contoh laporan perbaikan
LAPORAN
PERBAIKAN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III MI AL
HIDAYAH BANYUURIP
DI
SUSUN OLEH
IKHSAN
NIM:820022131
NIM:820022131
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA ( U T )
PALEMBANG
2014
UNIVERSITAS TERBUKA ( U T )
PALEMBANG
2014
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan meyusun laporan penelitian
tindakan kelas (PTK) yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
PDGK 4501 pemantapan kemampuan Profesional (PKP), adapun langkah-langkah yang
dilakukan adalah
- Mengidentifikasi Masalah
- Menganalisis Masalah
- Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
Penelitian ini Berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Pecahan Dengan Metode Resitasi(Penugasan) Pada Siswa Kelas III MI
AL-HIDAYAH KEC.TANJUNG LAGO ”. Melalui metode
diskusi kelompok dengan media gambar diperoleh hasil belajar siswa yang semakin
meningkat dan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan.
Kata kunci
“PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAPAT:
1.
Meningkatkan hasil
belajar siswa
2.
Meningkatkan
efektifitas belajar siswa
3.
Menumbuhkan percaya diri pada
siswa untuk bertanya jawab.
BAB 1
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang Masalah
Masalah
rendahnya mutu sekolah sudah sangat sering dikeluhkan masyarakat.Hal ini peran
guru merupakan salah satu unsur yang dianggap sangat menentukan. Dengan kata
lain, rendahnya mutu sekolah dipandang mempunyai kaitan langsung dengan rendahnya mutu guru. Orang tua melihat
sekolah,terutama dilihat dari mutu gurunya.Sebab guru yang rendah menyebabkan
mutu sekolah yang rendah pula. Sebagian besar guru dianggap mutunya rendah.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan,guru harus
memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas siswa. Guru sebagai agen
pembelajaran diharapkan mampu menciptakan proses belajar mengajar yang menarik
sehingga menumbuhkan motivasi belajar siswa. Proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta
didik atas dasar hubungan timbale balik
yang berlangsung dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi atau hubungan timbal balik
antar guru dan peserta didik merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
belajar mengajar. Oleh
karena itu, seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi, paradigma pembelajaran di sekolah
banyak mengalami perubahan.dalam hal ini seorang guru di tuntut tidak semata-mata hanya memberikan
pengajaran yang sifatnya teks book kepada siswa, melainkan harus mampu
membangun pengetahuandalampikiranya.Sementara itu, mata pelajaran matematika
merupakan ilmu universal yang mendasri perkembangan teknologi modern, mempunyai
peranan dalam berbagai disiplin ilmu dan
memajukan daya piker manusia.semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi dewasa ini di landasi oleh perkembangan matematika.untuk
menguasai dan menciptakan teknologi di perlukan pengusaan matematika yang kuat
sejak dini.
Namun pada kenyataannya, para siswa umum menganggap
matematika adalah mata pelajaran yang menakutkan sehinga terkesan membosan
dalam mempelajarinya. Oleh sebab itu, hasil belajar matematika cenderung di
rendah bahkan selalu di bawah ketentuan minimal.Kondisi
kelas III jumlah siswa 30 orang pada MI AL-HIDAYAH Kec.Tanjung Lago relative hiterogen,baik dari segi ekonomi,
kemampuan akademik, aktifitas ,maupun sarana yang dimilikinya. Berdasarkan segi
kepemilikan buku, dari seluruh siswa kelas III
dengan jumlah siswa 30 orang Mi Al-Hidayah Kec.Tanjung lago masing-masing siswa hanya memiliki satu buku
pegangan yangdimiliki dari sekolahan.berdasarkan kenyataan ini, terlihat bahwa kemampuan untuk
belajar dan membaca sangat rendah.
Pada proses pembelajaran mata pelajran matematika yang telah dilaksanakan di temukan bahwa kemampuan bertnya dan menjawab pertanyaan masih sangat rendah.hal ini terlihat pada saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya,siswa kebanyakan siswa diam dan saling pandang antar temanya dengan tanpa ada yang menyampaikan pertanyaan. Bila dipersentasikan hanya 10% siswa (5 dari 30 siswa)yang aktif baik bertanya maupun yang menjawab pertanyaan dari guru.Untuk meningkatkan kegembiraannya dan pengembangan kegiatan belajar siswa, guru harus berusaha merangsang dan memberikan dorongan belajar pada siswa sehingga terjadi interaksi dalam prose belajar mengajar. Upaya pencaian tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran dapat terlaksanakan jika guru memilih model pembelajaran yang di perkirakan tepat untuk di pakai pada proses pembelajaran.Metode pemberian tugas (relitas) merupakan salah satu metode pengajaran yang dapat digunakan untuk mengaktifkan cara belajar siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat seiring dengan meningkatnya penguasaan terhadap materi pelajaran.Pemberian tugas mandiri pada awal proses belajar dianggap sebagai pengalaman dasar bagi siswa untuk menerima pelajaran baru,karena siswa telah mempelajari materi sebelum diajarkan di kelas.Kegiatan belajar yang dilakukan siswa sebelum materi diajarkan di kelas dapat membantu siswa dalam mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran yang akan diberikan. Hal ini dikarenakan siswa lebih memiliki pengetahuan dasar tentang materi yang akan dipelajari di kelas,kemudian akan lebih mudah mengingat,memahami bahkan menerapkan pelajaran tersebut ke dalam soal – soal dan apabila guru menerangkan di kelas mereka telah dapat mengevaluasi materi yang dipelajarinya.
Pada proses pembelajaran mata pelajran matematika yang telah dilaksanakan di temukan bahwa kemampuan bertnya dan menjawab pertanyaan masih sangat rendah.hal ini terlihat pada saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya,siswa kebanyakan siswa diam dan saling pandang antar temanya dengan tanpa ada yang menyampaikan pertanyaan. Bila dipersentasikan hanya 10% siswa (5 dari 30 siswa)yang aktif baik bertanya maupun yang menjawab pertanyaan dari guru.Untuk meningkatkan kegembiraannya dan pengembangan kegiatan belajar siswa, guru harus berusaha merangsang dan memberikan dorongan belajar pada siswa sehingga terjadi interaksi dalam prose belajar mengajar. Upaya pencaian tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran dapat terlaksanakan jika guru memilih model pembelajaran yang di perkirakan tepat untuk di pakai pada proses pembelajaran.Metode pemberian tugas (relitas) merupakan salah satu metode pengajaran yang dapat digunakan untuk mengaktifkan cara belajar siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat seiring dengan meningkatnya penguasaan terhadap materi pelajaran.Pemberian tugas mandiri pada awal proses belajar dianggap sebagai pengalaman dasar bagi siswa untuk menerima pelajaran baru,karena siswa telah mempelajari materi sebelum diajarkan di kelas.Kegiatan belajar yang dilakukan siswa sebelum materi diajarkan di kelas dapat membantu siswa dalam mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran yang akan diberikan. Hal ini dikarenakan siswa lebih memiliki pengetahuan dasar tentang materi yang akan dipelajari di kelas,kemudian akan lebih mudah mengingat,memahami bahkan menerapkan pelajaran tersebut ke dalam soal – soal dan apabila guru menerangkan di kelas mereka telah dapat mengevaluasi materi yang dipelajarinya.
Sehubungan dengan itu peneliti melakukan penelitian perbaikan
pembelajaran di Mi Al-Hidayah Kec.Tanjung
Lago Kab.Banyuasin dengan alas an bahwa metode demontrasi lebih cocok di
gunakan untuk meningkatkan akitivitas belajar siswa dan meningkatkan hasil
belajar siswa. Aktivitas siswa diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa lah yang
seharusnya sangat aktif, sebab siswa sebagai subjek didik adlah yang
merencanakan,dansiswa sendiri yang melaksanakan belajar.
Dengan melihat paparan yang sudah dijelaskan diatas,serta melihat perolehan hasil belajar matematika siswa kelas III Mi Al-Hidayah Kec.Tanjung Lago yang masih jauh dari hasil belajar yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka penulis mencoba melakukan penelitian perbaikan pembelajaran terhadap mekanisme belajar mengajar yaitu dengan menggunakan kajian meningkatkan kemampuan memahami pecahan.
Dengan melihat paparan yang sudah dijelaskan diatas,serta melihat perolehan hasil belajar matematika siswa kelas III Mi Al-Hidayah Kec.Tanjung Lago yang masih jauh dari hasil belajar yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka penulis mencoba melakukan penelitian perbaikan pembelajaran terhadap mekanisme belajar mengajar yaitu dengan menggunakan kajian meningkatkan kemampuan memahami pecahan.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil penilain dari 30 siswa kelas III MI
Al-hidayah Kec.Tanjung Lago hanya 5 siswa yang mencapai ketuntasan belajar.
Secara klasifikasi berati hasil belajar
belum tuntas.dari data tersebut dapat dijadikan indicator bahwa
kemungkinan penyebab rendahnya hasil belajar matematika sebagai berikut:
1. Guru memberikan materi tidak menggunakan media.
2. Guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan media.
3. Guru tidak siap melakukan
proses pembelajaran di kelas.
4. Penjelasan guru yang terlalu
banyak pemaparan.
5. Guru menyampaikan materi
pembelajaran terlalu cepat.
6. Siswa tidak aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
7. Hasil belajar belum
memuaskan.sebanyak 30 siswa, hanya 5 siswa
yang sudah mencapai criteria
ketuntasan belajar.
Untuk
mengatasi hal ini, sebagai guru perlu
mengadakan perbaikan dengan memperbanyak
dan memvariasikan beberapa metode pembelajaran, meningkatkan keaktifan siswa, dan menggunakan beberapa media
pembelajaran yang di sesuaikan dengan
criteria pembelajaran matematika.
2.
Analisis masalah
Dilihat
dari masalah yang di hadapi dalam penelitian ini. Ada beberapa faktor yang membuat kegiatan pembelajaran yang di
laksanakan peneliti pada siswa kelas III MI Al- Hidayah banyuurip diantaranya
yaitu:
1)
Siswa kurang aktiv
bertanya jawab dengan guru
2)
Kurang memperhatikan
penjelasan yang dilakukan guru
3)
Siswa masih malu- malu
untuk berunjuk tangan.
Sehingga menyebabkan kurangnya
tingkat pemahaman siswa dalam materi pecahan tersebut. Dan membuat hasil
belajar mereka kurang memuaskan.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dengan cara menggunakan alat peraga
untuk memudahkan siswa lebih memahami dan mengerti atau lebih menguasai materi tersebut. Dan siswa
dapat termotivasi lagi dalam belajar dan lebih tertarik untuk mendengarkan
penjelasan yang di sampaikan guru, serta melibatkan siswa dalam memecahan
masalah. Sehingga hasil belajar siswa kelas III MI Al- Hidayah Banyuurip
mendapatkan nilai yang memuaskan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
hasil penelitian, di atas maka diperlu diadakan penelitian tindakan kelas
untukmelihat hasil belajar terstruktur melalui pemberian tugas dengan rumusan
masalah “Apakah penerapan metode resitasi dapat meningkatkan aktifitas
belajar siswa kelas III Mi Al-hidayah
kec.tanjung lago ?”
C. Hipotesis Tindakan
Rumusan masalah yang
dikemukakan di atas merupan untuk mengatasi masalah yang di dasari oleh kajian
dalam proses pembelajaran matematika sebagai langkah perbaikan.
Beberapa upaya
yang harus di lakukan untuk menjawab permasalahan itu sebagai berikut:
1.
Guru harus bijaksana
dalam menyampaikan materi dengan memberikan contoh contoh dari yang mudah
berangsur untuk berfikir rumit sesuai dengan tingkat usia dini.
2.
Menciptakan hasil belajar konduktif serta penugasan kelas
yang berwibawah dan banyak pendekatan pada siswa.
3.
Pengaturan jadwal yang
sesuai dengan situasi untuk pelajaran matematika.
4.
Usahakan selalu
memotivasi siswa, sehingga minat belajar
berangsur timbul dan melekat pada jiwa siswa.
5.
Guru harus menamkan sikap disiplin yang di
awali pada diri sendiri.
6.
Absen diutamakan,karena
absen berpengaruh pada nilai siswa.
7.
Berikan tugas yang
cukup menantanag dan bila perlu tugas tersebut mencari informasi yang ada
dilingkungannya untuk melaksanan simulasi dengan bermain peran sehingga minat
siswa akan tertantang.
8.
Penggunaan alat peraga
dalam pembelajaran matematika merujuk kepada penggunaan media yang konkrit dan
sederhana agar lebih mudah di mengerti.
9.
Dalam memerankan suatu
kejadian dilakukan oleh siswa,guru hanya membimbing dan mengarahkan siswa.
D . Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan
penelitian perbaikan pembelajaran ini sebagai
berikut:
1.
Mendeskripsikan
pembelajaran matematikadengan metode resitasi
kelas III MI Alhidayah Banyu urip Kec.Tanjung Lago.
2.
mendeskripsikan
peningkatan hasil belajar siswa kelas III MI alhidayah kecamatan tanjung
lago melalui metode resitasi(penugasan). E.Manfaat Penelitian
Perbaikan Pembelajaran Hasil
penelitian perbaikan pembelajaran yang
di lakukan di kelas III Mi
Alhidayah banyu urip kec. Tanjung
lago di harapkan bermanfaat sebagai
berikut:
1.
Siswa;
a.
Untuk meningkatkan
keaktifan siswa dalam kegiatan Pembelajaran. b. Untuk meningkatkan pemahaman siswa pada
pembelajaran matematika.
c.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru;
a. Untuk
meningkatkan kteafitas guru menggunakan metode dalam kegiatan pembelajaran.
b.
Untuk membantu guru dalam mengembangkan profesi secara profesi
c.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Untuk Lembaga Pendidikan
a. Ikut berperan
aktif dalam member sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah.
b. Membantu terwujudnya misi sekolah yang
direncankan, yaitu unggul dalam prestasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
I. Landasan Teori
A. Matematika
Istilah matematika berasal dari
bahasa yunani “mathematikos’ secara ilmu pasti, atau ‘mathesis’ yang berarti
ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak di tarik
berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi jelas kesimpulan yang di tarik dari
kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi (ensiklopedia indonesia). Dalam Garis Besar
Program Pembelajaran (GBPP) terdapat istilah Matematika Sekolah yang
dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang
terdapat dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada
jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Direkdiknas: 1994).
a.
Pengertian pecahan
Pecahan
dapat di artikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar,
bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai
dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh
adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut.
b.
Pecahan sebagai bilangan pembagi
Pecahan
dapat diartikan sebagai bilangan pembagi maksudnya adalah pembilang.
B.
Definisi
pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara,
menjadi orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman, (KBBI,
1994:14). Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68) mengemukakan
bahwa pembelajaran adalah proses pengelolahan lingkungan seseorang yang dengan
sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau
mempertunjukan tingkah laku tertentu
pula.
Belajar memiliki tiga atribut pokok
yaitu;
a.
Belajar merupakan
proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan
b.
Hasil belajar berupa
perubahan prilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik maupun efektif.
c.
Belajar berlangsung
memulai pengalaman, baik pengalaman langsung maupun pengalaman tidak langsung
(melalui pengamatan). Dengan kata lain belajar di dalam interaksi dengan
lingkungan (lingkungan fisik dan lingkungan sosial).
Menurut Gagne dalam kutipan
Martinis Yamin belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dimana setelah belajar
tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai akan tetapi
siswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan pemikirannya
karena belajar proses kognitif, Martinis Yamin (2007: 106), selain itu belajar
menurut Watsot dalam kutipan Asri Budiningsih adalah proses interaksi antara
stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk
tingkah laku yang dapat diamati dan dapat di ukur (Asri Budiningsih 2005:22).
Sedangkan menurut (Nana Sudjana 2008:28) definisi belajar adalah proses yang di
arahkan pada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah
proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.Dari beberapa definisi belajar
diatas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan interaksi antara
individu untuk memperoleh perubahan kemampuan, perubahan tingkah laku yang di
dapat dari pengalaman dan akan bertahan lama.
C. Hasil Belajar
a.
Pengertian
hasil belajar
Hasil belajar adalah tercapainyai
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dalam suatu proses belajar mengajar. Hasil
belajar di indikasikan daya serap bahan pengajaran yang di ajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.Winarno Surachmad
menyatakan hasil belajar merupakan nilai hasil belajar yang menentukan berhasil
tidaknya siswa dalam belajar. Hal tersebut berarti hasil belajar merupakan
hasil dari proses belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorif
hasil
belajar pada dasarnya berkaitan pula dengan hasil kegiatan belajar adalah suatu
proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan kebiasaan,
kecakapan,bertambah daya, pikir, sikap, dan lain-lain. (Soetomo, 1993:
120).Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2000 tentang pendidikan nasional
menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi pembelajaran
adalah peroses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu
lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu, yang dicapai
dalam belajar, Pengertian hasil belajar itu sendiri dapat diketahui dari para ahli pendidikan. Hasil belajar
berasal dari kata hasil dari kegiatan belajar. Agar tidak menyimpang dari
pengertian sesungguhnya maka perlu dijelaskan secara perkata terlebih dahulu. Hasil
belajar gabungan dari kata hasil dan kata belajar. Hasil belajar sebagai
keberhasilan usaha yang dapat di capai (winkel. 1998:162).Dalam hasil belajar
meliput kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.hasil belajar yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil akademis yaitu hasil yang di
capai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang telah di rumuskan
guru baik berupa kognitif, afektif,
maupun dari segi psikomotornya. Dalam proses belajar dan mengajar seorang guru
wajib menentukan tujuan pembelajaran umum maupun khusus. Untuk mengukur hasil
belajar siswa yang di capai siswa harus mampu mengevaluasi belajar siswa,
dengan begitu siswa dapat dilihat kemampuanya.
Jadi hasil belajar dapat diartikan
sebagai hasil belajar yang telah di capai siswa setelah mengikuti hasil kegiatan
proses belajar dan mengajar, baik yang menyangkut segi kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Hasil yng di maksud dalam penelitian tindakan kelas ini,
berupa hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam
waktu tertentu. Sedangkan dalam kaitannya dengan penelitian ini, hasil belajar
adalah peningkatan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan guru. Jeromi S. Bruner dari Universitas Harvard menjadi sangat
terkenal dalam dunia pendidikan umumnya dan pendidikan matematika khususnya.
Bruner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal
peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan
kembali peristiwa atau benda tersebut di dalam pikirannya, yaitu suatu model
mental tentang peristiwa atau benda yang dialaminya atau di kenalnya. Hal-hal
tersebut dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang terbagi tiga tahap
1.
Tahap Enaktif atau
tahap kegiatan (Enavtive)
2.
Tahap Ikonik atau tahap
gambar bayangan (Iconic)
3.
Tahap Simbolik
(Simbolic)
b. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar
1.
Faktor intern, yaitu
faktor yang timbul dari siswa itu sendiri.
a.
Faktor jasmaniah
b.
Faktor psikologis
c.
Faktor kelelahan
2.
Faktor ekstern, yaitu
faktor yang timbul dari luar diri anak.
a.
Faktor keluarga
b.
Faktor sekolaah
c.
Faktormasyarakat
D. Alat peraga Alat
peraga disebut juga alat bantu pelajar. Alat peraga yang dugunakan sebagai alat
bantu dalam pembelajaran, maka pembelajaran menjadi lebih berkualitas dan
efektif. Menurut Heinich (1996) menyatakan bahwa keserluruhan sejarah, media dan teknologi telah mempengaruhi
pendidikan. Media merupakan jamak dari kata medium adalah suatu seluruh komunikasi.
Diturunkan dari bahasa latin yang
berarti “antara” . Istilah ini yang membawa informasi kepenerima tercetak,
komputer dari instruktur. Yang demikian ini di pandang sebagai media ketika
mereka membawa pesan dengan suatu maksud pembelajaran
Alat peraga sebagai media
pembelajaran dapat menjadi materi pembelajaran yang disampaikan lebih mudah di cerna siswa. Alat peraga menambah
konkret materi pembelajaran yang di sampaikan guru sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan akan lebih bermakna bagi kehidupan siswa. Karena itulah guru
matematika yang dalam pembelajaran menggunakan alat peraga akan memperoleh
keuntungan sebagai berikut:
1.
Siswa menjadi tumbuh
minatnya terhadap pelajaran yang sedang di ajarkan
2.
Konsep abstrak
matematika tersajikan dalam bentuk konkret dan karena itu lebih di pahami dan
di mengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat lebih rendah.
Alat peraga
dapat disebut juga alat bantu dalam pembelajaran. Dalam kegiatan pendidikan,
alat peraga sering pula disebut dengan media pembelajaran oleh karena itu dalam
hal ini peneliti tadak akan mempersoalkan istilah tersebut. Secara harfiah kata
media memiliki arti “perantara” atau “pengantar” atau “peraga” (Depag RI, 2004:
11) Ada dua manfaat pentinga
alat peraga dalam pembelajaran matematika di SD/MI antara lain:
a.
Secara psikologi, taraf
berpikir siswa di SD/ MI masih berbeda pada tahap operasi konkret, sedangkan subtansi matematika
bersifat abstrak sehingga dengan memanfaatkan alat peraga siswa akan lebih
mudah memahami kosep prinsip matematika yang abstrak tersebut.
b.
Pemanfaatan alat peraga
dalam pembelajran matematika di SD/ MI dapat menunbuhkan rasa senang siswa
dalam belajar matematika.
Alat peraga dalam pembelajran alternatif adalah alat
peraga matematika yang diperlukan dalam pembelajaran matematika MI khususnya
kelas III yang dapat di buat sendiri
oleh guru atau siswa dengan bimbingan guru menggunakan alat atau bahan yang ada
di sekitar sekolah.Dalam materi pecahan yang di dalamnya berbentuk pecahan
biasa seperti ,
.
Dalam materi ini kita dapat menggunakan alat peraga yang diantaranya adalah:
1.
Menggunakan gambar
E. Hipotensi
Hipotensi yang di anjurkan dalam proposal ini
adalah: “Melalui alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kelas III MI Al- Hidayah Banyuurip”
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, dan
Waktu penelitian serta Pihak yang Membantu
1.
Subjek
penelitian
Subjek dalam penelitian kelas ini adalah
kelas III MI Al- Hidayah Banyuurip Kec. Tanjung lago Kab. Banyuasin, berjumlah
30 orang. Yang terdiri dari 11 anak laki- laki dan 19 anak perempuan. Selain
itu penulis pengajar siswa kelas III.
2.
Tempat
Penelitian
Dalam penelitian ini mengambil lokasi di
MI Al- Hidayah Banyuurip, Kec. Tanjung Lago Kab. Banyuasin. Penulis mengambil
lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan mengajar pada sekolah
tersebut,sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan
subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
3.
Waktu
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan
bulan April. Waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian
tersebut pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Adapun jadwal dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Jadwal penelitian
Jadwal penelitian
No
|
Siklus
|
Materi
pelajaran
|
Tanggal
pelaksanaan
|
1
|
Pra
siklus
|
Mengenal
arti pecahan
|
25 Maret 2014
|
2
|
Pertama
|
Pecahan
sederhana
|
1 April 2014
|
3
|
Kedua
|
Menulis,membacalambang
pecahan sederhana
|
10
April 2014
|
4.
Pihak yang Membantu Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pihak
yang terlibat pada penelitian tindakan kelas ini yaitu
peneliti sendiri dan dibantu oleh:
peneliti sendiri dan dibantu oleh:
·
Teman Sejawat sebagai
Supervesor 2
Nama/NIY :
Zubaidah
NPWP : 46.693.812.3-314.000
·
Kepala
Sekolah Mi Al-hidayah Banyu Urip,Kec.Tanjung Lago
Nama/NIY :Rosidah S,Pd
NPWP :
·
Dosen
Pembimbing sebagai Supervisor 1
Nama/NIP : Sunarno S,Pd /196606131999031002
B. Desain Prosedur perbaikan penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam
hal ini menggunakan beberapa siklus, tiap siklus terdiri dari kegiatan:
1.
Perencanaan
a.
Penelitian melakukan
analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan
kepada siswa pada mata pelajaran matematika materi pecahan dengan menggunakan
alat peraga.
b.
Membuat RPP
c.
Membuat lembar kerja
siswa (LKS)
d.
Menyusun alat peraga/
evaluasi
2.
Pelaksanaan tindakan
Tindakan yang bermaksud yaitu
tindakanyang di lakukan secara sadar dan terkendali,yang merupakan variasi
praktik yang cermat dan bijaksana.salah satu perbedaan antara penelitian
tindakan dan penelitian biasa adalah bahwa penelitian tindakan diamati,dengan
maksud untuk mengumpulkan bukti tentang tindakan mereka agar dapat
sepenuhnyamenilainya.
3.
Pengamatan
Pengamatan atau observasi untuk
mendokumentasikan pengalaman tindakan terkait.observasi yang cermat dibutuhkan
karena tindakan dibatasi oleh keadaan realitas,dan semua kendala yang belum
pernah dapat dilihat dengan jelas pada waktu yang lalu.objek observasi adalah
seluruh proses tindakan yang terkait, pengaruhnya(yang disengaja dan tidak
disengaja),keadaan dan kendala tindakan direncanakan dan pengaruhnya, serta
persoalan lain yang muncul dalam konsep terkait.observasi dalam PTK adalah kegiatan
pengumpulan data yang berupa prose perubahan
kinerja PBM.
4.
Refleksi
Refleksi
adalah mengingat dan merenungakn suatu tindakan persis seperti,yang
telah di catat dalam observasi.refleksi berusaha memahami proses,
masalah,persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis.refleksi
biasanya dibantu dengan diskusi,refleksi member dasar rencana
perbaikan.refleksi merupakan kegiatan analisis,interprestasi dan eksplanasi
terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksaan tindakan.
C. Prasiklus
Pada
proses pembelajaran awal (prasiklus ) dengan materi mengenal pecahan sederhana dilaksanakan
pada hari Selasa , Tanggal 25 maret 2014. Pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran dengan waktu 2 x 35 Menit, dengan
mengikuti sistematika sebagai berikut : perencanaan, pelaksanaan,, evaluasi dan
refleksi.
Proses perencanaan pembelajaran pada kegiatan
prasiklus ini dilaksanakan pembelajaran
dengan rencana tindakan sebagai berikut :
Ø Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP 0 )
Ø Melaksanakan
rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam
proses membelajarkan siswa di dalam kelas. dengan urutan tindakan sebagai
berikut :
Ø Kegiatan
Awal
Ø Kegiatan
Inti
Ø Kegiatan
Akhir
Ø Evaluasi
Pada saat pembelajaran berlangsung guru
melakukan pengamatan keaktifan dan kemampuan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran dan setelah proses pembelajaran selesai guru mengadakan evaluasi
berupa test individual sebagai tolak ukur kerhasilan proses pembelajaran. soal
berjumlah 5 butir soal essay dengan skor
maksimal 100, , kemudian diperoleh skor akhir yang akan menentukan siswa mana
yang memperoleh skor atau nilai tertinggi.
Berdasarkan
hasil hasil evaluasi pada akhir proses pembelajaran bahwa hasil test belajar
siswa sangat rendah, hampir 50% siswa memperoleh nilai dibawah Standar
Ketuntasan Minimum ( KKM ) yang telah ditetapkan sebesar 65,atau 6 siswa yang
belum tuntas dari 30 siswa keseluruhan, dengan nilai rata-rata 63, dari hasil
analisis diatas, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran, hal ini
laksanakan karena kreteria keberhasilan
secara umum apabila hasil belajar siswa 85% tuntas.kegiatan prasiklus ini berguna untuk menentukan rencana pada siklus
penelitian selanjutnya. Hasil Penelitian Pra
Siklus
1.1 Siklus 0
Pada Pra siklus terdapat 5 siswa yang baru mencapai
ketuntasan. Ini karena siswa tersebut sudah bosan dengan metode cerama dan
pemberian tugas dan yang selalu di pakai guru mengajar dengan tidak menggunakan
alat peraga.
Dari Pra siklus ini terlihat dari masing-masing siswa yang
mencapai ketuntasan dengan kata lain dari 30 siswa baru 5 siswa yang mencapai
ketuntasan atau sekitar 55% siswa yang
mendapat nilai 70 ada 3 siswa dan mendapatkan nilai 60 ada 2 siswa.
Ini menujukan bahwa hasil belajar
siswa pada pra siklus belum berhasil sesuai dengan kriteria yang telah di
tetapkan. Tes evaluasi dilaksanakan setiap akhir pelajaran dengan waktu kira-kira
15 menit. Hasil tes di analisis oleh guru dan teman sejawat dalam belajar.
Dari pengamatan yang di lakukan oleh
teman sejawat ada beberapa hambatan yang
membuat belum tuntasnya penelitian antara lain:
a)
Hambatan
1.
Baru sekitar 20% siswa
yang berani tujuk tangan
2.
Buku pegangan yang
jumlahnya sedikit sehingga siswa agak mengalami kesulitan dalam belajar
3.
Masih ada siswa yang
bingung dan belum mengerti tentang bentuk pecahan
4.
Ketidak adaan alat
peraga di sekolah
b)
Pemecahan
1.
Mengadakan pendekatan
dengan siswa tersebut dan mencoba memberi penguatan yang positif sehingga anak
termotivasi untuk tunjuk tangan.
2.
Membuat alat peraga
yang lebih bervariasi sehingga lebih menarik.
3.
Menjelaskan lebih
terperinci lagi tentang penjumlahan pecahan biasa
1.2.
Siklus I
Penelitian ini dilakukan oleh
peneliti sendiri.Penelitian pada siklus I inidilaksanakan selama 1kali pertemuan dengan (2 x 35 menit) . Pada materi membandingkan pecahan sederhana
adapun waktu pelaksanaan penelitian pada siklusIadalah: Selasa, 01april 2014 Pelaksanaan kegiatan
penelitian mengikuti sistematika sebagai berikut: perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, evaluasi dan refleksi.
a.
Perencanaan
Tindakan
Pembelajaran pada penelitian ini menggunakan media gambar/audio
visual. Pada penelitian siklus I dilaksanakan pembelajaran dengan rencana
tindakan sebagai berikut :
Ø
Menetapkan kelas 3
sebagai subyek.
Ø
Menyiapkan program semester ganap.
Ø
Menyiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Ø
Melaksanakan rencana
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi
pembelajaran.
Ø
Menggunakan media gambar/audio visual dalam setiap pembelajaran
Ø
Menyiapkan lember
Observasi
Ø
Menyiapkan Lembar
Penilaian atau LKS.
b.
Pelaksanaan
Tindakan Pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan dalam proses membelajarkansiswa di dalam kelas.
Setiap tatap muka menggunakan media
gambar/audio visual dengan urutan tindakan sebagai
berikut :
a. Kegiatan
Awal
Ø Apersepsi
Ø Memotivasi
siswa
Ø Menyampaikan tujuan pembelajaran
Ø Menyampaikan Kompetensi dasar
dan indikator pembelajaran
b. Kegiatan inti
Merealisasikan rencana tindakan
yang sudah dibuat sebelumnya,seperti pada kegiatan inti pada proses
pembelajaran yang telah direncanakan dibawah ini:
Ø Guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada semua siswa mengenai bangun kubus.
Ø Guru
mengajak siswa untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan–pertanyaan itu.
Ø Guru
membagi kelompok secara berpasangan dengan teman sebangkunya.
Ø Guru
meminta seorang siswa dari pasangannya itu mempersentasikan materi yang baru
diterima dan pasanganya mendengarkan
kemudian berganti peran, begitu juga kelompok lain
Ø Guru
meminta siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil dialog dengan teman
pasangannya.
Ø Guru
dan siswa Membuat kesimpulan hasil pembelajaran yang berlangsung.
Ø Guru memberikan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh masing- masing siswa dalam bentuk lembar kerja atau LKS
Ø
Guru
bersama siswa membahas bersama hasil kerja siswa.
Ø Guru
memberi penghargaan kepada siswa yang nilainya bagus.
c. Kegiatan Akhir
Ø Memberitahukan
tentang materi pembelajaran minggu berikutnya
Ø Memberikan
tugas kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya
c.
Observasi
Selama proses
pembelajaran berlangsung minat belajar siswa terus diamati selama pertemuan
dalam siklus I dengan alat pengumpul data lembar observasi/ pengamatan dan data
hasil penilaian keterampilan berbicara siswa, hasil pengamatan menunjukkan
minat belajar siswa sudah menunjukkan peningkatan dari kegiatan prasiklus yaitu
sebesar 80% sedangkan hasil tes evaluasi akhir pelajaran menunjukkan rata-rata
72,5 atau 20% belum tuntas.
d.
Evaluasi
dan refleksi
Ø
Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi
dapat diketahui hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui media gambar/audio visual setelah
proses pembelajaran berlangsung
belum memuaskan.
Ø
Apersepsi
Ø
Memotivasi siswa
Ø
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Ø
Menyampaikan
Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran
Ø
Melakukan evaluasi
tindakan bersama mitra mengenai pembelajaran yang telah di lakukan.
Ø
Memperbaiki pelaksanaan
tindakan sesuai hasil evaluasi yang nantinya akan di gunakan pada siklus
berikutnya.
1.3.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan selama 1 kali pertemuan,
dengan waktu 1 kali pertemuan (2 x 35 menit).
dengan materi yang berbeda, materi pada siklus II ini adalah Memecahkan masalah yang
berkaitan dengan pecahan sederhana. Adapun waktu pelaksanaan penelitian pada
siklus II adalah kamis,10 april 201 Pelaksanaan kegiatan penelitian mengikuti sistematika sebagai
berikut : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan refleksi.
berikut : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan refleksi.
a. perencanaan
peneliti
membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus
pertama(sebelumnya).
b.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan dalam proses membelajarkan siswa di dalam kelas. Setiap tatap muka menggunakan media gambar/ audio visual
dengan urutan tindakan hampir sama dengan siklus I yaitu: Tindakan guru
seminggu sebelumnya: Sebagai perbedaan tindakan dari siklus I yang merupakan
tindakan tambahan pada siklus II yakni :
. Merubah
pasangan kelompok atau pasangan duduk
Ø Mengubah materi pembelajaran / KD berikutnya.
Ø Menggunakan
media gambar / audio
visual dalam pembelajaran
Kegiatan Awal
Ø Apersepsi
1.
Guru mengenalkan gambar
bangun ruang kubus.
2.
Guru menunjuk salah
satu siswa untuk menyebutkan beberapa pecahan sederhana.
Ø Memotivasi siswa
Anak-anak
sekalian mari kita semua menghargai jasa para Pahlawan yang telah
mempertahankan kemerdekaan kita dengan cara mengisi kemerdekaan dengan belajar
dan bekerja keras.
Ø Menyampaiakn tujuan pembelajaran
Tujuan
pembelajaran ini memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana
dari beberapa bangun ruang kubus.
Ø Menyampaikan
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
Ø Menyajikan
informasi kepada siswa untuk membaca buku gambar dan buku paket
Ø Menyampaikan
materi pelajaran
Ø Guru
meminta pada siswa agar berdiskusi.
Ø Guru
meminta pada siswa untuk mencatat materi yang dianggap penting dari kasil diskusinya.
Ø Guru
meminta seorang siswa dari pasangannya itu mempersentasikan materi yang baru
diterima dan pasanganya mendengarkan kemudian berganti peran, begitu juga
kelompok lain
Ø Guru
meminta siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil dialog dengan teman
pasangannya
Ø Guru
mengulangi/menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa
Ø Membantu
membenarkan kesimpulan hasil pembelajaran yang diperoleh siswa, jika belum
benar
Ø Siswa secara individu memgerjakan lembar kerja siswa /LKS
Ø Guru
bersama siswa membahas hasil kerja siswa.
Ø Guru
memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat nilainya tertinggi
Kegiatan Akhir
Ø Memberitahukan
tentang materi pembelajaran minggu berikutnya
Ø Memberikan
tugas kepada siswa untuk mempelajari materi berikutny.
c.
Observasi
Selama proses
pembelajaran berlangsung dalam siklus II ini hasil belajar siswa terus
diamati dengan alat pengumpul data
lembar observasi dan data hasil test individual, hasil pengamatan menunjukkan
minat belajar siswa meningkat yaitu 90% dan hasil tes individu diperoleh rata-rata
79,5 atau sudah mencapai 85% tuntasan.
d. Evaluasi dan refleksi
Penilaian
keterampilan berbicara siswa diambil selama proses kegiatan pembelajaran
berlangsung. Sebagai data pendukung penelitian data siklus II yang diperoleh
dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa tentang menghargai tokoh-tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan melalui media gambar/audio visual pada siswai
kelas III MI ALHIDAYAH.
dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu matematika, telah terbukti.
D. Tehnik Analisis Data
Dalam
penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti yaitu:
1.
Data kuantitatif atau
(nilai belajar siswa) yang dapat di analisis secara deskriptif, yaitu untuk
mencari presentase keberhasilan belajar.
2.
Data kuantitatif, yaitu
data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang
ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran
(kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru
(afektif), perhatian dan lain-lain yang dapat di analisis secara kualitatif.
Analisis
data tes yang digunakan adalah membandingkan data TA, T1dan T2. Jika di
peroleh T2 T1 TA maka di katakan
penelitian ini berhasil.
TA :Ketuntasan
siswa sebelum diberikan tindakan
T1 :Ketuntasan belajar
siswa pada siklus 1
T2 :Ketuntasan belajar
siswa pada siklus 2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Peskripsi, Hasil
Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1.
prasiklus
Kegiatan prasiklus dilakukan pada
tanggal 25 maret 2014,pada prasiklus ini nilai
siswa hanya 10 siswa yang aktif dari 30 siswa dan tidak memenuhi syarat
KKM yaitu 65, sehingga perlu dilakukan perbaikan.Perbaikan pembelajaran
dilakukan melalui penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berlangsung dalam 2
siklus, dalam setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan,pelaksanaan,obserfasi
dan refleksi.
2. Siklus
Pertama
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan
antara lain :
1.
Membuat perencanaan
perbaikan pembelajaran siklus 1 dengan pokok bahasan jenis jenis dan kegunaan uang
2.
Menyiapkan media
pembelajaran pada buku
3.
Menyiapkan pedoman
observasi
4.
Menyiapkan evaluasi
b. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran siklus 1 ini dilakukan pada tanggal 1 april 2014
dengan pokok bahasan mengenal pecahan sederhana. Kegiatan yang dilakukan pada
trahap ini antara lain :
1.
Memberi penjelasan tentang materi pelajaran dengan menggunakan media gambar
2.
Guru menjelaskan tentang pecahan sederhana
3.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
4.
Memberikan penjelasan
kepada siswa untuk bertanya atau
menjawab pertanyaan dari guru
5.
Melakukan observasi
terhadap kegiatan belajar siswa
6.
Melakukan evaluasi
terhadap hasil belajar siswa
c. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan
pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan oleh satu orang supervisor II
yaitu zubaidah,S1.PGSD yang merupakan salah satu guru di Mi Al-Hidayah Banyu
Urip,KEC.Tanjung lago.
d. Refleksi berdasarkan
hasil pengamatan (observasi) dan diskusi dengan supervisor terhadap proses
pembelajaran pada siklus pertama diperoleh temuan bahwa pembelajaran dengan
metode resitasi kurang tepat,sehingga siswa tidak mengertidan memahami
pelajaran,bahkan banyak siswa yang bercerita sendiri. Untuk itu dilakukan
perbaikan pada siklus kedua yaitu dengan metode diskusi kelompok.
3. Siklus Kedua
a. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan antara lain :
1.
Membuat rencana
perbaikan pembelajaran 2 dengan pokok bahasan perbedaan lingkungan alam dan
buatan
2.
Menyiapkan media
pembelajaran gambar klingkungan alam dan buatan
3.
Menyiapkan pedoman
observasi
4.
Menyiapkan evaluasi
b. Pelaksanaan
Kegiatan perencanaan siklus II
dilaksanakan pada tanggal 10 april 2014
Dengan memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana. Kegiatan
yang di lakukan pada tahap ini antara lain :
1.
Guru merubah pasangan
kelompok atau pasangan duduk,menjelaskan materi menggunakan gambar bangun ruang
kubus.
2.
Memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru
3.
Melaksanakan observasi
terhadap kegiatan siswa
4.
Melakukan evaluasi
terhadap belajar siswa
c. Observasi
pada tahap ini
dilaksanakan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan metode pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat oleh satu orang pengamat.
(observasi) atau teman sejawat yaitu zubaida,S1.PGSD yang merupakan salah satu
guru di Mi Al-Hidayah Tanjun Lago d.
refleksi
berdasarkan
hasil pengamatan (observasi) dan diskusi dengan supervisor terhadap proses
pembelajaran siklus II diperoleh temuan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi kelompok ini siswa lebih mudah memahami pelajaran dan dapat
menarik minat siswa untuk ikut terlibat aktif dalam pembelajaran. Sehingga
siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru. Terbukti hasil belajar yang diperoleh siswa mancapai ketuntasan
90%,dan memenuhi KKM.
Siklus I
1.
Hasil pengolahan data
Bagian
ini memuat data dan pengolahan data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi terhadap
aktifitas belajar siswa dan hasil evaluasi yang dilakukan dalam proses
pembelajaran tersaji pada tabel I berikut ini
Tabel
I Aktivitas belajar siswa kelas III dalam pembelajaran matematika
No
|
Keterlibatan
peserta didik dalam belajar
|
Sebelum
perbaikan
|
Siklus 1
|
||
Jumlah siswa
|
%
|
Jumlah siswa
|
%
|
||
1
|
Terlibat aktif
|
10
|
50
|
15
|
65
|
2
|
Terlibat pasif
|
15
|
65
|
8
|
32
|
3
|
Tidak terlibat
|
5
|
5
|
7
|
15
|
|
Jumlah
|
30
|
90
|
30
|
90
|
Keterangan
:
1.
Terlibat aktif artinya
siswa menyimak dengan sungguh-sungguh, aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
dengan benar tentang materi pelajaran.
2.
Terlibat pasif, artinya
siswa menyimak dengan sungguh-sungguh tetapi tidak aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan seadanya
3. Tidak
terlibat, artinya siswa duduk dan diam saja,tidak mau bertanya maupun menjawab
pertanyaan.
Berdasarkan tabel I di atas,terlihat bahwa jumlah
dan prosentase siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran sebelum perbaikan
pembelajaran dan setelah perbaikan pembelajaran menunjukkan adanya kenaikan.
Sebelum perbaikan pembelajaran,siswa yang terlibat aktif hanya 10
orang(50.%)kemudian naik menjadi 15 orang(65%) pada siklus I, hal ini berarti
pula bahwa aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika mengalami
peningkatan. belajar siswa sebelum perbaikan dan pada setiap siklus I
pembelajaran lebih jelas tersaji pada
diagram I berikut :
2.
Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi yang dilakukan guru sebelum
pembelajaran dan perbaikan pembelajaran siklus I tersaji pada tabel I hasil
belajar siswa.
Berdasarkan tabel II terlihat bahwa hasil belajar
siswa dalam pembelajaran matematika menukjukan adanya peningkatan dari sebelum
perbaikan pembelajaran keperbaikan pembelajaran pada siklus I, keadaan sebelum
perbaikan pembelajaran, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau
memperoleh nilai >_ 70 baru mencapai10orang (50%), kemudian meningkat menjadi
15 orang (65%) pada siklus I. namun demikian perbaikan pembelajaran matematik
belum dikatakan berhasil karena belum memenuhi syarat ketuntasan belajar, yaitu
>_90% siswa mencapai nilai 70%
Siklus II
1.
Hasil Pengolahan Data Bagian
ini membuat data yang diperoleh berdasarkan hasil obserfasi terhadap aktifitas
belajar siswa dan hasil evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran matematika dikelas III MI Al-hidayah banyu urip.
a.
Hasil Observasi
Hasil observasi
yang dilakukan terhadap aktifitas siswa setelah perbaikan pembelajaran pada
siklus I dan perbaikan pembelajaran pada siklus II tersaji pada tabel berikut:
Keterangan
:
1. Terlibat aktif artinya,siswa
menyimak dengan sungguh-sungguh,aktif
bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar tentang materi pelajaran.
2. Terlibat pasif,artinya siswa
menyimak dengan sungguh-sungguh tetapi tidak aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan seadanya.
3. Tidak terlibat, artinya siswa duduk dan diam saja, tidak mau bertanya
maupun menjawab pertanyaan.
Berdasarkan tabel II diatas, terlihat bahwa siswa
dan prosentase siswa yang aktif dalam perbaikan pembelajaran pada siklus I dan perbaiakan pembelajaran pada siklus II
menunjukkan adanya kenaikan. Pada pembelajaran siklus I siswa yang terlibat
aktif15.orang (65%) kemudian meningkat menjadi 25 orang (90%) pada siklus II
hal ini berarti pula bahwa aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika mengalami
peningkatan.
b.
Hasil evaluasi
Hasil
evaluasi yang dilakukan guru sebelum perbaikan pembelajaran dan pada pelajaran
siklus II tersaji pada tabel III hasil belajar siswa.
belajar
siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sisial menunjukkan adanya peningkatan
dari perbaikan pembelajaran siklus I keperbaikan pembelajatan siklus II keadaan
pada perbaikan siklus I jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau
memperoleh nilai >_70 baru mencapai15 orang
(65%) kemudian meningkat menjadi25 orang (90%) pada siklus II.
1.
Hasil pengolahan data
Bagian ini memuat data
yang diperoleh berdasarkan hasil observasi
terhadap aktifitas belajar dan hasil evaluasi yang dilakukan dalam
proses pembelajaranmatematika dikelas
III MI Al-hidayah.
a.
Hasil Observasi
Hasil observasi yang dilakukan terhadap aktifitas siswa setelah perbaikan pembelajaran pada siklus I
dan perbaikan pembelajaran pada siklus II
tersaji pada tabel berikut :
Keterangan :
- Terlibat aktif artinya,siswa menyimak dengan sungguh-sungguh,aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar tentang materi pelajaran.
- terlibat pasif,artinya siswa menyimak dengan sungguh-sungguh tetapi tidak aktif bertanya dan menjawab pertanyaan seadanya.
3.
tidak terlibat, artinya siswa
duduk dan diam saja, tidak mau bertanya maupun menjawab pertanyaan
Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah siswa
dalam prosentase siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran sebelum perbaikan
pembelajaran dan setelah perbaikan
pembelajaran menunjukkan asanya kenaikan.sebelum perbaikan perbeelajaran,siswa
yang terlibat aktif hanya 10 orang (50%)
kemudian naik menjadi15 orang (65%)pada siklus 1 dan 25 orang (90%)pada siklus
II.hal ini berarti bahwa aktifitas dalam pembelajaran matematikamengalami
peningkatan.
Peningkatan hasil belajar siswa sebelum perbaikan
perbelajaran dan pada setiap siklus lebih jelas tersaji pada diagram V berkut
ini:
a. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi yang dilakukan guru sebelum sebelum
perbaikan pembelajaran dan pada setiap siklus pembelajaran tersaji kjelas pada
tabel V hasil belajar siswa
Berdasarkan tabe
III, terliha bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
menunjukkan adanya pe ningkatan dari satu siklus pembelajaran yang lain.
Keadaan sebelum perbaikan pembelajaran jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
belajar atau memperoleh nilai >70
baru mencapai10 orang ( 50% ) kemu ( 65% ) pada siklus satu dan
menibngkat lagi menjadi 25 orang ( 90% ) pada siklus II. Dengan demikian
perbaikan pembelajaran matematika dapat dikatakan berhasil karena sudah
memenuhi ketuntasan belajar,yaitu > 90% siswa mencapai nalai 70.Peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa dan keaadaan sebelum perbaikan pembelajaran
secara lebih jelas tersaji pada diagram berikut:
1.
Deskripsi Temuan dan Hasil Berdasarkan
hasil evaluasi matematika di kelas III MI Al-hidayah sebelum perbaikan pembelajaran terlihat
jumlah siswa yang memperoleh nilai >70 hanya10 orang atau50%dan hanya 25
orang yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas
dan hasil belajar siswa kurang memuaskan. Dari hasil observasi dan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan,kemudian dilakukan diskusi dengan
supervisor dan temen sejawat diperoleh temuan antara lain bahwa penjelasan
materi pembelajaran terlalu abstrak sehingga sulit dimengerti bagi siswa dan
hasil evaluasi peserta didik sangat rendah. Hal ini dikarenakan guru tidak
menggunakan metode pembelajaran yang pas. Sehubungan dengan itu bahwa maka
dilakukan upaya perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
kelompok.proses pembelajaran berikutnya dilakukan melalui Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)yang dilakukan dalam dua siklus.Pada pembelajaran siklus I,dilakukan
upaya perbaikan dengan menggunakan media,hasi observasi dan hasil evaluasi pada
siklus I menunjukkan adanya kenaikan aktifitas belajar dan hasil belajar siswa. Siswa yang terlibat aktif dalam
pembelajaran sebanyak 15 orang (65%) dan memperoleh nilai >70 walaupun telah
menunjukkan adanya peningkatan aktifitas
belajar maupun hasil belajar siswa., namun pembelajaran kurang memuaskan.
Hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran siklus I diperoleh temuan
bahwa media pembelajaran kurang cukupuntuk menunjang pemahaman siswa temtang
materi ini. Sehubungan dengan itu,maka dilakukan upaya perbaikan pembelajaran
siklus II melalui metode diskusi kelompok.
Pembelajaran sebelum perbaikan dan perbaikan
pembelajaran siklus I dan perbaikan
pembelajaran siklus IIdilakukan dalam ruang kelas dengan menggunakan
metode diskusi kelompok. Tindakan ini I
terlihat bahwa10 Dari30 siswa terlibat aktif, sedangkan hanya dua yang terlibat
secara pasif dalam pembelajaran. Hasil belajar nya pun mencapai ketuntasan
sebanyak 25 orang (90%).hal ini
menunjukkan adanya peningkatan aktifitas belajar maupun hasil belajar siswa bila di bandingkan dengan perbaikan
pembelajaran siklus I.dengan demikian hasil yang diperoleh memenuhi target yang
diharapkan yaitu >90% siswa
memperoleh nilai >70
Berdasarkan hasil-hasil yang
diperoleh pada siklus I dan siklus II terlihat bahwa perbaikan
pembelajaran adalah meningkatkan hasi
belajar siswa atau meningkatkan pemahaman materi yang diajarkan.
B. Pembahasan Hasil
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan tehadap
upaya perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II ternyata penggunaan
metode diskusi kelompok dan media gambar pada pembelajaran matematika kela III
MI Al-hidayah cukup efektif untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang di ajarkan. Mengingat usia
siswa kelas III MI Al-hidayah berkisar antara 9 tahun.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK
LANJUT
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Media
gambar/audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika.
2.
Siswa
termotivasi untuk belajar karena adanya metode resitasi yang menarik.
Hal ini ditunjukan pada hasil deskripsi per siklus dan pembahasan per siklus,antara
lain pada pra siklus hasil dari 50%.motivasi dari65%menjadi90% walaupun sudah
meningkat tetapi belum mencapai target.pada siklus 1 terjadi peningkatan hasil
belajar siswa dari hasil tes bahwa jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
belajar siswa adalah15orang(65%).pada siklus 2 terjadi lagi peningkatan hasil
belajar siswa dari hasil tes,didapat bahwa jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar 10orang(50%)motivasi dari 65%menjadi 90% hal ini menunjukan
suadah mencapai target.
B.
Saran
Tindak Lanjut
Untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran matematika,maka
untuk meningkat hasil belajar lsiswa penerapa metode resitasi perlu
dipertimbangkan untuk kegiatan pembelajaran materi matematika yang lain yang
berguna untuk memberikan motivasi siswa untuk selalu aktif memperhatikan materi
yang dijelaskan guru.sehubung dengan hasil yang dicapai dalam penelitian
ini,ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam peningkatan
kualitas pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1.
Guru hendaknya dapat
memotivasi siswa melalui penerapan metode resitasi untuk mata pelajaran
matematika.tujuanya agar daya ingat siswa terhadap materi yang diberikan
menjadi lebih baik.
2.
Dalam penyusunan
rencana pembelajaran guru harus mencantumkan metode pembelajaran dengan jelas
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3.
Tahap prose
pembelajaran guru harus mengajukan pertanyaan untuk meningkatkan perhatian
siswa.
4.
Guru perlu mengadakan
kegiatan kelompok kerja guru untuk bertukar pendapat tentang metode yang
sesuai.
5.
Untuk mempertahankan ketercapaian ketuntasan
pembelajaran,setiap proses pembelajaran hendaknyaguru selalu melakukan PTK .
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani 2006.pengelolaan pengajaran,Edisi
Refisi,PT,Rinika cipta.
Depdiknas
.2003.beberapa model pengajaran dan srategi belajar dalam pembelajaran
IPA-Fisika.jakarta
:Depdiknas
Djamarah dan Zain(2006).strategi BelajarMengajar.Edisi Revisi. PT Rineka cipta.
IGAK Wardhani
,dkk.Penelitian Tindakan Kelas,Penerbit Universitas terbuka
Ikbal dan dewi
karyati(2006),penelitian tindakan kelas.Edisi Revisi UNSRI
Librianti,2001,pengaruh
Metode Resitasi Berupa Resume Terhadap
Peningkatan
hasil Belajar
Fisika siswa di kelas II Cawu 2,SLTP Negeri 3prabumulih.Indralaya: FKIPUNSRI
Oemar Hamalik 2008,
Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara
Suharsimi
Arikunto.2007.Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta:PT. Bumi Aksara
Syaiful Bahri
Djamarah.1995.Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin:PT.Rineka
cipta
Trianto,
2009.Mendesain model pembelajaran Innovatif progresif,Jakarta:kencana
Yulita pangestuti
,2008.Keaktivan Siswa pada Pembelajaran Fisika dengan
Menggunakan metode
Demonstrasi Di SMA Negeri 1 Indralaya DiTinjau dari
Waktu Belajar.Indralaya: FKIP UNSRI
Comments
Post a Comment