ANLISIS PENGGUNAAN BUKU GURU DAN SISWA
ANLISIS PENGGUNAAN BUKU GURU DAN SISWA
A. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BUKU SISWA DAN BUKU GURU
1. Kedudukan dan Fungsi Buku Siswa
Buku
ini dipergunakan sebagai panduan aktivitas pembelajaran untuk memudahkan siswa
dalam menguasai kompetensi tertentu.
Panduan
bagi Siswa dalam Melaksanakan Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran
dibuat
ikon-ikon yang melambangkannya, misalnya
-
|
- Ayo Membaca
|
- Ayo Berlatih
|
-
|
- Ayo Menanya
|
-
|
a.
Penghubung antara Guru, Sekolah, dan Orang Tua
“Kerjasama
dengan Orang Tua”.
Lembar
Kerja Siswa
Buku Siswa dapat
berfungsi sebagai lembar kerja siswa, misalnya pada Buku Siswa terdapat
kegiatan menulis maka siswa dapat mengerjakan langsung pada Buku Siswa.
b.
Penilaian dan
Portofolio
Di dalam Buku Siswa
terdapat halaman-halaman berisi format yang dapat digunakan sebagai lembar
kerja untuk dihimpun sebagai bahan portofolio yang dapat dijadikan sumber
penilaian hasil pembelajaran.
c.
Media Komunikasi
antara Guru dan Siswa
Melalui proses
pembelajaran dengan menggunakan Buku Siswa, guru dapat mengenal siswa lebih
baik melalui pengamatan terhadap hasil kerja siswa yang telah dirancang
sedemikian rupa dalam setiap pembelajaran. Guru dapat melihat perkembangan
pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa sesuai dengan kompetensi pembelajaran
yang telah ditetapkan.
d.
Sebagai
Kenang-kenangan Rekam Jejak Belajar Siswa
Semua
hasil pekerjaan yang dilakukan siswa selama mengikuti proses pembelajaran akan
tertuang dalam Buku Siswa sehingga guru dan orang tua dapat melihat jejak
belajar dan perkembangan kompetensi selama mengikuti proses pembelajaran pada
masing-masing jenjang. Bagi siswa semua rekam jejak belajar tersebut berguna
sebagai kenang-kenangan di kemudian hari.
2. Kedudukan dan Fungsi Buku Guru
Buku Guru
adalah panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Berikut ini penjelasan tentang fungsi buku guru.
a.
Sebagai Petunjuk
Penggunaan Buku Siswa
Guru
harus mempelajari terlebih dahulu Buku Guru. Guru harus menemukan informasi
sebagai berikut.
1)
Urutan
acuan materi pelajaran yang dikembangkan dari Standar Kompetensi Lulusan,
Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar dari masing-masing muatan pelajaran, yang
kemudian dipadukan dalam satu tema tertentu.
2)
Jaringan
tema dari masing-masing tema yang berisi kompetensi dasar dan indikator dari
masing-masing muatan pelajaran yang harus dicapai.
3)
Pemilahan
pembelajaran yang dikembangkan dari subtema dengan tujuan agar guru secara
bertahap dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa.
b.
Sebagai Acuan Kegiatan
Pembelajaran di Kelas
Buku Guru menyajikan hal-hal
sebagai berikut.
1)
Menjelaskan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada setiap pilahan pembelajaran dari
masing-masing subtema.
2)
Menjelaskan
media pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran agar guru sudah menyiapkan
media-media pembelajaran yang diperlukan.
3)
Menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran agar dapat membantu guru dalam menyusun rencana pelaksanaaan
pembelajaran, dengan sistematis mengikuti langkah-langkah pembelajaran
tersebut.
4)
Menjelaskan
tentang teknik dan instrumen penilaian yang dapat digunakan dalam setiap
pilihan pembelajaran yang mungkin memiliki karakteristik tertentu.
5)
Menjelaskan
jenis lembar kerja yang sesuai dengan pilahan pembelajaran yang ada dalam Buku
Siswa.
c.
Penjelasan tentang
Metode dan Teknik Pembelajaran yang Digunakan dalam Proses Pembelajaran
Buku
Guru memuat informasi tentang metode dan teknik pembelajaran yang digunakan
sebagai acuan penyelenggaraan proses pembelajaran.
B. STRUKTUR DAN HUBUNGAN FUNGSIONAL
BUKU SISWA DAN BUKU GURU
1. Struktur Buku Guru
Uraian berikut dimaksudkan agar guru dapat mengenal
dan memahami struktur isi Buku Guru dengan baik. Struktur Buku Guru adalah sebagai berikut.
a.
Kata
Pengantar
Bagian
ini perlu dibaca guru agar guru memahami latar belakang penyusunan buku dan
tujuan yang ingin dicapai dari
penyusunan buku tersebut.
b.
Tentang
Buku Guru
Memuat
informasi cakupan buku guru dan cakupan aktivitas pembelajaran yang tertuang
dalam buku guru.
c.
Bagaimana
Menggunakan Buku Guru
Halaman
ini merupakan bagian penting yang harus dibaca dan
dipahami oleh guru, karena memberikan informasi hal-hal penting yang harus
diperhatikan oleh guru dalam menggunakan Buku Guru sebagai persiapan
menggunakan Buku Siswa.
d.
Standar
Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti
Halaman
ini mengingatkan kepada guru mengenai standar
kompetensi lulusan baik ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan, serta
kompetensi inti setiap kelas, yang akan di dicapai selama proses pembelajaran.
e.
Pemetaan
Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2
Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2 merupakan
Pemetaan Kompetensi Dasar yang berasal dari KI 1 dan KI 2 yang terdapat dalam
setiap subtema. Artinya, Kompetensi Dasar itulah yang akan dicapai dalam proses
pembelajaran selama satu minggu.
Pemetaan
kompetensi dasar yang berasal dari Kompetensi Inti 1 dan 2 bukan untuk diajarkan secara eksplisit sebagai materi pembelajaran (pembelajaran tidak langsung) , namun memandu
guru untuk melakukan pembiasaan-pembiasaan kompetensi tersebut selama proses
pembelajaran berlangsung. Harapannya, melalui
pengetahuan, keterampilan akan terasah dan sikap spritual dan sosialnya akan
tumbuh pada diri siswa.
f.
Pemetaan
Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4
Pemetaan Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4 merupakan
Pemetaan Kompetensi Dasar yang berasal dari KI 3 dan KI 4. Halaman ini memuat informasi tentang
kompetensi-kompetensi yang berasal dari Pemetaan Kompetensi
Inti 3 dan 4 yang harus dicapai dalam
satusubtema pembelajaran.
Penetapan kompetensi masih terbuka untuk penggantian atau penambahan
sesuai dengan kegiatan yang dirancang oleh guru. Sekali lagi guru harus
memahami bahwa pembelajaran tematik terpadu itu berbasis aktivitas sehingga
aktivitas yang ditawarkan di dalam buku guru bisa diganti atau dikembangkan
sesuai dengan kreativitas guru.
g.
Ruang
Lingkup Pembelajaran
Halaman
ini memberikan gambaran ringkas tentang kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru
dan kemampuan yang akan dikembangkan dalam setiap pembelajaran. Kolom kegiatan pembelajaran menjelaskan
kegiatan yang dilakukan pada satu hari pembelajaran. Kolom kemampuan yang
dikembangkan menjelaskan tiga aspek kemampuan yang harus dicapai, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
h.
Halaman
Pembelajaran
Setiap pembelajaran terdiri atas
bagian-bagian yang menuntun guru dalam proses pembelajaran yang disesuaikan
dengan buku siswa. Jika mengacu pada Struktur Kurikulum 2013 jenjang SD, jumlah
jam pelajaran di kelas II adalah 32 jam pembelajaran/minggu.
Pembagian 32 jam/minggu dalam pembelajaran disesuaikan dengan kondisi sekolah.
Pada buku siswa dan buku guru, kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 6
pembelajaran dalam seminggu. Artinya, pembagian itu diasumsikan untuk 6 hari
sekolah dalam seminggu. Sekolah yang menerapkan 5 hari sekolah, kompetensi
dasar pada pembelajaran 6 dapat disebar ke 5 pembelajaran yang lain.Uraian
pembelajaran diawali dengan judul pembelajaran sesuai nomor pembelajaran,
misalnya Pembelajaran 1, Pembelajaran 2, Pembelajaran 3, dan seterusnya.
Berikut
ini adalah bagian-bagian dari uraian pembelajaran adalah sebagai
berikut.
1)
Jaringan
Pembelajaran
Jaringan
pembelajaran memuat kompetensi dasar dan indikator muatan pelajaran yang
dipadukan pada kegiatan pembelajaran. Kompetensi Dasar yang dimuat adalah
Kompetensi Dasar dari KI 3 dan KI 4.
2)
Tujuan
Pembelajaran
Tujuan
pembelajaran dirumuskan sesuai dengan indikator muatan pelajaran yang akan
dibahas pada pembelajaran. Guru dapat menambahkan tujuan pembelajaran atau
mengoreksi tujuan pembelajaran bila ada perubahan muatan pelajaran dan
indikator pada jaringan pembelajaran tersebut.
3)
Media,
Alat, dan Sumber Pembelajaran
Bagian
ini memberikan informasi mengenai media dan alat pembelajaran yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah kegiatan yang
direncanakan. Guru harus memastikan bahwa media dan alat pembelajaran tersebut
tersedia/disiapkan. Guru diperkenankan untuk memperkaya media, alat, dan sumber
pembelajaran agar pembelajaran
lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu, guru dapat memanfaatkan
media teknologi informasi (TI) dalam
pembelajaran.
4)
Kegiatan
Pembelajaran
Sesuai
dengan tuntutan Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran tematik di kelas
menerapkan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dilakukan melalui proses
kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/eksperimen/mencoba,
mengasosiasi/mengolah informasi/menalar,
dan mengkomunikasikan.
Pendekatan saintifik diimplementasikan dalam pembelajaran bertujuan untuk
melatih siswa berpikir tingkat tinggi (high
order thinking). Namun sangat dimungkinkan bagi guru untuk memperkaya
langkah-langkah kegiatan yang sudah ditawarkan di buku guru.
Kegiatan
pembelajaran pada buku guru menjelaskan setiap ikon kegiatan pada buku siswa.
Misalnya, ikon pada buku siswa adalah “Ayo Menyanyi” dengan percaya diri, maka pada buku guru dijelaskan
langkah-langkah kegiatan yang ditempuh untuk membelajarkan kegiatan tersebut.
Pada buku guru juga terdapat penjelasan materi yang dapat digunakan oleh guru
sebagai tambahan referensi untuk memperkaya materi.
5)
Pengayaan
dan Remedial
Bagian
ini menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan pengayaan
bagi siswa yang sudah mencapai kompetensi dan ingin lebih ditingkatkan
kemampuannya. Selain itu, juga menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk memberikan remedial bagi siswa yang belum mencapai kompentesi.
6)
Penilaian
Sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013, penilaian pada pembelajaran tematik adalah
penilaian autentik. Oleh karena itu, pada buku guru dicantumkan teknik-teknik
penilaian, yang meliputi penilaian nontes dan tes. Sebagai panduan bagi guru,
pada buku guru telah disediakan instrumen penilaian dan rubrik penilaian sesuai
dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Guru dimungkinkan untuk memperbaiki
instrumen penilaian dan menambah instrumen penilaian sesuai dengan indikator
yang ditetapkan.
C. PENGGUNAAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA
Pada uraian ini
dijelaskan tentang teknis penggunaan Buku Siswa sesuai dengan arahan Buku Guru,
melalui uraian ini diharapkan guru dapat melakukan proses pembelajaran dari
masing-masing subtema yang ada pada masing-masing buku.
Cara Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa
Buku Guru berhubungan dengan Buku Siswa, karena Buku
Guru memandu pembelajaran yang sesuai dengan Buku Siswa. Penggunaan Buku Guru
dan Buku Siswa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.
Bukalah Buku Guru tema tertentu.
Cermatilah halaman yang berjudul Tentang Buku Guru dan Bagaimana
Menggunakan Buku Guru. Ikutilah petunjuk yang ada pada halaman tersebut.
2.
Rancangan pembelajaran setiap Tema dibagi
dalam rancangan subtema yang tampak pada
jaringan subtema atau Pemetaan
Kompetensi Dasar pada Buku Guru.
Guru diharap mencermati jaringan subtema yang
memuat Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran yang akan dicapai pada satu minggu,
sesuai dengan judul subtema.
3.
Jaringan subtema terdiri atas jaringan
subtema untuk KD dari KI I dan II, serta jaringan subtema untuk KD dari KI 3
dan KI 4.
4.
Jaringan subtema KD dari KI 3 dan KI 4
dijabarkan lagi menjadi jaringan Kompetensi Dasar dan Indikator setiap pembelajaran.
5.
Cermatilah jaringan setiap pembelajaran Pemetaan Indikator pada Buku Guru yang memuat Kompetensi Dasar yang akan dicapai
berdasarkan rumusan indikatornya.
6.
Setelah mencermati indikator yang akan
dicapai pada setiap pembelajaran, cermatilah tujuan pembelajaran yang terdapat
di Buku Guru.
7.
Perhatikan langkah-langkah kegiatan yang
terdapat pada Buku Guru.
8.
Hubungkanlah langkah-langkah kegiatan
pembelajaran pada Buku Guru dengan penjabaran kegiatan pembelajaran yang ada di
Buku Siswa.
9.
Guru dapat memodifikasi rancangan
pembelajaran di Buku Guru untuk disesuaikan dengan kondisi kelas. Apabila
rancangan berubah, maka guru harus membuat penyesuaian juga dalam
pembelajarannya.
10.
Pada Buku Guru juga terdapat media,
alat, dan sumber pembelajaran yang digunakan sesuai dengan pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Namun, guru juga dapat mengganti atau menambahkan media,
alat, dan sumber pembelajaran sesuai dengan kondisi kelas.
11.
Cermatilah halaman Remedial dan
Pengayaan yang terdapat pada Buku Guru sebagai panduan ketika guru akan
melaksanakan kegiatan tersebut.
12.
Di dalam Buku Guru terdapat contoh-contoh teknik penilaian, guru dapat
membuka halaman penilaian sebagai panduan menilai siswa.
Contoh
Cara Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa:
Kelas
: II
Tema : 7. Merawat Hewan dan Tumbuhan
Subtema : I (Hewan di Sekitarku)
Urutan
Pembelajaran dalam Buku
|
Langkah
Penggunaan Buku
|
Kegiatan
Pengayaan Materi
|
Penggunaan
Media/Alat/Sumber Belajar
|
Pembelajaran 1
|
a.
Pastikan guru membaca tujuan pembelajaran yang
terdapat di Buku Guru halaman 6.
b.
Perhatikan langkah-langkah kegiatan yang terdapat
pada Buku Guru halaman 7 sampai
halaman 9.
c.
Langkah-langkah pembelajaran pada Buku Guru
halaman 7 sampai 9 dikaitkan
dengan Buku Siswa Tema Hewan dan
Tumbuhan di Sekitarku
halaman 2 sampai halaman 10.
d.
Manfaatkan rubrik penilaian yang terdapat pada
Buku Guru Tema Hewan dan Tumbuhan di
Sekitarku halaman 10 sampai halaman 13.
|
a.
Pada awal
Pembelajaran 1, siswa diajak untuk mengamati gambar Lani dan hewan
peliharaannya. Pengamatan gambar
dapat dikembangkan dengan saling bertanya mengenai hewan peliharaan yang
lain. Guru menunjukkan gambar berbagai hewan peliharaan.
Apabila di lingkungan
sekolah terdapat hewan-hewan peliharaan, pengamatan dapat dilakukan di luar
kelas.
b.
Guru harus memerhatikan pendekatan saintifik.
Pada Buku Guru ditunjukkan
kegiatan-kegiatan yang menggunakan pendekatan saintifik, guru dapat menyesuaikan dengan kondisi kelas.
Misalnya, pada saat pengamatan gambar, sudah banyak pertanyaan dari siswa
maka guru harus memfasilitasi kondisi tersebut.
c.
Pada saat kegiatan menanya, tidak hanya menanya tentang gambar Lani dan hewan
peliharaannya, tetapi guru dapat memfasilitasi siswa dengan pertanyaan pengembangan
mengenai hewan-hewan yang ada di sekitar, selain hewan peliharaan.
d.
Pada akhir pembelajaran, guru dapat mendiskusikan
jawaban pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan di awal pembelajaran. Hal itu
bertujuan agar siswa dapat merefleksikan dan menganalisis jawaban yang telah
dikemukakan.
|
a.
Gambar
berbagai hewan di sekitar.
b.
Lingkungan
sekolah
c.
Kartu
pertanyaan
d.
Buku
siswa
|
D. PROSES ANALISIS BUKU GURU DAN BUKU SISWA
Buku Guru dan Buku Siswa saling berhubungan sehingga proses
analisis dapat dilakukan secara simultan. Berikut akan dijelaskan mengenai
proses analisis tersebut.
1.
Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) dari Kompetensi Inti (KI)
1 dan 2
Pada buku guru,
pemetaan KD dari KI 1 dan 2 disiapkan setiap subtema. Namun dalam jaringan KD
harian (tiap PB) KD dari KI 1 dan 2 tidak dimunculkan karena ketercapaiannya
diperoleh dari pembelajaran tidak langsung (indirect
learning). Harapannya guru bisa memilih aspek spiritual (KI 1) maupun aspek
sosial (KI 2) sesuai dengan aktivitas pembelajaran harian yang sedang
dilakukan.
2. Pemetaan Kompetensi Dasar dari KI 3 dan 4
Pada buku guru
pemetaan KD dari KI 3 dan 4 disediakan tiap subtema (mingguan). Pemetaan ini masih akan dijabarkan lagi dalam pemetaan
KD harian.
3. Pemetaan Kompetensi Dasar tiap PB (harian)
a.
Pada buku guru
sudah disiapkan pemetaan KD dan indikator pada masing-masing pembelajaran (PB)
untuk memudahkan guru mengajar harian. Berikut ini contoh tema 2 Peristiwa
dalam Kehidupan, subtema 1 Macam-Macam Peristiwa dalam Kehidupan, Pembelajaran
1:
b.
Meskipun
telah disediakan pemetaan di setiap PB, guru hendaknya mengkaji apakah masih
diperlukan KD tambahan pada pembelajaran hari itu. Untuk kepentingan penyusunan RPP (harian), guru perlu menambahkan
KD dari KI 1 dan 2 yakni sikap spiritual dan sikap sosial. Penambahan KD bisa
melihat pada pemetaan KD dari KI 1 dan 2 pada tiap subtema.
Contoh:
c. Guru
hendaknya mencermati indikator setiap KD.
Untuk pembelajaran harian,
setiap KD minimal dijabarkan dalam satu indikator karena KD tersebut
kemungkinan dibelajarkan lagi pada subtema yang lain. Meskipun sudah ada contoh
indikator pada buku guru, namun guru perlu mengkaji ulang indikator tersebut. Guru dapat memperbaiki indikator bila kurang tepat.
Guru dapat juga mengganti atau menambahkan indikator sesuai dengan kondisi
pembelajaran di kelas.
Penambahan dan
pengurangan indikator perlu memperhatikan penomoran indikator. Hal itu
dilakukan untuk menghindari penomoran indikator yang tumpang tindih. Oleh
karena itu, apabila guru akan menambahkan atau mengurangi indikator maka perlu melihat
kembali semua indikator yang telah dirumuskan pada kompetensi dasar tersebut
untuk disesuaikan nomornya. Guru dapat mengidentifikasi perumusan indikator
dari pemetaan indikator setiap pembelajaran. Hal itu akan lebih jelas bila guru
telah melakukan analisis buku guru.
4. Tujuan Pembelajaran
Pada buku guru
telah diberikan contoh tujuan pembelajaran sebagai panduan bagi guru apa yang
akan dicapai. Guru diperbolehkan untuk menambah atau merubah tujuan
pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan tempat belajar.
Tujuan pembelajaran idealnya memuat A (audience)
yakni siswa; B (behavior) yakni
kemampuan yang akan dicapai (membedakan, menjelaskan, dll), C (condition) yakni kondisi atau kegiatan
yang akan dilakukan siswa (membaca teks, mengamati
gambar, diskusi dll); D (degree)
tingkatan (dengan benar, sesuai prosedur, dengan santun, percaya diri, dll). Degree pada tujuan pembelajaran dapat ditambahkan dengan
mengambil sikap dari KI I dan KI II, sehingga degree pada tujuan pembelajaran dapat dinyatakan menjadi …. dengan benar dan percaya diri, dengan teliti, dengan rasa ingin tahu,
dengan peduli, dan sebagainya sesuai KI I dan KI II.
Contoh:
Dengan mengamati gambar Lani dan ayam peliharaannya, siswa dapat memprediksi
isi teks laporan sederhana tentang hewan di lingkungan sekitar dengan rasa
ingin tahu yang tinggi dan sikap peduli.
5. Media, alat bantu dan sumber belajar
Pada buku siswa
ada media gambar yang telah disediakan, namun masih terbatas. Dengan demikian
guru diharapkan bisa menambah media yang
lain sesuai tema yang sedang dibahas.
Pada buku siswa
disajikan beberapa gambar ekspos tentang peristiwa-peristiwa penting, guru
diharapkan dapat memperkaya media yang disediakan dengan membawa berbagai macam
gambar atau foto peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan tujuan
pembahasan. Guru juga dapat meminta siswa untuk membawa gambar atau foto yang
berkaitan dengan tujuan kegiatan pembelajaran.
Demikian
pula dengan sumber belajar, materi tidak terbatas pada buku siswa saja. Guru
bisa mengajak siswa mengamati lingkungan, membaca buku referensi lain, membaca
berita di koran, atau melihat tayangan tentang hewan di TV/video.
6.
Kegiatan
Pembelajaran
Pada kegiatan pembelajaran perlu diperhatikan mengenai
pendekatan saintifik dan higher order thinking
skills.
Pendekatan Saintifik
Pelaksanaan
pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang memuat
kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasi/menalar dan mengkomunikasikan.
Langkah-langkah pembelajaran tersebut telah dituangkan dalam buku guru.
Pendekatan scientific pada kegiatan pembelajaran
disajikan dalam Buku Guru disesuaikan dengan ikon-ikon yang terdapat pada Buku
Siswa. Misalnya, ikon pada Buku Siswa Ayo Mengamati maka pada Buku Guru
dijelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru sesuai dengan
Buku Siswa.
Pada tema 7 subtema 1 PB 1, aktivitas
saintifik terlihat sebagai berikut:
Mengamati
|
Siswa mengamati
gambar Lani dan ayam peliharaannya yang ada di buku siswa. Kegiatan ini
merupakan kegiatan stimulasi sebelum proses pembelajaran.
|
Menanya
|
Siswa diberi stimulus untuk bertanya mengenai gambar yang sedang
diamati dan segala hal yang berhubungan dengan gambar.
|
Mengumpulkan informasi/eksperimen
|
Siswa
diberi kesempatan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber agar dapat
menjawab permasalahan yang ditemukan pada saat porses identifikasi masalah.
Sumber belajar dapat diperoleh dari lingkungan atau internet.
|
Mengasosiasi/menalar/ mengolah informasi
|
Pada
tahap pengolahan data, siswa dengan bimbingan guru mengolah informasi yang
telah mereka dapatkan dari kegiatan sebelumnya (menggali informasi).
|
Mengkomunikasikan
|
Pada tahap
ini, siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil kesimpulan yang
mereka peroleh dengan cara bercerita secara sederhana mengenai hasil
pengamatan, identifikasi masalah, pengumpulan data, sampai pada pengolahan
data.
|
Higher Order Thinking Skills
Salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan
selama proses pendidikan adalah keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir
setiap orang akan terus berkembang dan dapat dipelajari karena rasa ingin tahu
manusia juga terus berkembang.
Secara umum, terdapat empat tingkat berpikir berikut ini.
- Menghafal (recall thinking), merupakan tingkat berpikir paling rendah yang terdiri atas keterampilan hampir otomatis atau refleksif.
- Dasar (basic thinking), merupakan keterampilan dasar yang meliputi memahami konsep-konsep seperti penjumlahan, perkalian, dan sebagainya termasuk aplikasinya dalam soal-soal.
- Berpikir kritis (critical thinking), yaitu berpikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek.
- Berpikir kreatif (creative thinking), merupakan kegiatan menyatukan ide, mencipta ide baru, dan mampu menentukan keefektifannya.
Menurut Bloom (Anderson dan Krathwohl, 2001) tingkat kemampuan berpikir dibedakan dengan mengelompokkan berdasarkan dimensi pengetahuan dan proses.
Dimensi pengetahuan mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
pengetahuan metakognitif. Proses terdiri atas kategori mengingat, memahami,
aplikasikan, analisis, evaluasi, dan menciptakan. Pengelompokan oleh Bloom ini dikenal
dengan nama taksonomi Bloom.
Dari keenam proses kognitif dalam
taksonomi Bloom, tingkat analisis, evaluasi, dan menciptakan merupakan tingkat
berpikir yang lebih tinggi dibandingkan dengan tiga proses lainnya.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher
order thinking skills) termasuk di dalamnya yaitu berpikir kritis, logis,
kreatif, reflektif, dan metakognitif (FJ King, Ludwika, Faranak Rohani).
Berpikir kritis, menurut Ennis,
adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan
keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
Menurut Paul dan Elder (2006), berpikir kritis
menunjukkan beberapa karakter berikut.
- Skeptis (skeptycal)
- Aktif, tidak pasif. Selalu bertanya, menganalisis, dan mampu mengkomunikasikan argumen.
- Tidak egois, terbuka terhadap ide dan hal-hal baru, serta memiliki keinginan untuk saling adu argumen.
Menurut Coleman & Hammen (1974)
berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru
dalam bentuk konsep, penemuan, atau karya seni. Salah satu cara mengembangkan
dan menguatkan kemampuan kita untuk berpikir kreatif adalah percaya bahwa
sesuatu itu dapat dilakukan. Dengan demikian akan muncul adanya suatu dorongan
yang dapat menggerakkan pikiran untuk mencari dan melaksanakan sesuatu yang
diinginkan.
Menurut de Bono dan Perkins, ciri-ciri orang yang berpikir kreatif antara lain memiliki ide atau
gagasan-gagasan baru, berani tampil beda atau melawan arus, memunculkan
pemikiran yang tidak atau belum popular, optimistik, tidak takut mencoba,
tidak takut gagal, dan berani menanggung resiko.
Kemampuan berpikir untuk menilai
kemampuan sendiri disebut dengan metakognisi. Metakognisi meliputi kesadaran
proses berpikir seseorang, self-monitoring,
serta penerapan pengetahuan dan langkah-langkah untuk berpikir.
Bagaimana
mengembangkan HOTS? Berikut beberapa strategi pembelajaran untuk meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
- Membuat peta konsep
- Mengajukan pertanyaan
- Menyusun buku harian/jurnal pembelajaran
- Pembelajaran kolaboratif berbasis TI
- Menggunakan analogi
- Eksperimen berbasis inkuiri
- Metode proyek
- Latihan –latihan membuat keputusan
i.
Pemecahan masalah
Misalnya
pada BS Tema 7
halaman 36. Pada
kegiatan tersebut, siswa diminta untuk membuat laporan sederhana berdasarkan
hasil pengamatan tentang ikan. Pengamatan siswa diarahkan tidak hanya pada satu
sumber saja, yaitu buku. Sebaiknya, siswa diarahkan juga secara berkelompok
untuk mencari sumber-sumber lain yang dapat diamati, misalnya sumber dari internet.
Kegiatan yang dilakukan secara berkelompok akan menumbuhkan kemampuan siswa
untuk berkolaborasi dengan temannya.
Kegiatan kolaborasi berbasis teknologi akan mengembangkan cara berpikir
tingkat tinggi pada siswa.
Contoh
lain terdapat pada BS Tema 7
halaman 12. Pada kegiatan tersebut, siswa diminta untuk mengamati
segala hal tentang ayam. Kemudian, siswa diminta membuat peta pikiran.
7.
Penilaian
Pembelajaran
Penilaian
autentik mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada buku guru telah
diberikan beberapa contoh penilaian.
Pada buku guru
akan lebih banyak ditemukan contoh-contoh penilaian yang bersifat nontes.
Dengan dasar pemikiran bahwa guru dan satuan pendidikan bisa menyusun dan
mengembangkan instrumen tes secara mandiri yang disesuaikan dengan kondisi
satuan pendidikan.
Buku guru
memberikan aternatif-alternatif nontes yang bisa diadopsi langsung atau
disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan yang dilengkapi dengan instrumen
rubrik penilaian. Rubrik penilaian dirancang untuk memenuhi kebutuhan penilaian
ketiga aspek, yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan, oleh karena itu
diusahakan pada setiap kegiatan ada ketiga aspek yang menjadi bahan pengamatan
dan penilaian bagi guru.
Berikut adalah
contoh-contoh instrumen penilaian yang dapat ditemukan di buku guru.
Apabila rubrik penilaian di
dalam Buku Guru, belum sesuai, maka guru dapat melakukan perbaikan dan
penyesuaian. Pada contoh di atas, kriteria 3 dan 4 lebih merupakan penilaian
untuk produk berupa cerita, padahal kegiatannya adalah membuat laporan,
sehingga kriteria itu perlu diperbaiki.
Contoh Perbaikan:
Kriteria: 3. Penggunaan Sumber Belajar untuk
Pengamatan
Kriteria: 4. Sistematika Penyajian Laporan
Comments
Post a Comment