ANLISIS PENGGUNAAN BUKU GURU DAN SISWA




ANLISIS PENGGUNAAN BUKU GURU DAN SISWA

A.   KEDUDUKAN DAN FUNGSI BUKU SISWA DAN BUKU GURU


1.      Kedudukan dan Fungsi Buku Siswa

Buku ini dipergunakan sebagai panduan aktivitas pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam menguasai kompetensi tertentu.
Panduan bagi Siswa dalam Melaksanakan Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran
dibuat ikon-ikon yang melambangkannya, misalnya

-      
Kegiatan “Ayo  Mengamati” pada buku siswa merupakan kegiatan dimana siswa dilatih keterampilannya dalam mengamati, dan mencari/menggali informasi dari gambar, teks bacaan, teks percakapan atau data apapun yang bisa digunakan sebagai sumber pembelajaran.
 
Ayo Mengamati

-       Ayo Membaca
Kegiatan “Ayo Membaca” pada buku siswa merupakan kegiatan dimana siswa diberi kesempatan untuk  membaca teks informasi yang disajikan pada buku siswa. Kegiatan membaca ini biasanya terkait dengan kegiatan menggali informasi dari bacaan, dimana siswa dilatih keterampilannya dalam mencari ide-ide pokok dari bacaan.
 

-       Ayo Berlatih
Kegiatan “Ayo Berlatih” pada buku siswa merupakan kegiatan dimana siswa diberi kesempatan untuk menunjukan pemahaman pengetahuannya dan mengaplikasikan keterampilannya. Kegiatan ini bisa merupakan kegiatan mandiri ataupun kegiatan dengan bimbingan guru.
 
-      
Kegiatan “Ayo Beraktivitas” pada buku siswa merupakan kegiatan di mana siswa diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan pembelajaran melalui aktivitas kelompok maupun individu yang biasanya juga merupakan kegiatan berbasis proyek.
 
Ayo Beraktivitas

-       Ayo Menanya
Kegiatan “Ayo Menanya” dirancang untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan bertanya siswa, di mana bertanya bukan hanya tentang apa dan siapa tapi lebih kepada pembentukan keterampilan  bertanya yang kritis dan kreatif.
 

-      
Kegiatan “Ayo Berdiskusi” dirancang untuk memfasilitasi diskusi siswa dengan siswa lainnya dalam kelompok. Siswa dilatih untuk memberikan pendapat, saling menghormati dan menghargai anggota kelompok lainnya.
 
Ayo Berdiskusi

a.        Penghubung antara  Guru, Sekolah, dan Orang Tua
“Kerjasama dengan Orang Tua”.





Lembar Kerja Siswa
Buku Siswa dapat berfungsi sebagai lembar kerja siswa, misalnya pada Buku Siswa terdapat kegiatan menulis maka siswa dapat mengerjakan langsung pada Buku Siswa.
b.        Penilaian dan Portofolio
Di dalam Buku Siswa terdapat halaman-halaman berisi format yang dapat digunakan sebagai lembar kerja untuk dihimpun sebagai bahan portofolio yang dapat dijadikan sumber penilaian hasil pembelajaran.
c.         Media Komunikasi antara Guru dan Siswa
Melalui proses pembelajaran dengan menggunakan Buku Siswa, guru dapat mengenal siswa lebih baik melalui pengamatan terhadap hasil kerja siswa yang telah dirancang sedemikian rupa dalam setiap pembelajaran. Guru dapat melihat perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa sesuai dengan kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.

d.        Sebagai Kenang-kenangan Rekam Jejak Belajar Siswa
Semua hasil pekerjaan yang dilakukan siswa selama mengikuti proses pembelajaran akan tertuang dalam Buku Siswa sehingga guru dan orang tua dapat melihat jejak belajar dan perkembangan kompetensi selama mengikuti proses pembelajaran pada masing-masing jenjang. Bagi siswa semua rekam jejak belajar tersebut berguna sebagai kenang-kenangan di kemudian hari.













2.        Kedudukan dan Fungsi Buku Guru

Buku Guru  adalah panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Berikut ini penjelasan tentang fungsi buku guru.
a.        Sebagai Petunjuk Penggunaan Buku Siswa
Guru harus mempelajari terlebih dahulu Buku Guru. Guru harus menemukan informasi sebagai berikut.
1)        Urutan acuan materi pelajaran yang dikembangkan dari Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar dari masing-masing muatan pelajaran, yang kemudian dipadukan  dalam satu tema tertentu.
2)        Jaringan tema dari masing-masing tema yang berisi kompetensi dasar dan indikator dari masing-masing muatan pelajaran yang harus dicapai.
3)        Pemilahan pembelajaran yang dikembangkan dari subtema dengan tujuan agar guru secara bertahap dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
b.        Sebagai Acuan Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Buku Guru menyajikan hal-hal sebagai berikut.
1)      Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada setiap pilahan pembelajaran dari masing-masing subtema.
2)      Menjelaskan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran agar  guru sudah menyiapkan media-media pembelajaran yang diperlukan.
3)      Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran agar dapat membantu guru dalam menyusun rencana pelaksanaaan pembelajaran, dengan sistematis mengikuti langkah-langkah pembelajaran tersebut.
4)      Menjelaskan tentang teknik dan instrumen penilaian yang dapat digunakan dalam setiap pilihan pembelajaran yang mungkin memiliki karakteristik tertentu.
5)      Menjelaskan jenis lembar kerja yang sesuai dengan pilahan pembelajaran yang ada dalam Buku Siswa.
c.         Penjelasan tentang Metode dan Teknik Pembelajaran  yang Digunakan dalam Proses Pembelajaran
Buku Guru memuat informasi tentang metode dan teknik pembelajaran yang digunakan sebagai acuan penyelenggaraan proses pembelajaran.



B.      STRUKTUR DAN HUBUNGAN FUNGSIONAL

BUKU SISWA DAN BUKU GURU


1.        Struktur Buku Guru

Uraian berikut dimaksudkan agar guru dapat mengenal dan memahami struktur isi Buku Guru dengan baik. Struktur Buku Guru adalah sebagai berikut.
a.         Kata Pengantar
Bagian ini perlu dibaca guru agar guru memahami latar belakang penyusunan buku dan tujuan yang ingin dicapai dari  penyusunan buku tersebut.
b.        Tentang Buku Guru
Memuat informasi cakupan buku guru dan cakupan aktivitas pembelajaran yang tertuang dalam buku guru.
c.         Bagaimana Menggunakan Buku Guru
Halaman ini merupakan bagian penting yang harus dibaca dan dipahami oleh guru, karena memberikan informasi hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam menggunakan Buku Guru sebagai persiapan menggunakan Buku Siswa.
d.        Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti
Halaman ini mengingatkan kepada guru mengenai standar kompetensi lulusan baik ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan, serta kompetensi inti setiap kelas, yang akan di dicapai selama proses pembelajaran.
e.         Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2
Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2 merupakan Pemetaan Kompetensi Dasar yang berasal dari KI 1 dan KI 2 yang terdapat dalam setiap subtema. Artinya, Kompetensi Dasar itulah yang akan dicapai dalam proses pembelajaran selama satu minggu.
Pemetaan kompetensi dasar yang berasal dari Kompetensi Inti 1 dan 2 bukan untuk diajarkan secara eksplisit sebagai materi pembelajaran (pembelajaran tidak langsung) , namun memandu guru untuk melakukan pembiasaan-pembiasaan kompetensi tersebut selama proses pembelajaran berlangsung. Harapannya, melalui pengetahuan, keterampilan akan terasah dan sikap spritual dan sosialnya akan tumbuh pada diri siswa.
f.         Pemetaan Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4
Pemetaan Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4 merupakan Pemetaan Kompetensi Dasar yang berasal dari KI 3 dan KI 4.  Halaman ini memuat informasi tentang kompetensi-kompetensi yang berasal dari Pemetaan Kompetensi Inti 3 dan 4 yang harus  dicapai dalam satusubtema pembelajaran.  Penetapan kompetensi masih terbuka untuk penggantian atau penambahan sesuai dengan kegiatan yang dirancang oleh guru. Sekali lagi guru harus memahami bahwa pembelajaran tematik terpadu itu berbasis aktivitas sehingga aktivitas yang ditawarkan di dalam buku guru bisa diganti atau dikembangkan sesuai dengan kreativitas guru.
g.        Ruang Lingkup Pembelajaran
Halaman ini memberikan gambaran ringkas tentang kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dan kemampuan yang akan dikembangkan dalam setiap pembelajaran.  Kolom kegiatan pembelajaran menjelaskan kegiatan yang dilakukan pada satu hari pembelajaran. Kolom kemampuan yang dikembangkan menjelaskan tiga aspek kemampuan yang harus dicapai, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
h.         Halaman Pembelajaran
Setiap pembelajaran terdiri atas bagian-bagian yang menuntun guru dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan buku siswa. Jika mengacu pada Struktur Kurikulum 2013 jenjang SD, jumlah jam pelajaran di kelas II adalah 32 jam pembelajaran/minggu. Pembagian 32 jam/minggu dalam pembelajaran disesuaikan dengan kondisi sekolah. Pada buku siswa dan buku guru, kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 6 pembelajaran dalam seminggu. Artinya, pembagian itu diasumsikan untuk 6 hari sekolah dalam seminggu. Sekolah yang menerapkan 5 hari sekolah, kompetensi dasar pada pembelajaran 6 dapat disebar ke 5 pembelajaran yang lain.Uraian pembelajaran diawali dengan judul pembelajaran sesuai nomor pembelajaran, misalnya Pembelajaran 1, Pembelajaran 2, Pembelajaran 3, dan seterusnya.

Berikut ini adalah bagian-bagian dari uraian pembelajaran adalah sebagai berikut.
1)      Jaringan Pembelajaran
Jaringan pembelajaran memuat kompetensi dasar dan indikator muatan pelajaran yang dipadukan pada kegiatan pembelajaran. Kompetensi Dasar yang dimuat adalah Kompetensi Dasar dari KI 3 dan KI 4.
2)      Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan sesuai dengan indikator muatan pelajaran yang akan dibahas pada pembelajaran. Guru dapat menambahkan tujuan pembelajaran atau mengoreksi tujuan pembelajaran bila ada perubahan muatan pelajaran dan indikator pada jaringan pembelajaran tersebut.
3)      Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Bagian ini memberikan informasi mengenai media dan alat pembelajaran yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah kegiatan yang direncanakan. Guru harus memastikan bahwa media dan alat pembelajaran tersebut tersedia/disiapkan. Guru diperkenankan untuk memperkaya media, alat, dan sumber pembelajaran agar pembelajaran  lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu, guru dapat memanfaatkan media  teknologi informasi (TI) dalam pembelajaran.
4)      Kegiatan Pembelajaran
Sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran tematik di kelas menerapkan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dilakukan melalui proses kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen/mencoba, mengasosiasi/mengolah informasi/menalar, dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik diimplementasikan dalam pembelajaran bertujuan untuk melatih siswa berpikir tingkat tinggi (high order thinking). Namun sangat dimungkinkan bagi guru untuk memperkaya langkah-langkah kegiatan yang sudah ditawarkan di buku guru.
Kegiatan pembelajaran pada buku guru menjelaskan setiap ikon kegiatan pada buku siswa. Misalnya, ikon pada buku siswa adalah Ayo Menyanyi dengan percaya diri, maka pada buku guru dijelaskan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh untuk membelajarkan kegiatan tersebut. Pada buku guru juga terdapat penjelasan materi yang dapat digunakan oleh guru sebagai tambahan referensi untuk memperkaya materi.
5)      Pengayaan dan Remedial
Bagian ini menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan pengayaan bagi siswa yang sudah mencapai kompetensi dan ingin lebih ditingkatkan kemampuannya. Selain itu, juga menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan remedial bagi siswa yang belum mencapai kompentesi.
6)      Penilaian
Sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, penilaian pada pembelajaran tematik adalah penilaian autentik. Oleh karena itu, pada buku guru dicantumkan teknik-teknik penilaian, yang meliputi penilaian nontes dan tes. Sebagai panduan bagi guru, pada buku guru telah disediakan instrumen penilaian dan rubrik penilaian sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Guru dimungkinkan untuk memperbaiki instrumen penilaian dan menambah instrumen penilaian sesuai dengan indikator yang ditetapkan.

C.     PENGGUNAAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA


Pada uraian ini dijelaskan tentang teknis penggunaan Buku Siswa sesuai dengan arahan Buku Guru, melalui uraian ini diharapkan guru dapat melakukan proses pembelajaran dari masing-masing subtema yang ada pada masing-masing buku.

Cara Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa
Buku Guru berhubungan dengan Buku Siswa, karena Buku Guru memandu pembelajaran yang sesuai dengan Buku Siswa. Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.      Bukalah Buku Guru tema tertentu.
Cermatilah  halaman yang berjudul Tentang Buku Guru dan Bagaimana Menggunakan Buku Guru. Ikutilah petunjuk yang ada pada halaman tersebut.
2.      Rancangan pembelajaran setiap Tema dibagi dalam rancangan  subtema yang tampak pada jaringan subtema atau Pemetaan Kompetensi Dasar  pada Buku Guru.  Guru diharap mencermati jaringan subtema yang memuat Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran yang akan dicapai pada satu minggu, sesuai dengan judul subtema.
3.      Jaringan subtema terdiri atas jaringan subtema untuk KD dari KI I dan II, serta jaringan subtema untuk KD dari KI 3 dan KI 4.
4.      Jaringan subtema KD dari KI 3 dan KI 4 dijabarkan lagi menjadi jaringan Kompetensi Dasar dan Indikator setiap  pembelajaran.
5.      Cermatilah jaringan setiap pembelajaran Pemetaan Indikator pada Buku Guru  yang memuat Kompetensi Dasar yang akan dicapai berdasarkan rumusan indikatornya.
6.      Setelah mencermati indikator yang akan dicapai pada setiap pembelajaran, cermatilah tujuan pembelajaran yang terdapat di Buku Guru.
7.      Perhatikan langkah-langkah kegiatan yang terdapat pada Buku Guru.
8.      Hubungkanlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada Buku Guru dengan penjabaran kegiatan pembelajaran yang ada di Buku Siswa.
9.      Guru dapat memodifikasi rancangan pembelajaran di Buku Guru untuk disesuaikan dengan kondisi kelas. Apabila rancangan berubah, maka guru harus membuat penyesuaian juga dalam pembelajarannya.
10.  Pada Buku Guru juga terdapat media, alat, dan sumber pembelajaran yang digunakan sesuai dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Namun, guru juga dapat mengganti atau menambahkan media, alat, dan sumber pembelajaran sesuai dengan kondisi kelas.
11.  Cermatilah halaman Remedial dan Pengayaan yang terdapat pada Buku Guru sebagai panduan ketika guru akan melaksanakan kegiatan tersebut.
12.  Di dalam Buku Guru terdapat  contoh-contoh teknik penilaian, guru dapat membuka halaman penilaian sebagai panduan menilai siswa.

Contoh Cara Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa:
Kelas               : II
Tema               : 7. Merawat Hewan dan Tumbuhan
Subtema          : I (Hewan di Sekitarku)
Urutan Pembelajaran dalam Buku
Langkah Penggunaan Buku
Kegiatan Pengayaan Materi
Penggunaan Media/Alat/Sumber Belajar
Pembelajaran 1
a.       Pastikan guru membaca tujuan pembelajaran yang terdapat di Buku Guru halaman 6.
b.      Perhatikan langkah-langkah kegiatan yang terdapat pada Buku Guru halaman 7 sampai halaman 9.
c.       Langkah-langkah pembelajaran pada Buku Guru halaman 7 sampai 9 dikaitkan dengan Buku Siswa Tema Hewan dan Tumbuhan di Sekitarku halaman 2 sampai halaman 10.
d.      Manfaatkan rubrik penilaian yang terdapat pada Buku Guru Tema Hewan dan Tumbuhan di Sekitarku halaman 10 sampai halaman 13.

a.       Pada awal Pembelajaran 1, siswa diajak untuk mengamati gambar Lani dan hewan peliharaannya.    Pengamatan gambar dapat dikembangkan dengan saling bertanya mengenai hewan peliharaan yang lain. Guru menunjukkan gambar berbagai hewan peliharaan.
Apabila di lingkungan sekolah terdapat hewan-hewan peliharaan, pengamatan dapat dilakukan di luar kelas.
b.      Guru harus memerhatikan pendekatan saintifik.
Pada Buku Guru ditunjukkan kegiatan-kegiatan yang menggunakan pendekatan saintifik, guru dapat menyesuaikan dengan kondisi kelas. Misalnya, pada saat pengamatan gambar, sudah banyak pertanyaan dari siswa maka guru harus memfasilitasi kondisi tersebut.
c.       Pada saat kegiatan menanya, tidak hanya menanya tentang gambar Lani dan hewan peliharaannya, tetapi guru dapat memfasilitasi  siswa dengan pertanyaan pengembangan mengenai hewan-hewan yang ada di sekitar, selain hewan peliharaan.
d.      Pada akhir pembelajaran, guru dapat mendiskusikan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan di awal pembelajaran. Hal itu bertujuan agar siswa dapat merefleksikan dan menganalisis jawaban yang telah dikemukakan.
a.       Gambar berbagai hewan di sekitar.
b.      Lingkungan sekolah
c.       Kartu pertanyaan
d.      Buku siswa







D.   PROSES ANALISIS BUKU GURU DAN BUKU SISWA

Buku Guru dan Buku Siswa saling berhubungan sehingga proses analisis dapat dilakukan secara simultan. Berikut akan dijelaskan mengenai proses analisis tersebut.
1.      Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) dari Kompetensi Inti (KI) 1 dan 2
Pada buku guru, pemetaan KD dari KI 1 dan 2 disiapkan setiap subtema. Namun dalam jaringan KD harian (tiap PB) KD dari KI 1 dan 2 tidak dimunculkan karena ketercapaiannya diperoleh dari pembelajaran tidak langsung (indirect learning). Harapannya guru bisa memilih aspek spiritual (KI 1) maupun aspek sosial (KI 2) sesuai dengan aktivitas pembelajaran harian yang sedang dilakukan.

2.      Pemetaan Kompetensi Dasar dari KI 3 dan 4
Pada buku guru pemetaan KD dari KI 3 dan 4 disediakan tiap subtema (mingguan). Pemetaan  ini masih akan dijabarkan lagi dalam pemetaan KD harian. 




3.      Pemetaan Kompetensi Dasar tiap PB (harian)
a.         Pada buku guru sudah disiapkan pemetaan KD dan indikator pada masing-masing pembelajaran (PB) untuk memudahkan guru mengajar harian. Berikut ini contoh tema 2 Peristiwa dalam Kehidupan, subtema 1 Macam-Macam Peristiwa dalam Kehidupan, Pembelajaran 1:
b.         Meskipun telah disediakan pemetaan di setiap PB, guru hendaknya mengkaji apakah masih diperlukan KD tambahan pada pembelajaran hari itu. Untuk kepentingan penyusunan RPP (harian), guru perlu menambahkan KD dari KI 1 dan 2 yakni sikap spiritual dan sikap sosial. Penambahan KD bisa melihat pada pemetaan KD dari KI 1 dan 2 pada tiap subtema.






Text Box: 1.1   MenerimaanugerahTuhan Yang MahaEsaberupabahasa Indonesia yang dikenalsebagaibahasapersatuandansaranabelajar di tengahkeberagamanbahasadaerah
2.3 Memilikiperilakusantundansikapkasihsayangmelaluipemanfaatanbahasa Indonesia dan/ ataubahasadaerah.
3.1 Mengenaltekslaporansederhanatentangalamsekitar, hewan, dantumbuhansertajumlahnyadenganbantuan guru atautemandalambahasa Indonesia lisandantulis yang dapatdiisidengankosakatabahasadaerahuntukmembantupemahaman. 
4.1Mengamatidanmencobamenyajikantekslaporansederhanatentangalamsekitar, hewan, dantumbuhansertajumlahnyasecaramandiridalambahasa Indonesia lisandantulis yang dapatdiisidengankosakatabahasadaerahuntukmembantupenyajian.

Text Box: 3.1 Mengenaltekslaporansederhanatentangalamsekitar, hewan, dantumbuhansertajumlahnyadenganbantuan guru atautemandalambahasa Indonesia lisandantulis yang dapatdiisidengankosakatabahasadaerahuntukmembantupemahaman. 
4.1 Mengamatidanmencobamenyajikantekslaporansederhanatentangalamsekitar, hewan, dantumbuhansertajumlahnyasecaramandiridalambahasa Indonesia lisandantulis yang dapatdiisidengankosakatabahasadaerahuntukmembantupenyajian.

Contoh:







 













c.       Guru hendaknya mencermati indikator setiap KD.  Untuk pembelajaran harian, setiap KD minimal dijabarkan dalam satu indikator karena KD tersebut kemungkinan dibelajarkan lagi pada subtema yang lain. Meskipun sudah ada contoh indikator pada buku guru, namun guru perlu mengkaji ulang indikator tersebut. Guru dapat memperbaiki indikator bila kurang tepat. Guru dapat juga mengganti atau menambahkan indikator sesuai dengan kondisi pembelajaran di kelas.
Penambahan dan pengurangan indikator perlu memperhatikan penomoran indikator. Hal itu dilakukan untuk menghindari penomoran indikator yang tumpang tindih. Oleh karena itu, apabila guru akan menambahkan atau mengurangi indikator maka perlu melihat kembali semua indikator yang telah dirumuskan pada kompetensi dasar tersebut untuk disesuaikan nomornya. Guru dapat mengidentifikasi perumusan indikator dari pemetaan indikator setiap pembelajaran. Hal itu akan lebih jelas bila guru telah melakukan analisis buku guru.

4.      Tujuan Pembelajaran
Pada buku guru telah diberikan contoh tujuan pembelajaran sebagai panduan bagi guru apa yang akan dicapai. Guru diperbolehkan untuk menambah atau merubah tujuan pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan tempat belajar. Tujuan pembelajaran idealnya memuat A (audience) yakni siswa; B (behavior) yakni kemampuan yang akan dicapai (membedakan, menjelaskan, dll), C (condition) yakni kondisi atau kegiatan yang akan dilakukan siswa (membaca teks, mengamati gambar, diskusi dll); D (degree) tingkatan (dengan benar, sesuai prosedur, dengan santun, percaya diri, dll). Degree pada tujuan pembelajaran dapat ditambahkan dengan mengambil sikap dari KI I dan KI II, sehingga degree pada tujuan pembelajaran dapat dinyatakan menjadi …. dengan benar dan percaya diri, dengan teliti, dengan rasa ingin tahu, dengan peduli, dan sebagainya sesuai KI I dan KI II.
Contoh: Dengan mengamati gambar Lani dan ayam peliharaannya, siswa dapat memprediksi isi teks laporan sederhana tentang hewan di lingkungan sekitar dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan sikap peduli.

5.      Media, alat bantu dan sumber belajar
Pada buku siswa ada media gambar yang telah disediakan, namun masih terbatas. Dengan demikian guru diharapkan bisa menambah media  yang lain sesuai tema yang sedang dibahas.
Pada buku siswa disajikan beberapa gambar ekspos tentang peristiwa-peristiwa penting, guru diharapkan dapat memperkaya media yang disediakan dengan membawa berbagai macam gambar atau foto peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan tujuan pembahasan. Guru juga dapat meminta siswa untuk membawa gambar atau foto yang berkaitan dengan tujuan kegiatan pembelajaran.
Demikian pula dengan sumber belajar, materi tidak terbatas pada buku siswa saja. Guru bisa mengajak siswa mengamati lingkungan, membaca buku referensi lain, membaca berita di koran, atau melihat tayangan tentang hewan di TV/video.
6.      Kegiatan Pembelajaran
Pada kegiatan pembelajaran perlu diperhatikan mengenai pendekatan saintifik dan higher order thinking skills.
Pendekatan Saintifik
Pelaksanaan pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang memuat kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasi/menalar dan mengkomunikasikan. Langkah-langkah pembelajaran tersebut telah dituangkan dalam buku guru.
Pendekatan scientific pada kegiatan pembelajaran disajikan dalam Buku Guru disesuaikan dengan ikon-ikon yang terdapat pada Buku Siswa. Misalnya, ikon pada Buku Siswa Ayo Mengamati maka pada Buku Guru dijelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru sesuai dengan Buku Siswa.
Pada tema 7 subtema 1 PB 1, aktivitas saintifik terlihat sebagai berikut:
Mengamati
Siswa mengamati gambar Lani dan ayam peliharaannya yang ada di buku siswa. Kegiatan ini merupakan kegiatan stimulasi sebelum proses pembelajaran.
Menanya
Siswa diberi stimulus untuk  bertanya mengenai gambar yang sedang diamati dan segala hal yang berhubungan dengan gambar.
Mengumpulkan informasi/eksperimen
Siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber agar dapat menjawab permasalahan yang ditemukan pada saat porses identifikasi masalah. Sumber belajar dapat diperoleh dari lingkungan atau internet.
Mengasosiasi/menalar/ mengolah informasi
Pada tahap pengolahan data, siswa dengan bimbingan guru mengolah informasi yang telah mereka dapatkan dari kegiatan sebelumnya (menggali informasi).
Mengkomunikasikan
Pada tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil kesimpulan yang mereka peroleh dengan cara bercerita secara sederhana mengenai hasil pengamatan, identifikasi masalah, pengumpulan data, sampai pada pengolahan data.

Higher Order Thinking Skills
Salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan selama proses pendidikan adalah keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir setiap orang akan terus berkembang dan dapat dipelajari karena rasa ingin tahu manusia juga terus berkembang.
Secara umum, terdapat empat tingkat berpikir berikut ini.
  1. Menghafal (recall thinking), merupakan tingkat berpikir paling rendah yang terdiri atas keterampilan hampir otomatis atau refleksif.
  2. Dasar (basic thinking), merupakan keterampilan dasar yang meliputi memahami konsep-konsep seperti penjumlahan, perkalian, dan sebagainya termasuk aplikasinya dalam soal-soal.
  3. Berpikir kritis (critical thinking), yaitu berpikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek.
  4. Berpikir kreatif (creative  thinking), merupakan kegiatan menyatukan ide, mencipta ide baru, dan mampu menentukan keefektifannya.
Menurut Bloom (Anderson dan Krathwohl, 2001) tingkat  kemampuan berpikir  dibedakan dengan mengelompokkan berdasarkan  dimensi pengetahuan dan proses. Dimensi pengetahuan mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Proses terdiri atas kategori mengingat, memahami, aplikasikan, analisis, evaluasi, dan menciptakan. Pengelompokan oleh Bloom ini dikenal dengan nama taksonomi Bloom.
Dari keenam proses kognitif dalam taksonomi Bloom, tingkat analisis, evaluasi, dan menciptakan merupakan tingkat berpikir yang lebih tinggi dibandingkan dengan tiga proses lainnya.  Kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) termasuk di dalamnya yaitu berpikir kritis, logis, kreatif, reflektif, dan metakognitif (FJ King, Ludwika, Faranak Rohani).
Berpikir kritis, menurut Ennis, adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
Menurut Paul dan Elder (2006), berpikir kritis menunjukkan beberapa karakter  berikut.
  1. Skeptis (skeptycal)
  2. Aktif, tidak pasif. Selalu bertanya, menganalisis, dan mampu mengkomunikasikan argumen.
  3. Tidak egois, terbuka terhadap ide dan hal-hal baru, serta memiliki keinginan untuk saling adu argumen.
Menurut Coleman & Hammen (1974) berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru dalam bentuk konsep, penemuan, atau karya seni. Salah satu cara mengembangkan dan menguatkan kemampuan kita untuk berpikir kreatif adalah percaya bahwa sesuatu itu dapat dilakukan. Dengan demikian akan muncul adanya suatu dorongan yang dapat menggerakkan pikiran untuk mencari dan melaksanakan sesuatu yang diinginkan.
Menurut de Bono dan Perkins, ciri-ciri orang yang berpikir kreatif antara lain memiliki ide atau gagasan-gagasan baru, berani tampil beda atau melawan arus, memunculkan pemikiran yang tidak atau belum popular, optimistik,  tidak takut mencoba, tidak takut gagal, dan berani menanggung resiko.
Kemampuan berpikir untuk menilai kemampuan sendiri disebut dengan metakognisi. Metakognisi meliputi kesadaran proses berpikir seseorang, self-monitoring, serta penerapan pengetahuan dan langkah-langkah untuk berpikir.
Bagaimana mengembangkan HOTS? Berikut beberapa strategi pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 
  1. Membuat peta konsep
  2. Mengajukan pertanyaan
  3. Menyusun buku harian/jurnal pembelajaran
  4. Pembelajaran kolaboratif berbasis TI
  5. Menggunakan analogi
  6. Eksperimen berbasis inkuiri
  7. Metode proyek
  8. Latihan –latihan membuat keputusan
i.         Pemecahan masalah
Misalnya pada BS Tema 7 halaman 36. Pada kegiatan tersebut, siswa diminta untuk membuat laporan sederhana berdasarkan hasil pengamatan tentang ikan. Pengamatan siswa diarahkan tidak hanya pada satu sumber saja, yaitu buku. Sebaiknya, siswa diarahkan juga secara berkelompok untuk mencari sumber-sumber lain yang dapat diamati, misalnya sumber dari internet. Kegiatan yang dilakukan secara berkelompok akan menumbuhkan kemampuan siswa untuk berkolaborasi dengan temannya.  Kegiatan kolaborasi berbasis teknologi akan mengembangkan cara berpikir tingkat tinggi pada siswa.

Contoh lain terdapat pada BS Tema 7 halaman 12.  Pada kegiatan tersebut, siswa diminta untuk mengamati segala hal tentang ayam. Kemudian, siswa diminta membuat peta pikiran.





7.      Penilaian Pembelajaran
Penilaian autentik mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada buku guru telah diberikan beberapa contoh penilaian.
Pada buku guru akan lebih banyak ditemukan contoh-contoh penilaian yang bersifat nontes. Dengan dasar pemikiran bahwa guru dan satuan pendidikan bisa menyusun dan mengembangkan instrumen tes secara mandiri yang disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan.
Buku guru memberikan aternatif-alternatif nontes yang bisa diadopsi langsung atau disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan yang dilengkapi dengan instrumen rubrik penilaian. Rubrik penilaian dirancang untuk memenuhi kebutuhan penilaian ketiga aspek, yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan, oleh karena itu diusahakan pada setiap kegiatan ada ketiga aspek yang menjadi bahan pengamatan dan penilaian bagi guru.
Berikut adalah contoh-contoh instrumen penilaian yang dapat ditemukan di buku guru.

Apabila rubrik penilaian di dalam Buku Guru, belum sesuai, maka guru dapat melakukan perbaikan dan penyesuaian. Pada contoh di atas, kriteria 3 dan 4 lebih merupakan penilaian untuk produk berupa cerita, padahal kegiatannya adalah membuat laporan, sehingga kriteria itu perlu diperbaiki.

Contoh Perbaikan:
Kriteria:     3. Penggunaan Sumber Belajar untuk Pengamatan
Kriteria:     4. Sistematika Penyajian Laporan

Comments

Popular Posts