MAKALAH SEJARH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XII MADRASAH ALIAH . PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
I. PENDAHULUAN
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir, yang
diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan agama Islam, agama yang paling mulia
disisi Allah. Selain untuk menyebarkan agama Islam juga untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia. ketika Nabi Muhammad masih kecil ia diasuh oleh pamannya
yang bernama Abu Tholib. Nabi Muhammad sudah dianggap seperti anak sendiri oleh
pamanya Abu Tholib, karena sudah dianggap seperti anak sendiri maka kemanapun
Abu Tholib pergi Nabi Muhammad selalu diajaknya. Ketika menginjak dewasa Nabi
Muhammad disuruh berdakwah oleh Allah SWT secara sembunyi-sembunyi yakni
melalui kerabat-kerabat dekatnya, kemudian secara terang-terangan yakni kepada
semua penduduk Makkah. Dalam dakwahnya, Nabi Muhammad sering dapat kecaman dan
ancaman dari kaum Quraisy terutama dari pamannya sendiri yang tidak mau masuk
Islam yaitu Abu Lahab. Hingga akhir hayatnya Abu Lahab meninggal dalam keadaan
kafir.
II. PERUMUSAN MASALAH
Dalam perkembangan Islam pada masa Nabi Muhammad
SAW banyak permasalahan yang dialami oleh Rosulullah ketika di Makkah dan di
Madinah. Apa saja peristiwa yang terjadi yang dialami Rosulullah ketika di
makkah dan di madinah akan kami bahas dalam pembahasan antara lain :
A.
Masa Sebelum Kenabian
B.
Masa Menjadi Pemimpin Agama
C.
Hijrahnya Nabi Muhammad :
a.
Masa Sebelum Hijrah
b.
Masa sewaktu Hijrah
c.
Masa Sesudah Hijrah
III. PEMBAHASAN
A. Masa Sebelum Kenabian
Nabi Muhammad SAW di lahirkan di keluarga yang
bersih dan suci serta mempunyai silsilah terhormat, tetapi relatif miskin.
Anggota Bani Hasyim yaitu suatu kabilah yang berkuasa dalam suku Quraisy.
Ayahnya bernama Abdullah anak dari Abdul Muthollib dan ibunya benama Aminah
Binti Wahab Binti Yuhroh. Beliau lahir pada waktu subuh hari Senin tanggal 12
Robiul Awal tahun Gajah. Bertepatan tanggal 20 April 571 M, dirumah ibunya di
kampung Bani Hasyim di kota Makkah Al Mukarramah.[1] Tahun
kelahiran Nabi dinamakan tahun gajah karena pada tahun tersebut pasukan Abrahah
gubernur kerajaan Habsiy (Ethopia), dengan menunggang gajah menyerbu Makkah.
Setelah di susukan ibunya selama tiga hari, beliau disusukan oleh Suaebah hanya
beberapa hari saja. Kemudian beliau di susui dan di asuh oleh Halimah Binti Abi
Dzuaib, seorang wanita dari dusun Banu Sa'ad. Ketika Nabi SAW masih berusia 7
hari di khitan oleh kakeknya sendiri Abdul Muthollib. Kemudian diberi nama
Muhammad. Nabi Muhammad lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah
meninggal dunia satu bulan setelah menikahi Aminah. Beliau di asuh oleh Halimah
selama empat tahun, setelah menyusui nabi Allah melimpahkan banyak berkah yang
berlipat ganda kepadanya. Setelah itu, kurang lebih selama 2 tahun dia berada
dalam asuhan ibu kandunganya.
Ketika beliau berumur 6 tahun ibunya Siti Aminah mengajaknya
berziarah menengok saudara-saudaranya di Madinah bersama Ummu Aiman, budak
wanita peninggalan ayahnya. Dengan takdir Allah SWT pada waktu perjalanan
mereka sampai disuatu tempat bernama Abwa'[2] dan
Siti Aminah jatuh sakit, beberapa hari kemudian meninggal dunia, dan dikuburkan
di tempat itu juga. Akhirnya Nabi SAW diasuh kakeknya, namun dua tahun kemudian
kakeknya meninggal dunia karena sudah tua. Kemudian diasuh pamannya Abu Tholib.
Dalam usia muda Muhammad hidup menggembala kambing keluarganya dan penduduk
makkah. Melalui pengembalaan ini Dia berpikir dan merenung, pemikiran dan
perenungan ini membuatnya jatuh dari pemikiran nafsu duniawi, sehingga ia
terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya. Karena itu ia di
juluki Al Amin (orang yang terpercaya). Nabi Muhammad ikut pamannya berdagang
untuk pertama kali ke Syiria (Syam) dalam usia 12 tahun. Kafilah itu di pimpin
Abu Tholib. Dalam perjalanan ia bertemu pendeta Kristen bernama Buhoiroh,
pendeta itu melihat tanda-tanda kenabian pada Nabi Muhammad sesuai dengan
petunjuk cerita kristen. Ketika nabi berusia 15 tahun beliau ikut pergi ke
medan perang "Al-Fidjar" ialah peperangan yang terjadi antara
keluarga keturunan Kihanah dan keluarga Khuraisiy. Peperangan terjadi di Nahlah
yaitu suatu tempat yang letaknya antara kota Makkah dan kota Thoif. Kata Fidjar
artinya durhaka atau pendurhaka. Dinamakan perang Fidjar karena asal terjadinya
pelanggaran terhadap undangan-undang yang suci. Lebih tegas perang Al Fidjar
untuk memerangi orang-orang pendurhaka. Perang ini berjalan sampai 4 tahun
lamanya kemudian diselesaikan dengan perdamaian.
Pada waktu Nabi Muhammad SAW berusia 20 tahun
beliau mengikuti sebuah perserikatan yang bernama Hilful-Fudhul artinya sumpah
atau perjanjian yang disertai sumpah yang utama "karena untuk membela
hak" yang dianiaya orang lain. Perserikatan tersebut berpusat di kota
Makkah. Meskipun beliau tampak paling muda dalam perserikatan itu tetapi karena
beliau dikenal sebagai orang yang berpikiran cerdas, berdada lebar, dan berbudi
luhur maka seketika itu beliau di pilih menjadi anggota pengurus. Diriwayatkan
perserikatan itu hidup sampai pada permulaan Islam.
Pada usia ke 25 beliau berangkat ke Siyria membawa
barang dagangan saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, yang
bernama Khodijah. Dalam perdagangan ini nabi memperoleh laba yang besar.
Kemudian Khodijah melamarnya, lamaran itu diterima dan pernikahan segera di
laksanakan. Saat itu nabi berusia 25 tahun dan Khodijah berusia 40 tahun. Dalam
perkembangan selanjutnya Khotijah adalah wanita yang pertama kali masuk Islam
dan banyak membantu nabi dalam perjuangan menyebarkan Islam. Perkawinan beliau
dikaruniai 6 orang anak 2 putra dan 4 putri yang bernama Qosim, Abdullah,
Zainab, Roqoiyah, Ummu Khultsum dan Fatimah. Kedua putranya meninggal waktu
kecil. Nabi Muhammad SAW tidak menikah lagi sampai Khodijah meninggal. Ketika
itu nabi berumur 50 tahun.
Pada waktu nabi berusia kurang lebih 35 tahun
Makkah di timpa bencana aib yang sangat hebat. Ka'bah yang selama 200 tahun
terakhir tidak pernah mengalami kerusakan dan tidak pernah diperbaiki lagi
tenggelam dan roboh oleh bencana tersebut. Dalam perkerjaan ini nabi ikut serta
mengerjakannya dengan cara mengangkat batu dan memindahkannya dari satu tempat
ke tempat lain. Bersama dengan pamannya yang paling muda Abbas bin Abdul
Muthollib. Setelah pekerjaan selesai, hanya tinggal peletakan Hajar Aswad,
yaitu pada pojok dinding sebelah timur. Maka terjadilah perselisihan para
pembela Quraisy. Tentang siap yang berhak meletaka Hajar Aswad pada tempatnya.
Atas usul Hudzaifah bin Mughfiroh yaitu barang siapa besok pagi yang
masuk ke Masjidil Haram terlebih dahulu melalui pintu Bani Sjaibah, maka ialah
yang berhak menaruh Hajar Aswat tersebut. Keesokan harinya ada orang melihat
bahwa nabi SAW yang lebih dahulu masuk ke dalam Masjidil Haram melalui pintu
Bani Sjaibah. Oleh karena itu, pada hari itu juga mereka berkumpul di Masjidil
Haram dan memutuskan bahwa orang yang berhak meletakan Hajar Aswad ditempatnya
adalah Muhammad Al-Amin. Dengan demikian perselisihan dapat diselesaikan dengan
bijaksana dan semuanya meras puas.
Pada usia Nabi mencapai 40 th, maka kian hari kian
mendalam hasratnya untuk menjauhkan diri dari masyarakat ramai, maka ketika itu
beiau sudah sering kali meninggalkan keluarganya untuk berkhalwat. Dengan
tujuan untuk menenangkan pikiran. Tidak lama kemudian beliau menemukan tempat
untuk berkhalwat, yaitu gunung yang tingginya kurang lebih 200 m dan terkenal
dengan nama Gua Hiraa'. Setelah berkhalwat selama 6 bulan lamanya pada malam
hari tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M Allah menurunkan wahyu yang pertama yaitu
surat Al-Alaq 1-5. dengan turunya wahyu yang pertama pada malam hari itulah
Nabi Muhammad diangkat ke hadirat-Nya menjadi Nabi dan Rosul. Untuk
menyampaikan Risalahnya kepada umat manusia dan sebagai rahmat alam
semesta. [3]
Jadi pada waktu itu, wahyu yang diturunkan kepada
Nabi Muhmmad SAW sesudah ayat dari surat al Al Alaq kemudian surat Al Qolam,
lalu surat Al Muzammil. Sesudah terputusnya wahyu selama kurang lebih 3 tahun
kemdian surat AL Muddasirt. Sesudah nabi Muhammad SAW menerima Surat AL
Muddatsir yang mana beliau diperintahkan supaya berdiri dengan mengancam, maka
beliau dengan dakwahnya dengan sembunyi-sembunyi yaitu beliau berseru
(berda'wah) yang berdekatan dengan beliau. Seruan beliau yang pertama kali adalah
ditujukan pada kepada orang yang serumah dengan beliau, yang kedua kalinya
adalah ditujukan pada orang-orang yang bersahabat baik dan dekat dengan beliau.
Yang ke-3 kali adalah ditujukan dengan orang-orang yang agak dekat dengan
beliau. Dan tempat yang dipilih beliau untuk berda'wah adalah rumah Al-Arkam
bin abi Arkam AL Mahzumy. Nabi SAW mulai mengajak bicara orang banyak mengenai
islam dan mengajak mereka supaya bersedia memluk agama Allah yang dibawakan
olehnya. Ajaran yang diajarkan Nabi SAW mencakup 4 pokok :
1. Mengesakan Allah (tauhid) secara mutlak :
Manusia bukanlah budak atau hamba apapun yang ada
di bumi atau alam semesta sebab semua yang ada dilangit dan di bumi adalah
makhluk ciptaan Allah, redah dihadapan keagungannya kecil dihadapan kekuasaannya
dan tunduk kepada ketentuan hukumnya.
2. Kehidupan Akhirat
Pada suatu hari akan tiba saat yang tidak diragukan
lagi, dimana Semua manusia akan dihadapkan kepada Tuhannya dan terhadap apa
yang mereka lakukan dikehidupan dunia akan di adakan perhitungan yang sangat
cermat.
3. Pembersih Jiwa
Dengan jalan menjalankan ibadah tertentu yang telah
ditetapkan Allah dan dengan meninggalkan urusan-urusan lain yang akan
mengakibatkan tidak terpenuihinya kewajiban ibadah.
4. Memlihara Kehidupan Masyarakat Islam
Sebagai kesatuan bulat berdasarkan Ukhuwah
Islamiyah (pesaudaraan islam). Hal itu wajib dilaksanakan dalam bentuk membela
orang yang teraniaya menolong orang yang sengsara dan memperkuat orang yang
lemah tak berdaya.[4]
Da'wah Islam semakin meluas di Makkah dan mulai
mempengaruhi orang-orang yang sanggup berfikir. Mereka mencampakan kepercayaan
jahiliyah dan cepat-cepat memeluk agama yang baru. Islam turunnya ayat Al
Qu'ran didalam hati yang bertaburkan benih-benih Iman. Laksana hujan yang turun
di atas ladang yang subur seperti yang tercantum pada surat Al Hajj : 5. yang
artinya : "manakala kami turunkan hujan diatasnya maka hidup dan suburlah tanah
itu serta menumbuhkan berbagai macam tanaman indah. "[5]Sedikit
demi sedikit orang-orang yang beriman berusaha meningkatkan keimanan mereka dan
dengan perasaan ragu serta cinta mereka berkumpul disekitar pemimpin mereka
Rosulullah Muhammad SAW. Masing-masing menguraikan dengan jujur pokok-pokok
pemikiran mereka tentang Islam setelah kurang lebih 3 tahun lamanya secara
sembunyi-sembunyi seperti yang disebutkan tadi dan orang yang telah beriman
mengikuti seruan beliau ada 39 orang dan dengan sembunyi-sembunyi serta
diam-diam mereka masing-masing tak akan patuh kepada agama yang dipimpin Nabi
Muhammad SAW. Beliau menerima wahyu Allah yang artinya "maka tempatkanlah
oleh mu (Muhammad) barang yang diperintahkan dan berpalinglah dari orang-orang
yang mempersekutukan Tuhan, bahwa sesungguhnya kami ( Allah lah yang
mencukupkan kamu dari orang-orang yang memperolok-olok )" Al Hajjr :
93-94. setelah menerima wahyu tersebut beliau berda'wah secara terbuka
langkah yang diambil Nabi Muhammad SAW dalam berda'wah adalah menyeru pada
masyarakat umum. Nabi Muhammad SAW mulai menyeru pada segenap lapisan
masyarakat tetang islam dengan terang-terangan baik golongan bangsawan maupun
hamba sahaya. Mula-mula ia menyeru penduduk Makkah, kemudian penduduk
negeri-negeri lain. Disamping itu, ia juga menyeru orang-orang yang datang ke
makkah dari berbagai negeri untuk mengerjakan Haji. Kegiatan da'wah
dilakukannya tanpa rasa lelah, dengan usahanya yang gigih hasil yang diharapkan
mulai terlihat pengikut Nabi mulai bertambah banyak. Meskipun kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang lemah namun semangat mereka sungguh membaja.
Setelah da'wah terang-terangan itu, pemimpin
Quraisy mulai berusaha menghalangi da'wah Rasul. Semakin bertambahnya jumlah
pengikut Nabi semakin keras tantangan dilancarkan kaum Quraisy. Menurut Ahmad
Salabiy ada 5 faktor orang Quraisy menentang seruan Islam yaitu :
1.
Mereka tidak dapat membedakan
antara kenabian dan kekuasaan.
2.
Nabi Muhammad menyerukan
persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya.
3.
Para pemimpin Quraisy tidak dapat
menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akherat.
4.
Taqlid kepada nenek moyang adalah
kebiasaan yang berurat akar pada bangsa arab.
5.
Pemahat dan penjual patung
memandang islam sebagai penghalang rizki.[6]
Banyak cara yang ditempuh pemimpin Quraisy untuk
mencegah da'wah Nabi Muhammad. Diantaranya mereka meminta kepada Abu Thollib
memilih diantara dua yaitu memerintahkan Nabi Muhammad untuk berhenti dari
da'wahnya atau anda menyerahkan kepada kami sehingga Abu Tholib tidak mengalami
kesulitan dalam hidupnya. Nampaknya Abu Tholib cukup terpengaruh sehingga ia
mengaharap nabi Muhammad menghentikan da'wahnya tapi Nabi Muhammad menolak.
Setelah cara-cara diplomatik dan bujuk rayu oleh kaum Quraisy gagal
tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan semain
ditingkatkan. Tindakan kekerasan lebih instensif dilaksanakan setelah mereka
mengetahui bahwa dilingkungan rumah tangga mereka sendiri sudah ada yang masuk
Islam.
C. Hijrahnya Rosulullah
a.
Masa Sebelum Hijrah
BAI'ATUL AQOBAH
Kaum Quraisy umumnya, dan bahkan sebagian dari kaum
muslimin sendiri rupanya tidak memahamkan akan ketinggian wujud dan arti Isra'
dan Mi'roj Rosulullah SAW itu. Sehingga diantara mereka ada yang sampai
meninggalkan Agama Islam, kembali kepada nenek moyangnya lama. Maka bertanbah
galaklah musuh-musuh Islam, tertama kaum Quraisy, mengejek-ejek Nabi dan
menyakitinya. Maka seketika lamanya beliau tidak bepergian lagi dan hanya
menantikan pertolongan dari Allah SWT.
Maka saat itu kilat kemenangan yang ditunggu
tampaklah jauh dikaki langit, diufuk kota Yasrib (Madinah). Tidaklah heran
pertolongan yang diharapkan datang dari jurusan negeri yang demikian rapat
hubunganya perhubungan dengan Rosulullah sendiri.dalam musim Haji diantara
penduduk Yatsrib yang naik haji ke Makkah terdapat 12 orang kaum muslimin. Di
Aqobah mereka berjumpa dengan nabi dan disanalah kaum muslimin yang berasal
dari kota Yatsrib itu menyatakan Bai'ah {menyatakn sumpah setianya} dihadapan
Rosulullah. Di situ mereka berjanji tidak akan mempersekutukan Allah dengan apa
dan dengan apapun juga, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan
membunuh kanak-kanak dan tidak akan melakukan kecurangan dan kedustaan.
Perjanjian ini dalam riwayat terkenal dengan nama " Ba'iah Al'aqobah Al
ula " Yakni perjanjian Aqobah yang pertama.[7]
b. Masa Sewaktu Hijrah
Putusan permusyawaratan kaum quraisy di Darunnadwah
untuk membunuh Rosullullah itu sampai kepadanya. Maka untuk menghadapi putusan
yang sangat berbahaya ini, tiba-tiba datanglah wahyu menyuruh beliau berhijrah.
Ketika malamnya Rosulullah diperintahkan berangkat itu, tepat pada waktu yang
ditentukan oleh kaum Quraisy untuk melaksanakan putusan yang telah ditetapkan
di darunnadwah. Sejak matahari terbenam rumah beliau telah dijagai dan di
kepung oleh algojo-algojo Quraisy. Untuk mmperdaya mereka Rosulullah menyuruh
Ali bin Abi Tholib untuk tidur di tempat tidurnya berselimut burdah Achdlar,
setelah larut dua per tiga malam dibawah perlindungan Allah swt Rosulullah
keluar dari rumah tanpa diketahui oleh algojo-algojo Quraisy, kemudian beliau
pergi kerumah Abu Bakar lalu menuju kearah selatan, ke sebuah bukit yang
bernama " Jabal Tsour " dan didalam sebuah gua di lereng bukit itu
mereka bersembunyi. Dari waktu kewaktu algojo-algojo Quraisy terus mengawasi
hingga menjelang subuh, betapa kesal dan marahnya algojo-algojo itu setelah
tahu bahwa yang tidur itu bukan muhammad melainkan Ali bin Abi Tholib. Kemudian
mereka langsung mencari keluar, Akhirnya pencarian mereka sampai juga kedekat
gua tempat Rosul dan Abu bakar bersembunyi, tetapi tidak menemukannya juga. Karena
mereka mengaggap bahwa muhammad tidak bersembunyi di goa tersebut, dibuktikan
dengan adanya sarang laba-laba dan dua burung merpati yang sedang mengerami
telur. Dalam gua itu Rosulullah dan Abu Bakar bersembunyi lebih kurang tiga
malam tidak ada yang tahu akan keadaan tempat mereka selain putra-putri
Abu Bakar. Tetapi belum berselang beberapa hari mereka keluar dari goa itu
tiba-tiba mereka dikejar oleh Suraqah bin Malik bin Ju'syum, tetapi suraqah pun
gagal kerena sewaktu kudanya mendekati nabi kuda sekaligus penumpangnya jatuh
tersungkur bagai tak berdaya. Itulah mukjizat yang diperlihatkan allah untuk
membuktikan kebenaran Rosulullah.
c. Masa
Setelah Hijrah
Kedatangan Nabi dikota madinah ini membawa misi
perdamaian. Nabi dimohon menjadi penengah diantara mereka yang terlibat suatu
konflik. Selain itu, sebagai seorang rosul, Muhammad SAW bercita-cita untuk
meneruskan dakwahyang pernah dibangun fondasi teologinya di periode Makkah.
Maka, untuk mencapai cita-cita pembangunan masysrakat yang beradap, nabi
mengupayakan dasar-dasar masyarakat melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, mendirikan Masjid. Masjid yang pertama kali di bangun ialah masjid quba
yang berlokasi dipinggiran kota Madinah. Masjid ini tidak hanya berfungsi untuk
beribadah saja melainkan Masjid ini bersifat mulifungsi, satu sisi berfungsi
untuk mengembangkan kehidupan spiritual, dandisisi lain untukmembentuk
integrasi sosial.
Kedua, mempersatukan antara sahabat anshor dan muhajirin. Dengan dipersatukanya
kedua golongan mak antara kedua golongan terjadi saling menghomati,
bahu-membahu, dan saling bantu-membantu.
Ketiga, kerja sama antar komponen penduduk Madinah{muslim dan non muslim}
Nabi berusaha menjembatani terjadinya hubungan-hubungan sosial yang harmonis
antar semua komponen atau golongan yang ada di Madinah.
Bagaimana diantara golongan-golongan tidak terjadi
pertikaian ataupun saling menyarang, bahkan bisa bersatu dalam manghadapi
musuh-musuh dari luar madinah. Maka Nabi Muhammad SAW memprakarsai lahirnya apa
yang kemudian disebut Piagam Madinah. Adapun pokok-pokoknya Piagam Madinah
antara lain :
1. Seluruh masyarakat turut
menandatangani bersatu membentuk satu kesatuan kebangsaan.
2. Jika salah satu kelompok yang
turut menandatangani piagam ini diserang oleh musuh,maka kelompok yang lain
harus membelanya dengan menggalang kekuatan gabungan.
3. Tidak suatau kelompok pun
diperkenankan mengadakan persekutuan dengan kafir Quraisy atau memberikan
perlindungan kepada mereka atau membantu mereka mengadakan perlawanan terhadap
masyarakat Madinah.
4. Orang Islam,Yahudi dan seluruh
warga Madinah yang lain bebas memeluk agama dan keyakinan masing-masingdan
menjalankan ibadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing.
5. Urusan pribadi atau perseorangan,
atau perkara-perkara kecil tidak harus melibatkan pihak-pihak lain.
6. setiap bentuk penindasan
dilarang.
7. Mulai hari ini segala bentuk
pembunuhan, penganiyayaan diharamkan di seluruh negeri Madinah.
8. Muhammad Rosulullah, menjadi
kepala Republik Madinah dan memegang kekuasaan peradilan yang tertinggi.
Keempat,meletakkan dasar politik,ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru.untuk
itu belieu berusaha menetapkan dan menegakkan hukum,utamanya hukum yang
berkaitan denganm masalah-masalah private seperti hukum keluarga.
IV. KESIMPULAN
Nabi Muhammad SAW merupakan orang yang terpilih
untuk menda'wahkan (menyebarkan) agama Islam. Dalam dakwahnya Nabi Muhammad SAW
dapat kecaman dari kaum Quraisy juga dari pamanya sendiri kemudian Nabi
Muhammad SAW disuruh berhijrah oleh Allah SWT untuk menghindari kecaman
tersebut lalu Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah, disanalah agama Islam
mencapai kejayaanya.
V. PENUTUP
Alhamdulillah, puji
syukur kehadirat Allah SWT sehingga makalah ini dapat terselesaikan, makalah
ini tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu, saran dan
kritik dari bapak dosen dan para audien penting bagi kamidemi perbaikan dan
kelengkapan makalah kami berikutnya. Dan akhirnya, terima kasih atas
perhatianya san mohon maaf apabila ada kesalahan. hil robbil alamin
makalah ini telah selesai semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman sekaligus
dapat memenuhi tugas dari Bp.Rustam,D.K.A.H.,M.Ag. Apabila ada kekurangan dalam
pembuatan makalah kami mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Syed Ameer. Api Islam. Jakrta :
Bulan Bintang.1983
Al-Sharqawi, Effat. Filsafat Kebudayaan
Islam, Bandung : Penerbit Pustaka. 1986.
Al Ghazaly, Muhammad. Fiqhus Sirah. Bandung : PT. Al Ma'arif.
Cholil, Muhammad. Kelengkapan Tareh Nabi Muhammad. Jakarta : PT. Bulan Bintang. 1969.
Nurhakim, Muhammad. Sejarah dan Peradapan
Islam. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang, 2004.
Rusan. Lintasan Sejarah Islam. Semarang
: Wicaksana. 1984.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Pt. Raja Grafindo Presada. 1998.
Comments
Post a Comment