Keutamaan Dakwah (Fadhail Adda’wah)
1. Dakwah adalah Muhimmatur Rusul (Tugas Utama
Para Rasul alaihimussalam)
Tentang Nabi Nuh as,
Allah mengisahkan kesibukan beliau yang tak kenal henti dalam menjalankan tugas
berdakwah siang dan malam:
قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي
لَيْلا وَنَهَارًا
Nuh berkata: "Ya
Tuhanku sesungguhnya aku telah mendakwahi (menyeru) kaumku malam dan siang.
(Nuh (71): 5).
Tentang Nabi Ibrahim
as, Allah mengisahkan dakwah yang beliau lakukan kepada ayah dan ummatnya:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ
إِبْرَاهِيمَ . إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا تَعْبُدُونَ. قَالُوا نَعْبُدُ أَصْنَامًا
فَنَظَلُّ لَهَا عَاكِفِينَ. قَالَ
هَلْ يَسْمَعُونَكُمْ إِذْ تَدْعُونَ. أَوْ
يَنفَعُونَكُمْ أَوْ يَضُرُّون. قَالُوا
بَلْ وَجَدْنَا آبَاءَنَا كَذَلِكَ يَفْعَلُونَ. قَالَ أَفَرَأَيْتُم مَّا كُنتُمْ
تَعْبُدُونَ.
أَنتُمْ وَآبَاؤُكُمُ الأَقْدَمُونَ. فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِّي إِلاَّ
رَبَّ الْعَالَمِينَ. الَّذِي
خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ. وَالَّذِي
هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ. وَإِذَا
مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِين. وَالَّذِي
يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ. وَالَّذِي
أَطْمَعُ أَن يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ.
“Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. Ketika ia berkata kepada
bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah?". Mereka menjawab:
"Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun
menyembahnya". Berkata Ibrahim: "Apakah berhala-berhala itu mendengar
(doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)? Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat
kepadamu atau memberi mudharat?" Mereka menjawab: "(Bukan karena itu)
sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian". Ibrahim
berkata: "Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah. Kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu? Karena sesungguhnya apa yang kamu
sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam. (Yaitu Tuhan) yang telah
menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi
makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.
Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari
kiamat". (Asy-Syuara (26): 69-82).
Tentang Nabi Musa as,
Allah swt mengisahkan dakwah beliau dalam banyak ayat-ayat Al-Quran,
diantaranya:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى
بِآيَاتِنَا إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَقَالَ إِنِّي رَسُولُ رَبِّ
الْعَالَمِينَ. فَلَمَّا جَاءَهُم بِآيَاتِنَا إِذَا هُم مِّنْهَا يَضْحَكُونَ
Dan sesunguhnya Kami
telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat- mukjizat Kami kepada Fir'aun dan
pemuka-pemuka kaumnya. Maka Musa berkata: "Sesungguhnya aku adalah utusan
dari Tuhan seru sekalian alam".
Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat- mukjizat
Kami dengan serta merta mereka mentertawakannya. (Az-Zukhruf (43): 46-47).
Tentang Nabi Isa as,
Allah swt mengisahkan dakwah beliau dalam firman-Nya:
وَلَمَّا جَاءَ عِيسَى
بِالْبَيِّنَاتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُم بِالْحِكْمَةِ وَلِأُبَيِّنَ لَكُم بَعْضَ
الَّذِي تَخْتَلِفُونَ فِيهِ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ. إِنَّ اللَّهَ هُوَ
رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ.
Dan tatkala Isa datang
membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan
membawa hikmah[1][1] dan untuk menjelaskan
kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah
kepada Allah dan taatlah (kepada) ku". Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku
dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf
(43): 63-64).
Pintu kenabian dan
kerasulan memang sudah tertutup selama-lamanya, namun pekerjaan dan tugas mulia
mereka masih bisa diwariskan, sehingga terbuka peluang bahwa Allah SWT
memuliakan para da’i yang mewariskan tugas tersebut.
2. Dakwah adalah Ahsanul A’mal (Amal yang
Terbaik)
Dakwah adalah amal yang
terbaik, karena da’wah memelihara amal Islami di dalam pribadi dan masyarakat.
Membangun potensi dan memelihara amal sholeh adalah amal da’wah, sehingga
da’wah merupakan aktivitas dan amal yang mempunyai peranan penting di dalam
menegakkan Islam. Tanpa da’wah ini maka amal sholeh tidak akan berlangsung.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن
دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang berdakwah (menyeru) kepada Allah, mengerjakan
amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
menyerah diri?" (Fushilat (41): 33).
3. Para da’i akan memperoleh balasan yang besar dan berlipat ganda (al-hushulu
‘ala al-ajri al-‘azhim).
قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لِعَلِيٍ:
فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ.
رواه
البخاري ومسلم وأحمد
Sabda Rasulullah saw kepada Ali bin Abi
Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah swt memberikan hidayah kepada seseorang
dengan (da’wah)mu, maka itu lebih baik bagimu dari unta merah.” (HR. Bukhari,
Muslim & Ahmad).
Ibnu Hajar Al-‘Asqalani ketika menjelaskan
hadits ini mengatakan bahwa: “Unta merah adalah kendaraan yang sangat
dibanggakan oleh orang Arab saat itu.”
Dalam riwayat Al-Hakim disebutkan:
يَا عَلِيُّ، لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ عَلَى يَدَيْكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ . (رواه الحاكم في المستدرك
“Wahai Ali, sesungguhnya Allah swt memberikan hidayah
seseorang dengan usaha kedua tanganmu, maka itu lebih bagimu dari tempat
manapun yang matahari terbit di atasnya (lebih baik dari dunia dan isinya).
(HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak).
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
رواه
الترمذي عن أبي أمامة الباهلي
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah
swt memberi banyak kebaikan, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi,
sampai semut-semut di lubangnya dan ikan-ikan selalu mendoakan orang-orang yang
mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR. Tirmidzi dari Abu Umamah
Al-Bahili).
Berapakah jumlah malaikat, semut dan ikan yang
ada di dunia ini? Bayangkan betapa besar kebaikan yang diperoleh oleh seorang
da’i dengan doa mereka semua!
Imam Tirmidzi setelah menyebutkan hadits
tersebut juga mengutip ucapan Fudhail bin ‘Iyadh yang mengatakan:
عَالِمٌ عَامِلٌ مُعَلِّمٌ يُدْعَى كَبِيرًا فِي مَلَكُوتِ السَّمَوَاتِ
“Seorang yang berilmu, beramal dan mengajarkan
(ilmunya) akan dipanggil sebagai orang besar (mulia) di kerajaan langit.”
Keagungan balasan bagi
orang yang berdakwah tidak hanya pada besarnya balasan untuknya tetapi juga
karena terus menerusnya ganjaran itu mengalir kepadanya meskipun ia telah
wafat. Rasulullah saw bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّـئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
(رواه
مسلم عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنه)
“Siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, lalu
perbuatan itu setelahnya dicontoh (orang lain), maka akan dicatat untuknya
pahala seperti pahala orang yang mencontohnya tanpa dikurangi sedikitpun pahala
mereka yang mencontohnya. Dan barangsiapa mencontohkan perbuatan buruk, lalu
perbuatan itu dilakukan oleh orang lain, maka akan ditulis baginya dosa seperti
dosa orang yang menirunya tanpa mengurangi mereka yang menirunya. (HR. Muslim
dari Jarir bin Abdillah ra).
4.
Da’wah dapat menjadi penyelamat dari azab Allah swt (An-Najatu minal
‘Azab)
Terjadilah dialog antara orang-orang yang diam
saja dengan mereka yang berdakwah
mengingatkan saudara-saudaranya yang melanggar larangan Allah. Dialog ini
disebutkan dalam Al-Quran:
وَاسْأَلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ
الَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِ إِذْ يَعْدُونَ فِي السَّبْتِ إِذْ
تَأْتِيهِمْ حِيتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعاً وَيَوْمَ لاَ يَسْبِتُونَ
لاَ تَأْتِيهِمْ كَذَلِكَ نَبْلُوهُم بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ. وَإِذْ
قَالَتْ أُمَّةٌ مِّنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا اللَّهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ
مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا قَالُواْ مَعْذِرَةً إِلَى رَبِّكُمْ
وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ.
فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِ
أَنجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُواْ
بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُواْ يَفْسُقُونَ
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang
negeri[2][3] yang terletak di dekat laut ketika
mereka melanggar aturan pada hari Sabtu[3][4], di waktu datang kepada mereka ikan-ikan
(yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di
hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka.
Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. Dan (ingatlah)
ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum
yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat
keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas
tanggung jawab) kepada Tuhanmu[4][5], dan supaya mereka bertakwa. Maka tatkala
mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan
orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada
orang-orang yang zalim dengan siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu
berbuat fasik. (Al-A’raf (7): 163-165).
Dalam ayat diatas disebutkan jawaban
orang-orang yang berdakwah ketika ditanya mengapa mereka menasehati orang-orang
yang melanggar perintah Allah:
1. مَعْذِرَةً إِلَى رَبِّكُمْ
2. وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Yaitu: pertama, agar menjadi argumentasi &
penyelamat kami dihadapan Allah swt.
Kedua, agar mereka bertaqwa.
Dan secara tegas Allah menyelamatkan
orang-orang yang melarang perbuatan maksiat dari adzab-Nya.
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ.
رواه
الترمذي وقَالَ: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ.
Dari
Hudzaifah bin Yaman ra dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda: "Demi Dzat
yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus melakukan amar ma'ruf dan nahi
munkar, atau Allah akan menurunkan hukuman dari-Nya kemudian kalian berdoa
kepada-Nya dan Dia tidak mengabulkan doa kalian." (HR Tirmidzi, beliau
berkata: hadits ini hasan).
5.
Da’wah adalah Jalan Menuju Khairu Ummah
Rasulullah saw berhasil mengubah masyarakat
jahiliyah menjadi umat terbaik sepanjang zaman dengan dakwah beliau. Dakwah
secara umum dan pembinaan Da’i sebagai asset SDM dalam dakwah secara khusus
adalah jalan satu-satunya menuju terbentuknya khairu ummah yang kita
idam-idamkan. Rasulullah saw melakukan tarbiyah mencetak kader-kader dakwah di
kalangan para sahabat beliau di rumah Arqam bin Abil Arqam ra, beliau juga
mengutus Mush’ab bin Umair ra ke Madinah untuk membentuk basis dan cikal bakal
masyarakat terbaik di Madinah (Anshar).
Jalan yang ditempuh oleh Rasulullah saw ini
adalah juga jalan yang sepatutnya ditempuh untuk mengembalikan kembali kejayaan
umat Islam. Imam Malik bin Anas ra berkata:
لاَ يَصْلُحُ آخِرُ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلاَّ بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلُهَا
Akhir umat ini tidak menjadi baik kecuali
menggunakan cara yang digunakan untuk memperbaiki generasi awalnya. (Nashiruddin
Al-AlBani, Fiqhul Waqi’ hlm 22).
Umat Islam harus memainkan peran dakwah &
amar ma’ruf nahi munkar dalam semua kondisi dan era, baik ketika memperjuangkan
terbentuknya khairu ummah maupun ketika cita-cita khairu ummah itu telah
terwujud. Allah swt berfirman:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ
الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kalian adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran (3): 110).
Comments
Post a Comment