LAPORAN PKP
MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR
BAHASA INDONESIA TENTANG KETERAMPILAN BERBICARA MENGOMENTARI
PERSOALAN FAKTUAL KUD MELALUI MEDIA
BEKAS KARTU PERDANA PADA SISWA KELAS V MI BAHRUL ULUM TELANGSARI
OLEH
WIWIK LESTARI
NIM : 820022052
PROGRAM SETUDI S1 PGSD
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT
PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS
TERBUKA
PALEMBANG
2014.1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melaporkan penelitian tindakan
kelas (PTK) yang di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PDGK
4501 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) .adapun langkah-langkah yang di
lakukan adalah :mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah, alternatif dan
prioritas masalah; penelitian ini berjudul
“Meningkatkan Hasil Belajar BahasaIndonesia Tentang Keterampilan Berbicara Mengomentari Persoalan Faktual KUD Melalui Media Bekas Kartu Perdana Pada Siswa Kelas
V MI Bahrul Ulum Telangsari”.melalui metode belajar kelompok di
peroleh
Hasil belajar siswa yang semakin meningkat dan memenuhi kriteria
ketuntasan minimal yang telah di tentukan.hasil yang di peroleh dengan
menggunakan media berupa kartu bekas
perdana di yang di terapkan melalui para siklus,siklus 1 dan siklus 2 dalam
pembelajaran di peroleh telah tercapai
sesuai standar kriteria ketuntasan minimal pada MI Bahrul Ulum Telangsari.
Dapat di simpulkan bahwa melalui metode belajar kerja kelompok dengan menggunakan media kartu bekas perdana dapat
menghasilkan proses pembelajaran yang
maksimal dan sesuai yang di harapkan.
Kata
Kunci : Meningkatkan Ketrampilan
berbicara Melalui metode Kerja
Kelompok
dengan media kartu bekas perdana
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Latar belakang masalah Pembelajaran di MI Bahrul Ulum
Telangsari adalah :
1. Siswa tidak aktif
2. Media pembelajaran belum maksimal
3. Nilai Siswa masih rendah
Hal di atas adalah kebutuhan siswa
mengenai pentingnya bahasa untuk berkomunikasi , baik dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas, maupun dalam menjalin hubungan interaksi dengan lingkungan
sekitar.
Proses pembelajaran yang baik akan dapat
meningkatkan hasilbelajar siswa sehingga
siswa dapat berperan aktif , penuh
semangat, tidak jenuh/bosan terhadap materi pembelajaran, tidak malu untuk
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan, dan tidak merasa takut dalam proses
pembelajaran. Namun untuk mendapatkan situasi ini tidaklah mudah, banyak
kendala yang dihadapai di dalam kelas.Dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di dalam kelas, penentunya bukan siswa saja, tapi guru juga memegang
peranan yang sangat penting.Terutama
dalam membimbing siswa, memilih
media pembelajaran, serta menentukan metode yang akan digunakan harus
disesuaikan.
1.
Identifikasi
Masalah
Selama
ini, proses pembelajaran yang berlangsung di kelas VMI Bahrul Ulum Telangsari
masih sedikit sekali siswa yang hasil belajar baik dan aktif pada saat proses pembelajaran, khususnya pada saat pembelajaran keterampilan
berbicara. Masih banyak siswa yang belum
mau mengajukan pertanyaan, belum mau menjawab pertanyaan dan mengomentari
persoalan baik yang disampaikan guru ataupun dari temannya, apalagi jika
disuruh memberikan tanggapan. Parasiswa
diam dengan alasan tidak berani, merasa malu dan takut salah. Sehingga kriteria
ketuntasan minimal / KKM keterampilan berbicara
siswa belum dapat tercapai. Hal
ini berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan serta hasil tes awal yang
dilaksanakan tanggal 27Maret 2014, dari 12 siswa hanya 4 siswa yang mampu mencapai kreteria ketuntasan Minimal
( KKM ) sedangkan 8 siswa lainya di bawah KKM, mereka belum berani
menjawab pertanyaan dan belum berani menanggapi persoalan faktual KUDdidepan
kelas, sehingga nilai
hasil belajarnya rendah, dari hasil keseluruhan
rata-rata nilai kelas V hanya 40 % yang tuntas, sedangkan 60 % belum tuntas atau belum berkasil.
2. Analisis Masalah
Penyebab terjadinya masalah adalah dalam proses pembelajaran berupa
mediasangat perlu di perbaiki agar siswa
tertatik sehinnga aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
proses pembelajaran yang dilakukan didalam kelas, siswa tidak dapat
menguasai keterampilan berbicara pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada
konsep Mengomentari persoalan faktual KUD di sertai alasan yang mendukung
dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa, hal ini karena tidak
menggunakan media pembelajaran pada saat berlangsungnya proses pembelajaran
serta tidak memperhatikan karekteristik anak, terbukti dari pengamatan dan tes
awal nilai anak masih rendah, Jika hal ini dibiarkan maka proses pembelajaran
tidak akan berhasil atau Kreteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) tidak tercapai.
3.
Alternatif
dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan
Analisis masalah diatas, maka pemecahan masalahnya adalah dengan menggunakan
media yang sesuai yaitu, media bekas kartu perdana dan dipandu dengan metode
beta aman.
Penggunaan media berupa
bekas kartu perdana adalah sarana yang digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar, karena di dalam bekas kartu perdana tersebut berisi petunjuk cara
melakukan suatu kegiatan. Kegiatan tersebut saat sekarang sudah tidak asing lagi bagi siswa.
Dengan adanya berbagai petunjuk di dalam bekas kartu
perdana tersebut, guru hanya membimbing, memotivasi siswa untuk berani
menanggapi dan berbicara di depan kelas, dan menanamkan rasa percaya diri
siswa, karena hal-hal yang akan disampaikan kepada teman-temanya dari bekas
kartu perdana yang telah dibaca, umumnya sudah pernah dilakukan siswa di
sekolah. Sehingga kesalahan berbicara siswa dapat diminimalkan.
Pada kegiatan selanjutnya dari media bekas kartu
perdana yang di dalamnya berisi petunjuk
melakukan sesuatu, dikembangkan dengan menggantinya dengan teks cerita. Yang
dikemas serta dimodifikasi dalam bentuk
lipatan kecil berbentuk tangga kemudian disimpan di dalam bekas kartu
perdana tersebut. Selain itu dapat juga diletakkan gambar-gambar atau foto pada
kartu bekas tempat melekatnya nomor SIM. Sesuai dengan materi yang akan
diajarkan.
Hal ini digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
dan perhatian serta keingintahuan siswa tentang materi yang ada dalam bekas kartu perdana tersebut Setelah
siswa mulai berminat dan tertarik untuk
mempelajari materi pembelajaran yang ada
dalam media maka peneliti terus memfokuskan keterampilan berbicara dengan
menggunakan metode beta aman.
Peneliti berharap dengan menggunakan
media bekas kartu perdana dan penerapan metode beta aman dapat meningkatkan
hasil belajar bahasa Indonesia tentang keterampilan berbicara pada siswa kelas V MI Bahrul Ulum Telangsari menjadikan
pembelajaran keterampilan berbicara menjadi pelajaran yang menyenangkan dan
menarik bagi siswa serta dapat meningkatkan keterampilan berbicara.
Berdasarkan pengalaman dan kenyataan
yang dipaparkan di atas, maka peneliti memilih judul penelitian / PTK ”Meningkatkan Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Tentang Keterampilan Berbicara Melalui Media Bekas Kartu
Perdana pada siswa kelas V MI Bahrul Ulum Telangsari”.perlu dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah. ”Apakah Penggunaan Media Pembelajaran
yang di gunakan dapat menarik simpati siswa ?Melalui Media Pembelajaran siswa lebih tertarik dalam
pembelajaran dalam Keterampilan Berbicara
Pada Siswa Kelas V MI Bahrul Ulum Telangsari”.
C.
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkanminat dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Tentang Keterampilan berbicara Mengomentari
persoalan faktual KUD melalui media bekas kartu
perdana pada siswa kelas V MI Bahrul Ulum Telangsari.
D.
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan
keterampilan berbicara siswa dalam situasi resmi.
b.
Memudahkan siswa untuk mencapai standar kopentensi dan kopetensi dasar
c. Meningkatkan
keberanian siswa untuk menggungkapkan ide/gagasan dan pendapat
2. Bagi Guru
a. Dapat Meningkatkan
Kemampuan dalam menyampaikan Pokok Bahasan/ Materi.
b. Sebagai alternative modea pembelajaran
bagi guru.
c. Sebagi umpan balik untuk
mengembangkan Kurikulum.
3. Bagi Sekolah
a.
Meningkatkan Kualitas pendidikan khususnya disekolah
b. Meningkatkan perpomen sekolah
c. Bahan Peningkatan Akriditasi sekolah.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Minat Belajar
Motivasi
atau dorongan perlu dilakukan agar minat belajar siswa dapat ditingkatkan.
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar mengajar, dan
memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan (Winkel, 1991:95).
Dengan
adanya motivasi dari guru saat kegiatan belajar mengajar minat belajar siswa
dapat ditingkatkan , dengan meningkatnya minat belajar siswa diharapkan
prestasi belajar siswa juga meningkat.
Menurut
Syah (2003: 151) ”Minat (interest) bearti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi dan keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat
mempengaruhi belajar. Selanjutnya dapat serta mempengaruhi hasil belajar dan
aktivitas belajar berikutnya.
Minat belajar besar berpengaruh terhadap aktivitas belajar,
peserta didik yang berminat pada suatu mata pelajaran akan mempelajarinya
dengan sungguh-sungguh karena adanya daya tarik bagi peserta didik tersebut.
Belajar
dengan adanya minat akan mendorong peserta didik belajar dengan baik dari pada
belajar tanpa minat. Minat timbul apabila peserta didik tertarik akan sesuatu
yang akan dipelajari, dirasakan bermakna bagi dirinya. Minat dapat mempengaruhi
kualitas hasil pencapaian belajar peserta didik, karena pemisahan perhatian
yang intensif terhadap materi pelajaran tersebut memungkinkan peserta
didik belajar dengan giat, aktif selama
proses pembelajaran, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Belajar
yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
sendiri dalam interaksi lingkungannya (Slameto, 1997:2)
Belajar
adalah usaha yang dilakukan sehingga dapat mengubah tingkah laku, dengan
demikian siswa dapat aktif, termotivasi, dan meraih prestasi.. Dalam proses
pembelajaran siswa harus dilibatkan secara langsung, agar ketuntasan minimal
siswa tercapai. Untuk itu siswa harus dimotivasi agar minat belajarnya dapat
ditingkatkan. Salah satunya yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan media
bekas kartu perdana dengan metode beta aman
yang merupakan salah satu cara dalam kegiatan pembelajaran yang
berfungsi untuk meningkatkan minat belajar siswa sehingga diharapkan dapat
menunjang keberhasilan kegiatan belajar di kelas.
Minat
siswa dalam belajar dipengaruhi juga oleh faktor pendekatan. Faktor pendekatan
yaitu faktor yang berhubungan dengan metode atau cara-cara seorang guru dalam
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pengajaran
(Djajadisastra, 1999: 71).
Fatimah
(2008: 60) mengemukakan:
Minat peserta didik terhadap mata pelajaran dapat diamati
jika siswa senang pada materi pelajaran, selalu mengikuti kegiatan belajar mata
pelajaran sesuai dengan jadwal, mencatat semua penjelasan dari guru, mencari
referensi untuk memperdalam materi, berdiskusi dengan teman, dan membantu teman
yang kesulitan belajar mata pelajaran.
Dalam
pembelajaran keterampilan berbicara dengan media bekas kartu perdana dengan
metode beta aman hal-hal yang dapat diamati di atas digunakan sebagai acuan
pengamatan hasil belajar siswa
B.
Keterampilan Berbicara
Pembelajaran berbicarapada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia siswa di MI diupayakan untuk memenuhi kebutuhan dasar siswa .
Yang dimaksud kebutuhan dasar dalam hal ini adalah kebutuhan siswa mengenai
pentingnya bahasa untuk berkomunikasi , baik dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas, maupun dalam menjalin hubungan interaksi dengan lingkungan sekitar.
Untuk itu orang tidak akan berpikir tentang sistem
bahasa tetapi berpikir bagaimana menggunakan bahasa ini secara tepat sesuai
dengan konteks dan situasi (Depdiknas, 2006:1).
Keterampilan
berbahasa bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan melalui uraian atau penjelasan
semata-mata. Siswa tidak dapat hanya duduk dengan mendengarkan keterangan dari
guru dan mencatat apa yang didengarkan itu di dalam buku tulisnya. Keterampilan
berbahasa itu juga tidak dapat diperol;eh dengan menghafalkan. Keterampilan
berbahasa hanya dapat diraih dengan melaksanakan berbahasa terus menerus
(Purwo, 1997:20).
Hal
ini didukung pula oleh Arsyad (1998:8) ”Berbicara dalam situasi formal tidaklah
semudah yang dibayangkan orang. Walaupun secara alamiah setiap orang mampu
berbicara, namun berbicara secara formal atau dalam situasi resmi sering
menimbulkan kegugupan sehingga gagasan yang dikemukakan menjadi tidak teratur,
bahkan lebih parah lagi ada yang tidak berani berbicara sama sekali,bila tidak
menguasai kemmampuan dasar mendengarkan sebagai sarana untuk berbicara.
Demikian
pula untuk mengajarkan keterampilan berbicara, penyajian atau penjelasan saja
belumlah mencukupi. Siswa perlu dibawa kepengalaman melakukan kegiatan
mendengarkan dalam konteks yang sesungguhnya atau siswa dilatih, dilatih, dan
terus dilatih.
Berbicara
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang aktif produktif, artinya
berbicara berperan sebagai penyampai atau pengirim pesan kepada orang lain.
Ratnawati (2008:1) ”Berbicara adalah kegiatan penyampaian pesan/ide/perasaan
yang disampaikan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan medium bahasa
lisan”.
Sehubungan
dengan keterampilan berbicara ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki
siswa, yaitu mengucapkan bunyi-bunyi secara jelas agar pendengar dapat
membedakan dengan tepat, menggunakan tekanan, nada, dan intonasi dengan jelas
dan tepat agar pendengar dapat mengerti dan memahami maksud pembicaraan;
menggunakan kata atau diksi dengan tepat, serta berupaya mengemukakan ide atau informasi secara jelas.
Untuk
penilaian keterampilan berbicara siswa peneliti menggunakan penilaian menurut
Pardjimin (2005:10) yaitu intonasi, keakuratan informasi, ketepatan sruktur
atau pilihan kata, serta kelancaran berbicara.
C.
Media Bekas Kartu perdana
Media merupakan suatu alat yang dipakai sebagai
saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada penerimanya. Media
dapat diartikan sebagai sara nonpersonal yang digunakan atau disediakan oleh
tenaga pengajar yang memegang peranan dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan instruksional (Winkel, 1991:281).
Menurut
Depdiknas (2005: 49) ”Media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang digunakan dalam pembelajaran bahasa dan
sastra yang mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran”.
Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik
(Fatimah, 2008: 69 ).
Media
bekas kartu perdana merupakan media yang berupa kartu yang sudah tidak terpakai
yang digunakan peneliti untuk menarik
minat siswa sehingga dapat mempermudah
mencapai tujuan pembelajaran.
Media bekas kartu perdana
dipilih antara lain dengan mempertimbangkan bahwa parasiswa biasanya tertarik
dengan hal-hal yang belum pernah dipergunakan oleh guru sebelumnya dan media yang dipergunakanpun tidak asing bagi siswa sendiri.
D.
Metode Beta Aman
Metode
pembelajaran berisi berbagai cara /teknik menyampaikan materi pembelajaran
kepada siswa. Apabila dikaitkan dengan pengalaman belajar, metode berfungsi
sebagai sarana untuk mewujudkan pengalaman mengajar yang telah dirancang.
Depdiknas (2005:83).
Menurut
Tarigan dalam Depdiknas (2005:89) ”Metode melanjutkan cerita merupakan suatu
permainan cerita. Siswa disuruh menceritakan sesuatu kemudian siswa yang lain
disuruh melanjutkan cerita itu dan seterusnya”.
Berpijak
dari metode tersebut, peneliti mengembangkan metode tersebut menjadi metode
beta aman. Metode beta aman merupakan metode bersambung cerita antar teman dan
diikuti bertanya jawab antar teman yang peneliti akronimkan menjadi beta aman.
Metode beta aman dengan sistem
berkelompok merupakan cara yang diterapkan
dengan tujuan untuk membantu agar siswa berani berbicara, tidak malu untuk
berbicara di depan teman-temannya, dapat saling membantu dan bekerjasama
sehingga dapat meminimalkan siswa yang kurang lancar berbicara. Karena dengan
bekerja kelompok/beregu siswa dapat lebih lancar, dapat bekerjasama, dan dapat
saling mengisi (Ahmadi, 2000:143).
Penerapan metode beta aman dalam
pembelajaran keterampilan berbicara bertujuan untuk menciptakan kerjasama antar
teman dalam satu kelompok dalam menyelesaikan suatu cerita. Selanjutnya siswa
kelompok lain mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, baik bertanyaan
yang berasal dari kelompok yang belum tampil maupun pertanyaan dari kelompok
yang tampil. Sehingga dalam pembelajaran ini terjadi komunikasi multi arah.
Jika dalam pembelajaran keterampilan
berbicara ada siswa yang kurang lancar berbicara ataupun kurang benar dalam
pemakaian diksi, maka kelompoknya dipersilakan membantu (untuk bantuan kepada
siswa yang kurang lancar, menggunakan teknik ulang ucap). Tetapi jika perbaikan diksi masih belum benar
maka kesalahan itu diperbaiki oleh kelompok lain. Kelompok asal ataupun
kelompok lain yang berhasil memperbaiki kesalahan temannya akan diberikan
penghargaan (berupa tepuk tangan oleh seluruh siswa dan mendapat pujian dari
guru).
Cara ini terus dilakukan
oleh guru agar tercipta komunikasi antar kelompok. Selain itu dari tanya jawab
yang dilakukan antar siswa, guru dapat mengetahui siswa yang dapat
mengungkapkan keingintahuannya tentang sesuatu hal dan siswa yang mengetahui.
Melalui pertanyaan dan cara menjawab siswa, guru dapat menilai keterampilan
berbicara siswa.
E.
Indikator Keberhasilan Pemembelajaran
Kreteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) merupakan setandar minimal nilai yang harus dicapai
oleh seorang siswa dalam proses pembelajaran, untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas VMI
Bahrul Ulum Telangsari,
telah ditetapkan nilai KKM berdasarkan kreteria yang berlaku yaitu dengan
menghitung Intak, daya dukung dan kompleksitas, dengan ketentuan tersebut
diperoleh nilai KKM sebesar 65 untuk semester genap tahun pelajaran 2013/2014.sedangkan
indicator keberhasilan belajar, menunjukkan tuntas bila rata-rata ketuntasan
bejarnya 85 % tuntas.
F. TEORI
PROSEDURPELAKSANAAN PTK
Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah berupa penelitian yang di lakukanoleh
gurudi kelas melalui refleksi diri yang brtujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sehingga hasil belajarsiswa meningkat.
Ide-ide dalam melakukan PTK adalah:
1.
PTK adalah
merupakan suatu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang di lakukan secara
refleksi diri.
2.
PTK oleh peserta
yang terlibat di dalamya adalah sisw,guru dan kepala sekolah
3.
PTK bertujuan
memperbaiki kelas dengan dasar pemikiran dan kapasitas dari praktik-praktik dan
pemahaman serta situasi di dalam kelas yang perlu di perbaiki.
karakteristik PTK adalah sebagai berikut :
1.
Penelitian di
lakukan berawal dari kerisauan kinerja guru
2.
Metode utama adalah
refleksi diri
3.
Penelitian berupa
kegiatan pembelajaran
4.
Tujuannyaadalah
memperbaiki pembelajaran
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yang paling tepat
di lakukan oleh guru adalah :
1.
Guru mempunyai
otonomi untuk menilai kinerjanya
2.
Temuan tradisional
susah di terapkan dalam perbaikan
3.
Guru adalah orang
yang paling dekat dengan kelasnya
4.
Interaksi antara
siswa dengan guru unik
5.
Keterlibatan guru
dalam berbagai kegiatan inovatifmampu melakukan penelitian tindakan dalam
kelasnya
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1.
Bagi Guru
a.
Memperbaiki
pembelajaran yang di kelolanya.
b.
Guru dapat
perkembang secara profesional bahwa ia mampu memperbaiki dirinya.
c.
Lebih percaya diri
d.
Guru mendapat
kesempatan berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
sendiri.
2.
Bagi siswa
a.
Meningkatkan hasil
belajar siswa
b.
Mendapat perhatian
khusus
c.
Lebih percaya diri
3.
Bagi Sekolah
a.
Sebagai pendorong
inovasi pada diri guru dan siswa
b.
Menimbulkan
perubahan bagi sekolah ke yang lebih maju
c.
Berubah secara
menyeluruh
BAB III
PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Subyek
, Tempat dan Waktu Serta Pihak yang Membantu Penelitian
1.
Subjek
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Subjek penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah
siswa – siswi kelas VMI
Bahrul Ulum Telangsari, yang berjumlah 12 orang, dengan rincian 8 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan.
Dengan siswa berkasus sebanyak 6
orang,
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi
Pembelajaran : Keterampilan
berbicara tentang mengomentari persoalan faktual KUD.
Semester : Genap
tahun pelajaran 2013/2014.
Siswa kelas ini diambil sebagai subjek penelitian
perbaikan pembelajaran karena di kelas ini sangat sedikit siswa yang aktif jika
disuruh berbicara mengomentariperistiwa factual , sehingga hasil belajarnya
rendah
2.
Tempat Penelitian Perbaikan Pembelajarn
Tempat/lokasi penelitian perbaikan pembelajran ini
dilakukan di kelas V MI
Bahrul Ulum Telangsari.
Alamat:
Jalan Tanjung Api-api Km.36, Desa TelangsariKecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin Provinsi
Sumatera Selatan.
3.
Waktu
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Waktu pelaksanaan perbaikan
pembelajaran ini dilaksanakan setiap hari Kamis dari tanggal 27 Maret 2014 sampai tanggal
10 April 2014.
Jadwal pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran
adalah:
No
|
Hari/Tanggal
|
Waktu
|
Mata Pelajaran/
Materi Pelajaran
|
Siklus
|
1
|
Kamis,27 Maret 2014
|
10.00 –11.10 WIB
|
Bahasa
Indonesia
Keterampilan
berbicara “ mengomentari
persoalan factualKUD”
|
Prasiklus
|
2
|
Kamis,3April 2014
|
10.00 – 11.10 WIB
|
Bahasa
Indonesia
Keterampilan
berbicara “mengomentari“persoalan
factualKUD”
|
Siklus 1
|
3
|
Kamis,10April 2014
|
10.00 – 11.10 WIB
|
Bahasa
Indonesia
Keterampilan
berbicara “ memerankan tokoh drama
pendek”
|
Siklus 2
|
4.
Pihak
yang Membantu Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pihak yang
terlibat pada penelitian tindakan kelas ini yaitu peneliti sendiri dan dibantu
oleh:
·
Supervisor 2
Nama : Dian Ariyanto,S.Pd
NIY : 011.20060718.0001
·
Teman Sejawat
Nama/NIP : Anik Wahyuni,S.Pd.
Pangkat/ Gol :
·
Kepala
Sekolah MI Bahrul Ulum Telangsari
Nama/NIY : Juwakir,S.Ag / 003.20020712.0001
Pangkat/Gol : -
·
Dosen Pembimbing
sebagai Supervisor 1
Nama/NIP : Nasutman,S.Pd.,M.Si / 196707151991031005
B.
Desain
Prosedur
Perbaikan
Pembelajaran
Penelitian perbaikan pembelajaran ini yang dilakukan
merupakan penelitian tindakan kelas / PTK (classroom
action research) dengan materi ajar yang disesuaikan dengan kurikulum yang
ada di sekolah, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) sebagai kurikulum Bahasa
Indonesia yang efektif di MI Bahrul Ulum
Telangsari. Tentang keterampilan berbicara mengomentari persoalan faktual ,yang
berlangsung selama 2 siklus,yang setiap siklusnya menggunakan media bekas kartu
perdana dengan metode beta aman selama proses perbaikan pembelajaran.
Setiap siklus langkah perbaikan terdiri-dari:
a.
Perencanaan
b.
Pelaksanaan
c.
Pengamatan/Teknik
pengumpulan/Instrumen.
d.
Refleksi
Siklus I
1. Rencana
Sebelum Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dilaksanakan,
peneliti membuat berbagai macam infut Instrumen yang akan digunakan untuk
memberikan perlakuan dalam PTK, yaitu:
·
Membuat skenario rencana perbaikan
pembelajaran ( RPP 0 ) Prasiklus
·
Membuat rencana perbaikan pembelajaran (
RPP 1 ) Siklus 1
·
Menyiapkan alat peraga media bekas kartu
perdana ( media Pembelajaran ) berupa tulisan-tulisan persoalan faktual yang disimpan didalamnya.lipatan bungkus
bekas kartu perdana.
·
Menyiapkan lembar pengamatan /
observasi.
·
Menyiapkan evaluasi.
2. Pelaksanaan
Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran siklus 1 ini
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 April 2014, waktu
pelaksanaannya Pukul 10.00 sampai 11.10 WIB.
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tentang keterampilan
berbicara mengomentari persoalan faktual , yang berlangsung 2 x 35
menit
Pelaksanaannya sebagai berikut:
·
Mendesain kelas untuk pembelajaran yang
kondusif.
·
Memotifasi siswa dan memberikan
apersepsi.
·
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran.
·
Menyampaikan /menjelaskan materi
pembelajaran dengan menggunakan media bekas kartu perdana dengan metode beta
aman.
·
Tanya jawab tentang materi pembelajaran.
·
Penguatan dan membuat kesimpulan tentang
materi pembelajaran.
·
Melakukan evaluasi.
3. Pengamatan/Teknik Pengumpulan/Instrumen.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan/Observasi yang
dilaksanakan oleh supervisor 2 yang merupakan guru MI Bahrul Ulum
Telangsari bernama Dian Ariyanto,S.Pd,
Pengamatan /Observasi yang dilakukan oleh supervisor 2
adalah:
·
Situasi kegiatan belajar mengajar.
·
Penguasaan materi dan media gambar yang
dilakukan guru.
·
Keaktifan siswa.
·
Kemampuan siswa menyelesaikan /
mengerjakan evaluasi.
4. Refleksi
Dari pengamatan yang dilaksanakan pada siklus 1 ini,
masih terdapat kelemahan/ kekurangan antara lain:
·
Masih ada siswa yang kurang aktif dalam
proses pembelajaran.
·
Kegiatan pembelajaran masih didominasi
oleh siswa-siswa tertentu.
·
Masih banyak siswa yang takut
menyampaikan pendapat/temuannya.
·
Tingkat keberhasilan siswa belum
memuaskan dari ketentuan ketuntasan minimum yang telah ditetapkan.
·
Hasil analisis dan observasi yang
dilaksanakan pada sikluus I ini, akan digunakan sebagai acuan untuk
melaksanakan tahap berikutnya ( siklus 2 )
Siklus II
1. Rencana
Sebelum Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dilaksanakan,
peneliti membuat berbagai macam infut Instrumen yang akan digunakan untuk
memberikan perlakuan dalam PTK, yaitu:
·
Membuat skenario rencana perbaikan
pembelajaran ( RPP 1) siklus 1
·
Membuat rencana perbaikan pembelajaran (
RPP2 ) Siklus 2
·
Menyiapkan alat peraga media bekas kartu
perdana ( media Pembelajaran ) berupa tulisan-tulisan persoalan faktual yang disimpan didalamnya.lipatan bungkus
bekas kartu perdana.
·
Menyiapkan lembar pengamatan /
observasi.
·
Menyiapkan evaluasi.
2. Pelaksanaan
Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran siklus 2 ini
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10April 2014, waktu
pelaksanaannya Pukul 10.00 sampai 11.10 WIB.
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tentang keterampilan
berbicara mengomentari persoalan faktual , yang berlangsung 2 x 35
menit
Pelaksanaannya sebagai berikut:
·
Mendesain kelas untuk pembelajaran yang
kondusif.
·
Memotifasi siswa dan memberikan
apersepsi.
·
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran.
·
Menyampaikan /menjelaskan materi
pembelajaran dengan menggunakan media bekas kartu perdana dengan metode beta
aman.
·
Tanya jawab tentang materi pembelajaran.
·
Penguatan dan membuat kesimpulan tentang
materi pembelajaran.
·
Melakukan evaluasi.
3. Pengamatan/Teknik Pengumpulan/Instrumen.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan/Observasi yang
dilaksanakan oleh supervisor 2 yang merupakan guru MI Bahrul Ulum
Telangsari bernama Dian Ariyanto,S.Pd,
Pengamatan /Observasi yang dilakukan oleh supervisor 2
adalah:
·
Situasi kegiatan belajar mengajar.
·
Penguasaan materi dan media gambar yang
dilakukan guru.
·
Keaktifan siswa.
·
Kemampuan siswa menyelesaikan /
mengerjakan evaluasi.
4. Refleksi
Dari pengamatan yang dilaksanakan pada siklus 2 ini,
masih terdapat kelemahan/ kekurangan antara lain:
·
Masih ada siswa yang kurang aktif dalam
proses pembelajaran.
·
Kegiatan pembelajaran masih didominasi
oleh siswa-siswa tertentu.
·
Masih banyak siswa yang takut
menyampaikan pendapat/temuannya.
·
Tingkat keberhasilan siswa belum
memuaskan dari ketentuan ketuntasan minimum yang telah ditetapkan.
C. Teknis Analisis Data
Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini,
untuk menganalisis data digunakan teknis ,yaitu:
·
Tes
·
Observasi
·
Wawancara
1.
Test
Test dipergunakan untuk mendapatkan data tentang
keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, data dari
hasil tindakan digunakan analisi kuantitatif, menggunakan butir soal untuk
mengetahui keberhailan hasil belajar siswa.
Data analisis hasil belajar berupa nilai rata-rata dengan
rumus:
R =
R= Nilai rata-rata
2. Observasi
Hasil observasi dipergunakan
untuk mengumpulkan data partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran, dalam bentuk persentasi,
Teknik observasi data menggunakan rumus teknik
proporsi (Sudjana, 1996) data observasi hasil belajar berupa
nilai persentasi dengan rumus:
|
K = Persentase siswa yang berhasil dalam kegiatan
A
= Jumlah siswa yang melakukan kegiatan
N = Jumlah
total siswa
3. Wawancara
Hasil
wawancara untuk memperoleh data informasi dari siswa terhadap proses
pembelajaran yang sudah berlangsung, dengan menggunakan format wawancara yang
diperoleh langsung dari siswa secara acak,dan hasil wawancara ini digunakan
untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran
Persentase keberhasilan ditentukan dengan acuan dari
Arikunto (1991) dan Fatimah (2008) sebagai berikut:
76% - 100% hasil belajar siswa sangat baik
51% - 75% hasil belajar siswa baik
26% - 50% hasil belajar siswa sedang
15% - 25% hasilt belajar siswa kurang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari proses kegiatan prasiklus ,siklus I dan siklus II
untuk kegiatan siklus I dan II setiap siklusnya diadakan dua kali pertemuan. Setiap kali
pertemuan ( siklus ) proses pembelajaran menggunakan media bekas kartu perdana
dengan metode beta aman pada materi pembelajaran yang berpedoman pada kurikulum
Bahasa Indonesia Tahun 2013/2014 yang berlaku di MI Bahrul Ulum Telangsari.
Adapun paparan kegiatan proses kegiatannya adalah sebagai
berikut:
Prasiklus
Pada proses pembelajaran
awal (prasiklus ) dengan materi keterampilan berbicara mengomentari persoalan
faktual KUD, dilaksanakan pada hari Kamis , Tanggal 27 Maret 2014
Pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran dengan waktu 2 x 35 Menit, dengan mengikuti sistematika sebagai berikut : perencanaan,
pelaksanaan,, evaluasi dan refleksi.
Proses perencanaan pembelajaran pada kegiatan prasiklus ini
dilaksanakan pembelajaran dengan rencana tindakan sebagai berikut :
- Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP 0 )
- Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan materi pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam proses
membelajarkan siswa di dalam kelas.dengan urutan tindakan sebagai berikut :
- Kegiatan Awal
- Kegiatan Inti
- Kegiatan Akhir
- Observasi dan Evaluasi
Pada saat pembelajaran
berlangsung guru melakukan pengamatan keaktifan dan kemampuan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran dan Setelah
proses pembelajaran selesai
gurujuga mengadakan evaluasi berupa test
individual sebagai tolak ukur
kerhasilan proses pembelajaran. Soal berjumlah
5 butir soal essay dengan skor maksimal
100, , kemudian diperoleh skor akhir yang akan menentukan siswa mana yang
memperoleh skor atau nilai tertinggi.
Berdasarkan hasil pengamatan hanya 40% siswa yang aktif mengikuti
pembelajaran dan hasil evaluasipada akhir proses pembelajaran bahwa hasiltest belajar
siswa sangat rendah, hampir 60% siswa memperoleh nilai dibawah Standar Ketuntasan
Minimum ( KKM ) yang telah ditetapkan sebesar 70, dari hasil
analisis diatas, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran hal ini
laksanakan karena kreteria keberhasilan
secara umum apabila hasil belajar siswa 85% tuntas.
kegiatan prasiklus ini berguna untuk menentukan rencana
pada siklus penelitian selanjutnya.
Siklus I
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Penelitian pada siklus I dilaksanakan selama 1 kali pertemuan dengan
waktu 1 kali pertemuan (2 x 35
menit). Pada materi keterampilan berbicara mengomentari persoalan factual
KUD
Adapun waktu pelaksanaan
penelitian pada siklus I
Pertemuan : Kamis,3April 2014
Sedangkan
pelaksanaan kegiatan penelitian mengikuti sistematika sebagai berikut; perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi.
Pertemuan
Pertama
1. Perencanaan Tindakan
Pembelajaran pada penelitian ini menggunakan media
bekas kartu perdana dengan dipandu metode beta aman. Peneliti membuat rencana tindakan dengan mengacu pada cara
pemanfaatan media bekas kartu perdana dengan metode bersambung cerita antar
teman dengan perencanaan:
a.
Menetapkan kelas V
sebagai subyek
b.
Menyiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran
c.
Mempersiapkan berbagai
jenis bekas kartu perdana
d.
Menyiapkan kelompok
diskusi
e.
Menyiapkan lember
Observasi
f.
Menyiapkan Lembar
Penilaian atau LKS
2. Pelaksanaan Tindakan
Rencana kegiatan yang telah
dirancang pada rencana pelaksanaan pembelajaran, sebagai skenario pembelajaran
dilaksanakan dalam proses membelajarkan
siswa di dalam kelas. Setiap
tatap muka menggunakan media bekas kartu perdana dan dipandu dengan metode beta
aman dengan urutan sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal
·
Guru menyampaikan
apersepsi
·
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
·
Guru
menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran
b) Kegiatan Inti
·
Guru menunjuk 3 orang
siswa untuk tampil ke depan kelas. (Siswa yang ditunjuk siswa yang aktif
dan berani berbicara dalam
kegiatan pembelajaran di kelas)
·
Siswa
yang tampil di depan kelas, bergantian menunjuk temannya satu persatu untuk
tampil menjadi anggota kelompoknya. (Tiap kelompok
berjumlah 3 orang).
·
Guru mempersilakan
tiap-tiap kelompok untuk duduk sesuai dengan nomor kelompoknya pada tempat yang
telah ditentukan.
·
Guru
memperlihatkan media pembelajaran dan bertanya jawab tentang media tersebut.
Kemudian guru membagikan media (bekas kartu perdana yang berisi petunjuk
melakukan sesuatu) kepada setiap kelompok.
·
Siswa
mengamati media yang telah diberikan dan mendiskusikannya.
·
Guru mengamati siswa
yang sedang berdiskusi dan memberikan bimbingan.
·
Guru memberikan LKS
perkelompok sebagai petunjuk diskusi.
·
Guru memotivasi siswa
untuk tampil ke depan kelas memberikan petunjuk melakukan sesuatu, sesuai
dengan keputusan diskusi kelompok.
·
Siswa secara
berkelompok tampil memberikan petunjuk, pada saat tampil, siswa bersambung
cerita memberitahu cara memberi petunjuk tersebut.
·
Siswa kelompok lain
mengamati kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab tentang petunjuk yang diberikan
oleh kelompok yang tampil.
·
Guru bersama siswa
memberikan penghargaan (berupa tepuk tangan) kepada setiap siswa yang berani
memberikan tanggapan dan jawaban yang benar.
c) Kegiatan Akhir
·
Guru
bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
·
Guru memberikan tugas
kepada siswa untuk mempelajari materi
kembali untuk persiapan pertemuan ke dua.
3. Observasi
Selama proses pembelajaran
berlangsung minat belajar siswa terus diamati selama pertemuan dalam siklus I
dengan alat pengumpul data lembar observasi/ pengamatan dan data hasil
penilaian keterampilan berbicara siswa, hasil pengamatan menunjukkan minat
belajar siswa sudah menunjukkan peningkatan dari kegiatan prasiklus yaitu
sebesar 58% sedangkan hasil tes
evaluasi akhir pelajran menunjukkan rata-rata 60, atau 42% belum tuntas
4) .Evaluasi
dan refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan
dan evaluasi dapat diketahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa
Indonesiatentang ketermpilan berbicara mengomentari persoalan faktual KUD
melalui media bekas kartu perdana dengn dibantu metode beta aman baru setelah proses pembelajaran berlangsungbelum
memuaskan. Hasil refleksi ini sebagai landasan tidak lanjut pertemuan kedua pada
siklus I ini.
Siklus
II
Penelitian
siklus II hampir sama dengan siklus I. Penelitian pada siklus II dilaksanakan
pada materi pembelajaran bermain drama pendek. Adapun
waktu pelaksanaan penelitian pada siklus II:
Pertemuan :
Kamis ,10 April 2014
Sedangkan
pelaksanaan kegiatan penelitian mengikuti sistematika sebagai berikut;
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi.
Pertemuan Pertama
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan
pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan siklus I, namun pada siklus II
ada beberapa perubahan rencana tindakan sebagai tambahan tindakan pada saat
pelaksanan pembelajaran. Adapun rencana tindakan pada siklus II ini adalah
sebagai berikut.
a)
Mempersiapkan berbagai bekas kartu perdana dan mengganti isi yang ada dalam
bekas kartu perdana berupa petunjuk dengan teks cerita pendek anak yang telah
dimodifikasi dengan bentuk lipatan-lipatan kecil.
b) Melaksanakan rencana
pembelajaran sesuai materi pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Rencana kegiatan yang telah dirancang pada rencana
pelaksanaan pembelajaran, sebagai skenario pembelajaran dilaksanakan dalam proses membelajarkan siswa di dalam
kelas. Setiap tatap muka menggunakan media bekas kartu perdana dan dipandu
dengan metode beta aman dengan urutan sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal
· Guru
menyampaikan apersepsi
· Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
·
Guru
menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran
b) Kegiatan Inti
·
Guru mempersilakan
tiap-tiap kelompok untuk duduk sesuai dengan kelompoknya pada siklus pertama,
hanya posisi tempat duduk yang telah ditentukan berbeda pada siklus pertama.
·
Guru
memperlihatkan media pembelajaran dan bertanya jawab tentang media tersebut.
Kemudian guru membagikan media (bekas kartu perdana yang berisi drama pendek)
kepada setiap kelompok.
·
Siswa
mengamati media yang telah diberikan dan mendiskusikannya.
·
Guru mengamati siswa
yang sedang berdiskusi dan memberikan bimbingan.
·
Guru
memotivasi siswa untuk tampil ke depan kelas memerankan isi drama yang telah
dibaca dan dibahas dalam kelompok.
·
Siswa
secara berkelompok tampil memainkan isi drama, pada saat tampil siswa bersambung cerita, guru menunjuk siswa yang
tampil untuk melanjutkan cerita secara acak.Siswa kelompok lain mengamati
kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan pemberian tanggapan terhadap
kelompok
yang tampil.
·
Guru bersama siswa
memberikan penghargaan (berupa tepuk tangan) kepada setiap siswa yang berani
memberikan tanggapan dan jawaban yang benar.
·
Guru membagikan lembar
kerja / LKS untuk dijawab seccara individu.
·
Guru bersama siswa
membahas hasil kerja siswa.
c) Kegiatan Akhir
·
Guru
bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
·
Guru memberikan tugas
kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya
3. Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung dalam siklus II ini
hasil belajar siswa terus diamati dengan
alat pengumpul data lembar observasi dan data hasil penilaian keterampilan
berbicara siswa, hasil pengamatan menunjukkan minat belajar siswa tentang
keterampilan berbicara meningkat yaitu 85% dan hasil tes individu diperoleh rata-rata 70
atau 87,5%
tuntas
4) Evaluasi dan
refleksi
Penilaian keterampilan berbicara siswa diambil selama proses
kegiatan pembelajaran berlangsung. Sebagai data
pendukung penelitian.
Data siklus II yang diperoleh
dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa tentang keterampilan berbicara selama proses
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan temuan refleksi pada siklus kedua telah terbukti berhasil
.
B.
Pembahasan
dari Setiap Siklus
Prasiklus
1.
Hasil Pengolahan Data
Hasil
pengamatan yang diperoleh pada kegiatan prasiklus, berupa data tentang hasil
belajar siswa selamaberlangsung proses pembelajaran tentang ketermpilan berbicara siswa.
2.
Hasil
Observasi dan Evaluasi
Pada proses pembelajaran prasiklus yang dilaksanakan
pada hari KamisTanggal 27 Maret 2014, diperoleh hasil
berupa pengamatan minat belajar siswa
mengikuti proses pembelajaran dan nilai ulangan siswa.Sebagai bahan
perbandingan berikut ini disajikan tabel hasil nilai ulangan harian dalam mata
pelajaran IPS yang merupakan data awal sebelum tindakan
Tabel 1. Data Observasi Minat Belajar Keterampilan Berbicara selama
Kegiatan Prasiklus.
NO
|
Indikator Minat Siswa Belajar
|
Rata-rata Hasil Pengamatan
|
% Ketuntasan
|
1.
|
Tertarik dengan materi
pembelajaran
|
60
|
60
|
2.
|
Mengajukan pertanyaan
|
40
|
40
|
3.
|
Menjawab pertanyaan
|
40
|
40
|
4.
|
Mengemukakan pendapat
|
20
|
20
|
5.
|
Bekerjasama dengan teman
|
40
|
40
|
|
Rata-rata
|
|
40
|
Dari tebel 1 diatas
menunjukkan hasil minat belajar siswa keterampilan berbicara masih sangat
rendah yaitu 40%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa ketermpilan berbicara perlu penelitian dan perbaikan pembelajar
Tabel 2.Hasil Ulangan Harian
Keterampilan Berbicara selama Kegiatan Prasiklus.
NO
|
NAMA
SISWA
|
NILAI
|
KETERANGAN
|
1
|
RIZKI ARMADANI W
|
70
|
TUNTAS
|
2
|
AMINUDDIN
|
50
|
BELUM TUNTAS
|
3
|
ANGI UTARI
|
50
|
BELUM TUNTAS
|
4
|
DEDI SAIPUDDIN
|
80
|
TUNTAS
|
5
|
ENI KURNIAWATI
|
80
|
TUNTAS
|
6
|
ANGEL AMELIA SARI
|
80
|
TUNTAS
|
7
|
FITRIYANI
|
80
|
TUNTAS
|
8
|
INTAN NIRAH
|
40
|
BELUM TUNTAS
|
9
|
MUHAMMAD ZAENAL
|
60
|
BELUM TUNTAS
|
10
|
SHODIKIN
|
80
|
TUNTAS
|
11
|
RICCO MAHESA
|
60
|
BELUM TUNTAS
|
12
|
WAHYU PRAYITNO
|
60
|
BELUM TUNTAS
|
RATA-RATA
|
66
|
50% TUNTAS
|
Pada tabel 2 di atas menunjukkan hasil test
keterampilan berbicara siswa selama prasiklus belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (70) atau sebesar
85%.
Hal ini dapat dilihat ada 6 siswa yang belum tuntas atau hanya 50 %
yang memenuhi kreteria ketuntasan minimal, maka dapat disimpulkan bahwa
pada perluperbaikan proses pembelajaran.
Siklus I
1.
Hasil
Pengolahan Data
Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I, berupa
dua data tentang minat belajar siswa selama
pertemuan pertama dan kedua selama proses pembelajaran berlangsung dan
hasil test ketermpilan berbicara siswa
Sebagai
data pendukung penelitian yang diadakan selama penelitian siklus I. dapat
dilihat pada tabel 3
2. Hasil
Observasi dan Evaluasi
Hasil pengamatan dan evaluasi adalah : usaha untuk mengetahui
sampai dimana tujuan dapat dicapai atau mengukur keberhasilan siswa sebagai
akibat dari proses belajar.
Tabel 3 Data Observasi Minat
Siswa Belajar Keterampilan Berbicara pertemuan pertama dan kedua selama siklus
I
NO
|
Indikator Minat Siswa Belajar
|
Pertemuan ke %
|
Rata-rata %
|
1.
|
Tertarik dengan materi
pembelajaran
|
100
|
100
|
2.
|
Mengajukan pertanyaan
|
60
|
60
|
3.
|
Menjawab pertanyaan
|
60
|
60
|
4.
|
Mengemukakan pendapat
|
50
|
50
|
5.
|
Bekerjasama dengan teman
|
70
|
70
|
|
Rata-rata
|
68
|
68
|
Tabel 3 di atas menunjukkan
bahwa minat siswa belajar keterampilan berbicara ada yang mengalami peningkatan
dan ada juga yang perlu ditingkatkan. Minat siswa yang tinggi yaitu: siswa
tertarik dengan materi pembelajaran baik sekali (100%), siswa yang mengajukan
pertanyaan masih sedang (55%), siswa yang menjawab pertanyaan sedang (60%),
siswa yang berani mengemukakan perdapat baik (65%), dan siswa yang mau
bekerjasa dengan temannya dapat disimpulkan baik (82,5%)
Dengan
demikian minat siswa belajar keterampilan berbicara sudah mulai meningkat
walaupun hanya58%.Hal ini menunjukkan bahwa minat siswa belajar
ketermpilan berbicara masih perlu diupayakan kembali.
Tabel 4.Hasil UlanaganHarian I Pertemuan Pertama dan Kedua
pada Kegiatan Siklus I
NO
|
NAMA
SISWA
|
NILAI
|
KETERANGAN
|
1
|
RIZKI ARMADANI W
|
65
|
TUNTAS
|
2
|
AMINUDDIN
|
60
|
BELUM TUNTAS
|
3
|
ANGI UTARI
|
60
|
BELUM TUNTAS
|
4
|
DEDI SAIPUDDIN
|
70
|
TUNTAS
|
5
|
ENI KURNIAWATI
|
80
|
TUNTAS
|
6
|
ANGEL AMELIA SARI
|
75
|
TUNTAS
|
7
|
FITRIYANI
|
70
|
TUNTAS
|
8
|
INTAN NIRAH
|
60
|
BELUM TUNTAS
|
9
|
MUHAMMAD ZAENAL
|
60
|
BELUM TUNTAS
|
10
|
SHODIKIN
|
80
|
TUNTAS
|
11
|
RICCO MAHESA
|
60
|
BELUM TUNTAS
|
12
|
WAHYU PRAYITNO
|
65
|
TUNTAS
|
RATA-RATA
|
6,7
|
58 %
|
Tabel 5.Data Persentasi
Hasil Belajar Keterampilan Berbicara
selama siklus I
No
|
Nilai
|
Jumlah Siswa
|
Pertemuan Pertama
|
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
|
|||
1.
|
<65
|
5
|
|
5
|
2.
|
65 – 69
|
2
|
2
|
|
3.
|
70 – 79
|
3
|
3
|
|
4.
|
80 – 89
|
2
|
2
|
|
5.
|
90 - 100
|
|
|
|
|
Jumlah
|
12
|
7
|
5
|
Pada tabel 5 di atas menunjukkan
hasil test keterampilan berbicara siswa selama siklus I pertemuan pertama dan
kedua belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal 70 atau sebesar 85% Tuntas, Dengan nilai
rata-rata siswa pertemuan 58%
tuntasa. maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus I belum optimal perlu
ditingkatkan.
3.
Reflekasi
Berdasarkan hasil pengamatan dari
pelaksanaan pembelajaran siklus I, ditemukan hal-hal sebagai berikut.
a. Siswa
tertarik dengan media bekas kartu perdana yang dipergunakan , hal ini dapat
dilihat dari antusias siswa saat menerima media tersebut.
b.
Penerapan keterampilan berbicara secara resmi dengan metode beta aman
(bersambung cerita antar teman) merupakan hal yang belum terbiasa dilakukan
siswa, sehingga siswa masih banyak yang kurang paham cara penerapannya.
c. Siswa
masih perlu banyak dilatih dan dibimbing untuk berbicara secara resmi dengan menggunakan pilihan kata yang
tepat, tidak gugup dan malu untuk berbicara.
d. Guru
perlu banyak membimbing dan memotivasi agar siswa berani berbicara di depan
teman-temannya dan pembicaraan tidak didominasi dan diwakili oleh beberapa
orang siswa saja.
Siklus
II
1.
Hasil Penggolahan Data
Hasil
penelitian yang diperoleh pada siklus II, berupa dua jenis data yang memuat
peningkatan minat belajar siswa selama 1 kali pertemuan dan satu jenis data hasil test
keterampilan berbicara siswa selama siklus II.
3.
Observasi dan Evaluasi
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data-data
persentase minat siswa belajar keterampilan berbicara pada siklus II dari
pertemuan yang dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel
6. Data Observasi Minat Belajar Keterampilan Berbicara pertemuan pertama dan
kedua selama Siklus I
NO
|
Indikator Minat Siswa Belajar
|
Pertemuan %
1
|
Rata-rata %
|
1.
|
Tertarik dengan materi
pembelajaran
|
100
|
100
|
2.
|
Mengajukan pertanyaan
|
70
|
72,5
|
3.
|
Menjawab pertanyaan
|
80
|
80
|
4.
|
Mengemukakan pendapat
|
85
|
85
|
5.
|
Bekerjasama dengan teman
|
95
|
95
|
|
Rata-rata
|
85
|
87,5
|
Tabel
6 di atas menunjukkan bahwa minat siswa belajar keterampilan berbicara
mengalami peningkatan untuk semua indicator yaitu siswa yang tertarik dengan
materi pembelajaran baik sekali (100%), siswa yang mengajukan pertanyaan baik (70%), siswa yang menjawab
pertanyaan baik (80%), siswa menajukan pendapat baik (85%), dan siswa bekerja
sama dengan temanbaik sekali (95%).
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 3 dan
pengamatan observer menunjukkan bahwa minat belajar siswa telah memenuhi
kreteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sebesar 85% hal ini dapat
diketahui rata-rata sebesar 87,5%
dan siswa sudah semakin giat serta aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Peneliti juga mencatat siswa semakin banyak yang mengangkat jari untuk
mengajukan pertanyaaan, menjawab pertanyaan, maupun untuk mengemukakan pendapat.
Tabel 7.Datan Hasil
UlanganHarian II Pertemuan pertama dan Pertemuan keduaPada Kegiatan Siklus II
NO
|
NAMA
SISWA
|
NILAI
|
KETERANGAN
|
1
|
RIZKI ARMADANI W
|
70
|
TUNTAS
|
2
|
AMINUDDIN
|
70
|
TUNTAS
|
3
|
ANGI UTARI
|
65
|
TUNTAS
|
4
|
DEDI SAIPUDDIN
|
80
|
TUNTAS
|
5
|
ENI KURNIAWATI
|
80
|
TUNTAS
|
6
|
ANGEL AMELIA SARI
|
80
|
TUNTAS
|
7
|
FITRIYANI
|
70
|
TUNTAS
|
8
|
INTAN NIRAH
|
70
|
TUNTAS
|
9
|
MUHAMMAD ZAENAL
|
60
|
BELUM TUNTAS
|
10
|
SHODIKIN
|
80
|
TUNTAS
|
11
|
RICCO MAHESA
|
60
|
BELUM TUNTAS
|
12
|
WAHYU PRAYITNO
|
70
|
TUNTAS
|
RATA-RATA
|
70
|
87,5
|
Tabel 8. Data Persentasi
Hasil Belajar Keterampilan Berbicara
selama Siklus II
NO
|
Nilai
|
Jumlah Siswa
|
Pertemuan Pertama
|
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
|
|||
1.
|
<65
|
2
|
|
2
|
2.
|
65 –
69
|
1
|
1
|
|
3.
|
70 – 79
|
5
|
5
|
|
4.
|
80 – 89
|
4
|
4
|
|
5.
|
90 - 100
|
|
|
|
|
Jumlah
|
12
|
10
|
2
|
Pada tabel di atas menunjukkan hasil test keterampilan
berbicara siswa selama siklus II pertemuan telah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (65 ) sebesar 87,5%.
Dengan nilai rata-rata siswa 70.maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus IIhasil
belajar dapat dikatakan meningkat atau berhasil.
3. Refleksi
Secara umum minat siswa belajar
kerampilan berbicara pada siklus II mengalami peningkatan dibanding dengan
siklus pertama.Pada siklus II ini tampak siswa lebih memperhatikan materi
pembelajaran, siswa lebih antusias untuk berbicara.Selain itu penerapan metode
beta aman dalam pembelajaran sudah mulai terlaksana dengan lebih baik dan
menyenangkan.Berdasarkan pengamatan peneliti minat siswa belajar keterampilan
berbicara, maka ditemukan hal-hal sbagai berikut.
a.
Siswa lebih memfokuskan perhatiannya dengan materi yang ada di dalam media,
karena isi materi yang akan disampaikan secara lisan lebih banyak.
b. Siswa lebih terbuka rasa
keingintahuannya dengan materi cerita
yang disampaikan temannya.
c. Siswa
lebih antusias untuk tampil berbicara, baik untuk bertanya, menjawab, maupun
memberikan tanggapan.
d. Siswa
mulai dilatih penerapan metode beta aman dengan konteks yang berbeda dengan
tujuan melatih keterampilan berbicara
siswa.
e.
Pemberian penghargaan kepada siswa
(berupa tepuk tangan) memotivasi minat siswa untuk berani berbicara di hadapan
teman-temannya.
4. Peningkatan Hasil Keterampilan Berbicara
Siswa pada Penelitian Sikllus I dan Siklus II.
Data hasil ketempilan berbicara siswa yang merupakan
data pendukung pada penelitian tindakan kelas yang mengacu pada hasil belajar
siswa. Berdasarkan data hasil tes keterampilan berbicara siswa, maka diperoleh
tabel 7
Tabel 9. Data Peningkatan
Minat dan Hasil Belajar Keterampilan Berbicara
selama Siklus I dan
Siklus II
Hasil Penelitian
|
Nilai Rata-rata
|
%Ketuntasan Klasikal
|
Siklus I
|
67
|
58%
|
Siklus II
|
70
|
87,5%
|
Peningkatan
|
6
|
29,5%
|
Pada Tabel 8 dapat dilihat
peningkatan hasil test keterampilan berbicara siswa siklus I dan II sebesar 6serta
persentase peningkatan ketuntasan secara klasikal sebesar 29,3%. Peningkatan hasil keterampilan berbicara siswa
terjadi karena pada saat proses pembelajaran tetap sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode beta aman dengan memotivasi
minat siswa untuk berani tampil berbicara dihadapan teman-temannya.
Dari
hasil penelitian dapat ditemukan bahwa proses pembelajaran keterampilan
berbicara dengan menggunakan media bekas kartu perdana dan dipandu dengan
metode beta aman yang berlangsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
kelas V MI Bahrul Ulum Telangsari.
Hal ini dapat dilihat pada proses pembelajaran siswa mulai banyak mengangkat
jari untuk mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, ataupun memberikan
tanggapan. Selama
pelaksanaan siklus pertama dan siklus kedua minat siswa untuk berbicara semakin
meningkat.
Selain
itu kesalahan pemakaian diksi yang dipergunakan siswa, seperti kata ”pagar” dan
”tekan”. Diucapkan siswa ”pager” dan
”teken”, seharusnya pagar dan tekan. Demikian juga untuk kalimat, jika siswa
kurang tepat maka akan diperbaiki oleh teman-temannya. Kesalahan yang terjadi
selama proses pembelajaran diperbaiki oleh siswa sendiri. Guru berfungsi
sebagai motivator dan fasilitator.
Pada
pelaksanaan siklus pertama penerapan metode beta aman yang diterapkan ketika
siswa tampil, siswa kelompok tersebut yang menentukan giliran temannya untuk
menyambung ceritanya.Maka untuk melatih agar siswa terampil berbicara pada
siklus kedua guru yang menentukan.Hal ini dilatih agar semua siswa dalam
kelompok tersebut menguasai isi cerita, lebih konsentrasi menyimak, dan
meningkatkan kerjasama, serta saling membantu antar teman.
Hal ini
senada dengan yang dikemukakan oleh Purwo (1997) bahwa
Keterampilan berbahasa hanya dapat diraih dengan
melaksanakan berbahasa terus menerus
Metode beta aman dengan sistem berkelompok merupakan
cara yang diterapkan dengan tujuan untuk
membantu agar siswa berani berbicara, tidak malu untuk berbicara di depan
teman-temannya, dapat saling membantu dan bekerjasama sehingga dapat
meminimalkan siswa yang kurang lancar berbicara. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh
Ahmadi (2000) bahwa dengan bekerja kelompok/beregu siswa dapat lebih lancar,
dapat bekerjasama, dan dapat saling mengisi.
Hal ini dapat terjadi jika siswa berminat untuk
belajar karena menurut Syah (2003) belajar dengan adanya minat akan
mempengaruhi hasil belajar dan aktivitas belajar
BAB
V
SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Setelah
penelitian tindakan kelas ini dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan melalui
media bekas kartu perdana dengan metode bata aman hasil belajar Bahasa
Indonesia tentang keterampilan berbicaraMengomentari persoalan faktual KUD pada
siswa kelas V MI Bahrul Ulum Telangsari dapat ditingkatkan.
B. Saran Tindak Lanjut
Dari
penelitian tindakan kelas ini ada beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan
bahan masukan bagi peningkatan hasil pembelajaran, yaitu:
1. Guru
sebaiknya menggunakan media bekas kartu perdana dengan metode beta aman dalam
pembelajaran keterampilan berbicara.
2. Guru
harus lebih kreatif dalam menerapkan metode beta aman, agar pembelajaran
keterampilan berbicara lebih menarik dan menyenangkan
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1991. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi
Aksara.
Ahmadi. 2000. Teknik
Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Arsyad, Maidar G dan Mukri US. 1998. Pembinaan
Kemampuan Berbicara. Jakarta:
Erlangga.
Depdiknas.
2005. Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jakarta: Depdiknas.
, 2006. Contoh/Model Silabus Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdiknas.
Djajadisastra. 1999. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Fatimah, Siti dkk.. 2008. ModulModel-Model Pembelajaran SMP dan SMA.
Palembang:
Unsri.
Pardjimin. 2005. Bahasa
Indonesia. Bogor: Yudistira.
Purwo, Bambang Kuswanti. 1997. Pokok-Pokok Pengajaran Bahasa Indonesia.
Jakarta:
Proyek Pengembangan Buku dan Minat Baca.
Slameto. 1997. Belajar
dan Fktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina
Aksara.
Sujana. 1996. Metode
Statistik. Bandung: Transito.
Syah, Mahibim. 2003. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Bayu Gravindo Persada.
Winkel. 1991. Psikologi
Pengajaran. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Comments
Post a Comment