yang telah disediakan.
Evaluasi                          :     Dilakukan selama proses pembelajaran dalam bentuk LKS.
Tindakan 2                    
Evaluasi secara individu dengan materi yang sama pada tindakan 1
Tindakan 3                    
Tindakan 3 dilakukan apabila tingkat pemahaman siswa terhada materi yang diajarkan kurang dari 75%.
  1. C.          Siklus III
Tindakan 1
Materi                             :     Pembagian
                                             – Pembagian sebagai pengurangan berulang
Media                             :     Buku Matematika kelas II, klip kertas, pensil, dan kertas.
Pembelajaran                  :     Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat yang dilanjutkan dengan penjelasan guru tentang materi dengan menggunakan alat bantu yang telah disediakan.
Evaluasi                          :     Dilakukan selama proses pembelajaran dalam bentuk LKS.
Tindakan 2                    
Evaluasi secara individu dengan materi yang sama pada tindakan 1
Tindakan 3                    
Tindakan 3 dilakukan apabila tingkat pemahaman siswa terhada materi yang diajarkan kurang dari 75%.
  1. D.          Siklus IV
Tindakan 1
Materi                             :     Pembagian
                                             – Pembagian sebagai kebalikan dari perkalian
Media                             :     Buku Matematika kelas II, pensil, dan kertas.
Pembelajaran                  :     Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat yang dilanjutkan dengan penjelasan guru tentang materi dengan menggunakan alat bantu yang telah disediakan.
Evaluasi                          :     Dilakukan selama proses pembelajaran dalam bentuk LKS.
Tindakan 2                    
Materi                             :     Pembagian
                                             – Menyelesaikan soal cerita yang melibatkan pembagian
Media                             :     Buku Matematika kelas II, Klereng, dan plastik
Pembelajaran                  :     Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat yang dilanjutkan dengan penjelasan guru tentang materi dengan menggunakan alat bantu yang telah disediakan.
Evaluasi                          :     Dilakukan selama proses pembelajaran dalam bentuk LKS.
Tindakan 3                    
Evaluasi secara individu dengan materi gabungan dari tindakan 1 dan tindakan 2.
Tindakan 3a
Tindakan 3a dilakukan apabila tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan pada tindakan 1 dan tindakan 2 kurang dari 75%.
 Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan ( Bulan )
I
II
III
IV
V
Vi
Penyusunan laporan






Pelaksanaan Siklus I
Tindakan 1
Tindakan 2
Tindakan 3






Pelaksanaan Siklus II
Tindakan 1
Tindakan 2
Tindakan 3






Pelaksanaan Siklus III
Tindakan 1
Tindakan 2
Tindakan 3






Pelaksanaan Siklus IV
Tindakan 1
Tindakan 2
Tindakan 3
Penyusunan dari hasil penelitian






Laporan hasil penelitian






Daftar Pustaka
Bambang Sutrisno (2001), Terampil Berhitung Matematika Untuk SD Kelas II, Erlangga.
Igak Wardhani, Kuswaya Wihardit (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka.
Prof. Dr. Mungin Edy Wibowo, M. Pd. Kons. (2008), Silabus Tematik Kelas II, Departemen Pendidikan Nasional.
 Lembar Pengesahan
1.      Judul                                 :     Pengingkatan kemampuan anak dalam pembagian dengan menggunakan alat peraga untuk siswa Kelas II Sekolah Dasar
2.      Identitas Peneliti               :
         Nama                                 :
         Tempat Tgl. Lahir             :
         Jabatan                              :     Guru
         Unit Kerja                         :     SD Negeri 2 Cihaur
3.      Lokasi Penelitian               :     SD Negeri 2 Cihaur
4.      Lama Penelitian                :     2  Bulan
5.      Biaya Penelitian                :     Swadana
                                                                                      Cihaur,  Februari 2011
                       Teman Sejawat,                                                  Peneliti,
                           SUTISNA                                                           
               NIP.
Mengetahui,  Kepala SD Negeri 2 Cihaur,
Dra. RUKIAH
NIP. 19590107 197803 2 002









Penelitian tindakan kelas.BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAHPendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negarayang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perluditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang NegaraKesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepadaseluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan yang memasung hak-hak asasi manusia, hak-hak warganegara untuk dapat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Kehidupan yangdemokratis didalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non pemeritahan perlu dikenal, dipahami,diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi sertademi peningkatan martabat kemanusian, kesejahteraan, kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan.Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dankewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) merupakan mata pelajaran yangmemfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa,usia, dan suku bangsa.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (KBK 2004 danStandar Isi 2006) ditegaskan bahwa :
I. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan :Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikanlebih lanjut sesuai dengan kejuruannya
II. Standar Isi dan Standar Kompetensi LulusanStandar isi Pendidikan Kewarganegaraan SMA/SMK/MA :

1. Memahami hakekat Bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia
2. Menganalisis sikap positif terhadap penegakan hokum, peradilan nasional, dantindakan anti korupsi
3. Meganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun luar negeri
4. Menganalisis peran dan hak warganegara dan system pemerintahan Negara KesatuanRepbulik Indonesia
5. Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi, kedaulatan Negara, keterbukaandan keadilan di Indonesia
6. Mengevaluasi hubungan Internasional dan sistem hokum internasional
7. Mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai dengan pancasila danUUD 1945
8. Mengaalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan Internasional, regional dankerjasama Global lainnya
9. Menganalisis sistem hokum internasional, timbulnya konflik internasional, danmahkamah internasional.Dari Standar Isi dan Standar Kompetensi tersebut diatas, penulis memilih butir ketiga yaitumeganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta penegakanHAM baik di Indonesia maupun di luar negeri, sebagai landasan judul penelitian tindakan kelasini.Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderug tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurangmenekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa disekolah.Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor internal daneksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; gurusebagai Pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum danlingkungan.Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaranyang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensiharus berpusat pada siswa (Focus on Learners), memberika pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata (provide relevant andcontextualized subject matter) dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa.Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkankompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan peciptaan suasana yang menyenangkan sangatdiperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. Dalam hal ini penulis memilih model “pembelajaran berbasis masalah (PROBLEM BASED LEARNING)dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn.

Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas dimana siswaterlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk  berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk  bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan persfektif yang berbeda diantara mereka.Menurut E. Mulyana
 Pembelajaran aktif dengan menciptakan suatu kondisi dimana siswa dapat berperan aktif, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator 
.[1]Pembelajaran harus dibuatdalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampaiakhir kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam hal ini pembelajaran dengan Problem BasedLearning sebagai salah satu bagian dari pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru disekolah untuk meningkatkankualitas pembelajaran PKn.Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dirancang untuk mengkaji penerapan pembelajaran model “Problem Based Learning” dalam meningkatkan kemampuanmemecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn
B. PERUMUSAN MASALA                                                                                                erdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran model Problen Based Learning dapat meningkatkan kemampuanmemecahkan masalah HAM dalam masalah PKn?
2. Bagaimana penerapan pembelaran model Problem Based Learning di kelas dalam mata pelajaran PKn?
3. Sejauh manakah pendekatan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
C. PEMECAHAN MASALAHPKn sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan “How to Develop Better CivicsBehaviours” membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai danmoral, banyak memuat materi sosial. PKn merupakan salah satu dari lima tradisi pendidikan IPSyakni citizenship transmission, saat ini sudah berkembang menjadi tiga aspek PKn (CitizenshipEducation), yakni aspek akademis, aspek kurikuler dan aspek sosial budaya. 
Secara akademis PKn dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian yang memusatkantelaahannya pada seluruh dimensi psikologi dan sosial budaya kewarganegaraan individudengan menggunakan ilmu politik dan pendidikan sebagai landasan kajiannya 
.
Implementasiya sangat dibutuhkan guru yang profesional, guru yang profesional dituntutmenguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan, antara lain :
1. Kemampuan menguasai bahan ajar 
https://html1-f.scribdassets.com/9nzdmn6oqofr8ze/images/3-aa489f4b6b.pnghttps://html1-f.scribdassets.com/9nzdmn6oqofr8ze/images/3-aa489f4b6b.png











PTK Bahasa Indonesia SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG MELALUI PENGGUNAAN WAYANG KARTUN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS II SDN KAUMAN 3 MALANG


PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCARI IDE POKOK PARAGRAF MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN PURWODADI 1 MALANG


Analisis Kesalahan Sintaksis Bahasa Indonesia Dalam Karangan Siswa Kelas VI SDN Sedarum II Nguling Pasuruan yang Berbahasa Ibu Bahasa Madura 


Penerapan Permainan Scrabble untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN Sukolilo No. 250 Kecamatan Bulak Surabaya


METODE PEMBELAJARAN IMAGE STREAMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG BAHASA INDONESIA PADA KELAS V SD NEGERI TUTLUSREJO 2 MALANG


Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Kelas III SDN PisangCandi 2 Malang


Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Siswa dalam Menyimak Bahasa Indonesia di Kelas V SDN Bareng 5 Malang


PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SD MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SDN KARANGBESUKI 01 KOTA MALANG


Pemanfaatan Majalah Dinding Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV Di SDN Bareng 4 Kecamatan Klojen Kota Malang


Penerapan Model Talking Stick untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Jatimulyo 1 Kota Malang


PENERAPAN STRATEGI DIRECT READING THINKING ACTIVITIES (DRTA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN KASIN MALANG 


Implementasi Model LRD (Listen-Read-Discuss) untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN Sumbersari 2 Malang


Model Kolaboratif dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Berbicara Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN Bantur Malang 


PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK COOPERATIVE SCRIPT BAHASA INDONESIA SISWA KELAS Vb SDN LESANPURO 3 KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG


PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SDN MADYOPURO 5 KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG


Penerapan Metode Learning Starts With A Question Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas IV SDN Madyopuro 1 Kecamatan KedungKan- dang Kota Malang


Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV Di SDN Lesanpuro I Kecamatan Kedungkandang Malang


Penerapan Model Pembelajaran Example Non Example Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SDN Kiduldalem 1 Kecamatan Klojen Kota Malang.


Penerapan Model Think-Talk-Write (Ttw) Untuk Meningkatkan Ketrampilan Menulis Pengumuman Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas Iv Sdn Madyopuro 4 Di Malang


Penerapan Model Power Teaching dan Cooperative Script untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia dalam Meringkas Isi Wacana Cerita Kelas V SDN Ketawanggede I Kota Malang


PENERAPAN MODEL COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MEMAHAMI ISI WACANA BAHASA INDONESIA KELAS V SDN KIDULDALEM I KOTA MALANG


ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS IV SDN III TALANG KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG


Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia melalui Media Film Siswa Kelas III SDN Kepoh I Bojonegoro.


Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA) pada Siswa Kelas V SDN 2 Durenan Kabupaten Trenggalek


PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN DAYU 04 KABUPATEN BLITAR


Peningkatan Kemampuan Berbicara Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas IV SDN Purwodadi 2 Kota Malang









Judul PTK Matematika SD

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS RENDAH SD NEGERI KARANGTENGAH 1 KECAMATAN SANANWETAN KOTA BLITAR

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 4 SDN PURWANTORO 8 MALANG

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Bangun Ruang Melalui Model Pembelajaran Investigasi Kelompok di Kelas IV SDN Pagerwojo 03 kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Bangun Datar Melalui Model Pembelajaran think Pair Share Pada Siswa Kelas III SDN Senden II Kabupaten Kediri

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Materi Luas Dan Keliling Persegi Panjang Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Kelas 3 SDN Karangtengah I Kota Blitar

Peningkatan Pemahaman Konsep Pecahan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) Pada Matematika Kelas V SDN Gembongan 07 Kabupaten Blitar

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN Bandungrejosari 1 Kota Malang

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Melalui Problem Based Learning (PBL) Model Polya Pada Siswa Kelas III SDN Binangun 02 Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar

Pemanfaatan Media Lingkungan Sekitar Pada Penjumlahan dan Pengurangan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas I SDN Ketawanggede 1 Kota Malang

PENGGUNAAN MEDIA BATANG PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV DI SDN KIDUL DALEM 2 KOTA MALANG

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas IV SDN Nglebur Kabupaten Lamongan

Penggunaan Pembelajaran Pemecahan Masalah yang Berorientasi pada Polya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan FPB Siswa Kelas IV SDN Ngeni 06 Kabupaten Blitar

PENERAPAN PERMAINAN PITA BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NU HASANUDDIN DILEM 02 KEPANJEN

Penerapan Pemecahan Masalah Matematika Yang Berorientasi Pada Polya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pengukuran Siswa Kelas IV Di SDN Sumberasri 06 Kabupaten Blitar

PENERAPAN GARIS PERKALIAN UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN LATEK KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN

PEMECAHAN MASALAH KONSEP OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI MEDIA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN PANDANLANDUNG 01 MALANG

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menentukan KPK Dan FPB Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas IV SDN Lesanpuro 3 Kota Malang

Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Siswa Kelas V SDN Kotalama 1 Malang

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menentukan KPK Dan FPB Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas IV SDN Lesanpuro 3 Kota Malang

Penggunaan Media Batang Pecahan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas IV di SDN Kidul Dalem 2 Malang

Penggunaan Timbangan Kodok untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Pengukuran Berat bagi Siswa Kelas III MI Al-Hamidiyah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD DENGAN TEKNIK PERKALIAN NAPPIER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN PADA SISWA KELAS II SDN KEBONSARI 4 KOTA MALANG

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA DENGAN PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA SISWA KELAS III SDN NGLUNDO 1 SUKOMORO

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Perubahan Konseptual Dan Prosedural Siswa Kelas IV SDN Mojoroto I Kediri

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENGUKURAN BERAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) DI KELAS IV SDN WONOREJO 01 KABUPATEN BLITAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) PADA SISWA KELAS V SDN KEBONDUREN 02 KABUPATEN BLITAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS III SDN BENDOSEWU 03 KABUPATEN BLITAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DI KELAS V SDN SUMBERAGUNG 03 KABUPATEN BLITAR

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Panggunguni Kabupaten Tulungagung

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Kepala Bernomor Struktur Pada Siswa Kelas III SDN Dandong 02 Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Luas Bangun Datar Melalui Model Pembelajaran Van Hiele pada Siswa Kelas V SDN Dandong 01 Kabupaten Blitar

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas IV SDN Wlingi 02 Kabupaten Blitar

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Penyelesaian Soal Cerita Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Kelas IV SDN Sukorejo 01 Kabupaten Blitar

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model SAVI Dengan Materi Pengukuran Pada Siswa Kelas III SDN Karangsono 02 Blitar

Peningkatan Pembelajaran Matematika Melalui Pemodelan Alat Peraga di Kelas IV SDN Karangsono 02 Kabupaten Blitar

Peningkatan Hasil Belajar Perkalian Matematika Siswa Kelas III Melalui Model Guided Discovery di SDN Soso 03 Kabupaten Blitar.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS IV SDN TEGALASRI 03 KABUPATEN BLITAR


 https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTSjFB9YZl9fcLNt-gSQFowrTH3yG4IQVfoYBpfiiTyzIGvS7y3https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQO5-CepOO7XmZj5EUbz_I71LQnVdye5zNev2EP_9XnlHEKjMncdQ
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ9QOCkQtmWiGZvlB93bnPuWCnNeozmFVFsjoWVzQMp3TbaYTa8KQhttps://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQANCn9bBsgSszT9RjOHYXoMyf2e_wX-p22vNWDMcccKzNArhgziw






https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSXF-figDFMDJPDdCPPM1KkGo-BAVAZHaJzHM-4N9LMDslPCjzAAwhttps://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQgj6G3m0C7IwMhnTa_A8GmQrDpuyHDgOUA2lcxQof9_xHPO20c

Comments

Popular Posts