LAPORAN PKP



MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
BAHASA INDONESIA TENTANG KETERAMPILAN BERBICARA MENGOMENTARI PERSOALAN  FAKTUAL KUD MELALUI MEDIA BEKAS KARTU PERDANA PADA SISWA KELAS V MI BAHRUL ULUM TELANGSARI



 













OLEH

WIWIK LESTARI
NIM : 820022052


PROGRAM SETUDI S1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
PALEMBANG
2014.1









ABSTRAK


Penelitian ini bertujuan melaporkan penelitian tindakan kelas (PTK) yang di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) .adapun langkah-langkah yang di lakukan adalah :mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah, alternatif dan prioritas  masalah; penelitian ini berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar BahasaIndonesia Tentang Keterampilan Berbicara Mengomentari Persoalan Faktual  KUD Melalui Media Bekas Kartu Perdana Pada Siswa Kelas V MI Bahrul Ulum  Telangsari”.melalui metode belajar kelompok di peroleh  
Hasil belajar siswa yang semakin meningkat dan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah di tentukan.hasil yang di peroleh dengan menggunakan media berupa  kartu bekas perdana di yang di terapkan melalui para siklus,siklus 1 dan siklus 2 dalam pembelajaran di  peroleh  telah  tercapai sesuai standar kriteria ketuntasan minimal pada MI Bahrul Ulum Telangsari.
Dapat di simpulkan bahwa melalui metode belajar kerja  kelompok  dengan  menggunakan media kartu bekas perdana dapat menghasilkan proses pembelajaran  yang maksimal dan sesuai yang di harapkan.

Kata Kunci  : Meningkatkan Ketrampilan berbicara Melalui metode Kerja
Kelompok dengan media kartu bekas perdana































BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah Pembelajaran di MI Bahrul Ulum Telangsari adalah :
1.      Siswa tidak aktif
2.      Media pembelajaran belum maksimal
3.      Nilai Siswa masih rendah
Hal di atas adalah kebutuhan siswa mengenai pentingnya bahasa untuk berkomunikasi , baik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, maupun dalam menjalin hubungan interaksi dengan lingkungan sekitar.
Proses pembelajaran yang baik akan dapat meningkatkan hasilbelajar  siswa sehingga siswa dapat berperan aktif ,  penuh semangat, tidak jenuh/bosan terhadap materi pembelajaran, tidak malu untuk mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan,  dan tidak merasa takut dalam proses pembelajaran. Namun untuk mendapatkan situasi ini tidaklah mudah, banyak kendala yang dihadapai di dalam kelas.Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, penentunya bukan siswa saja, tapi guru juga memegang peranan yang sangat penting.Terutama  dalam  membimbing siswa, memilih media pembelajaran, serta menentukan metode yang akan digunakan harus disesuaikan.
1.        Identifikasi Masalah
Selama ini, proses pembelajaran yang berlangsung di kelas VMI Bahrul Ulum Telangsari masih sedikit sekali siswa yang hasil belajar baik  dan aktif pada saat proses pembelajaran,  khususnya pada saat pembelajaran keterampilan berbicara. Masih banyak siswa  yang belum mau mengajukan pertanyaan, belum mau menjawab pertanyaan dan mengomentari persoalan baik yang disampaikan guru ataupun dari temannya, apalagi jika disuruh memberikan tanggapan. Parasiswa diam dengan alasan tidak berani, merasa malu dan takut salah. Sehingga kriteria ketuntasan minimal / KKM keterampilan berbicara  siswa  belum dapat tercapai. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan serta hasil tes awal yang dilaksanakan tanggal 27Maret 2014, dari 12 siswa hanya 4 siswa yang mampu mencapai kreteria ketuntasan Minimal ( KKM ) sedangkan 8 siswa lainya di bawah KKM, mereka belum berani menjawab pertanyaan dan belum berani menanggapi persoalan faktual KUDdidepan kelas, sehingga nilai
hasil belajarnya rendah, dari hasil keseluruhan rata-rata nilai kelas V hanya 40 % yang tuntas, sedangkan 60 % belum tuntas atau belum berkasil.
2.    Analisis Masalah            
Penyebab terjadinya masalah adalah dalam proses pembelajaran berupa mediasangat perlu di perbaiki agar siswa  tertatik sehinnga aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
proses pembelajaran yang dilakukan didalam kelas, siswa tidak dapat menguasai keterampilan berbicara pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada konsep Mengomentari persoalan faktual KUD di sertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa, hal ini karena tidak menggunakan media pembelajaran pada saat berlangsungnya proses pembelajaran serta tidak memperhatikan karekteristik anak, terbukti dari pengamatan dan tes awal nilai anak masih rendah, Jika hal ini dibiarkan maka proses pembelajaran tidak akan berhasil atau Kreteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) tidak tercapai.
3.        Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan Analisis masalah diatas, maka pemecahan masalahnya adalah dengan menggunakan media yang sesuai yaitu, media bekas kartu perdana dan dipandu dengan metode beta aman.
Penggunaan media berupa bekas kartu perdana adalah sarana yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar, karena di dalam bekas kartu perdana tersebut berisi petunjuk cara melakukan suatu kegiatan. Kegiatan  tersebut saat sekarang  sudah tidak asing lagi bagi siswa.
Dengan adanya berbagai petunjuk di dalam bekas kartu perdana tersebut, guru hanya membimbing, memotivasi siswa untuk berani menanggapi dan berbicara di depan kelas, dan menanamkan rasa percaya diri siswa, karena hal-hal yang akan disampaikan kepada teman-temanya dari bekas kartu perdana yang telah dibaca, umumnya sudah pernah dilakukan siswa di sekolah. Sehingga kesalahan berbicara siswa dapat diminimalkan.
Pada kegiatan selanjutnya dari media bekas kartu perdana yang di dalamnya  berisi petunjuk melakukan sesuatu, dikembangkan dengan menggantinya dengan teks cerita. Yang dikemas serta dimodifikasi dalam bentuk  lipatan kecil berbentuk tangga kemudian disimpan di dalam bekas kartu perdana tersebut. Selain itu dapat juga diletakkan gambar-gambar atau foto pada kartu bekas tempat melekatnya nomor SIM. Sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Hal ini digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan perhatian serta keingintahuan siswa tentang materi yang ada  dalam bekas kartu perdana tersebut Setelah siswa mulai berminat dan tertarik untuk mempelajari  materi pembelajaran yang ada dalam media maka peneliti terus memfokuskan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode beta aman.
Peneliti berharap dengan menggunakan media bekas kartu perdana dan penerapan metode beta aman dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia tentang keterampilan berbicara pada siswa  kelas V MI Bahrul Ulum Telangsari menjadikan pembelajaran keterampilan berbicara menjadi pelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa serta dapat meningkatkan keterampilan berbicara.
Berdasarkan pengalaman dan kenyataan yang dipaparkan di atas, maka peneliti memilih judul penelitian / PTK  ”Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Tentang Keterampilan  Berbicara Melalui Media Bekas Kartu Perdana pada siswa kelas V MI Bahrul Ulum Telangsari”.perlu dilakukan.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian tindakan kelas ini adalah. ”Apakah Penggunaan Media Pembelajaran yang di gunakan dapat menarik simpati siswa ?Melalui Media Pembelajaran siswa lebih tertarik dalam pembelajaran dalam Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas V MI Bahrul Ulum Telangsari”.
C.   Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkanminat dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Tentang Keterampilan berbicara Mengomentari persoalan faktual KUD melalui media bekas kartu perdana  pada siswa kelas V MI Bahrul Ulum Telangsari.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam situasi resmi.
b. Memudahkan siswa untuk mencapai standar kopentensi dan kopetensi dasar
c. Meningkatkan keberanian siswa untuk menggungkapkan ide/gagasan dan pendapat
2. Bagi Guru
a. Dapat Meningkatkan Kemampuan dalam menyampaikan Pokok Bahasan/ Materi.
b. Sebagai alternative modea pembelajaran bagi guru.
c. Sebagi umpan balik untuk mengembangkan Kurikulum.
3. Bagi Sekolah
       a. Meningkatkan Kualitas pendidikan khususnya disekolah
       b. Meningkatkan perpomen sekolah
       c. Bahan Peningkatan Akriditasi sekolah.




















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Belajar
            Motivasi atau dorongan perlu dilakukan agar minat belajar siswa dapat ditingkatkan. Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar mengajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan (Winkel, 1991:95).
            Dengan adanya motivasi dari guru saat kegiatan belajar mengajar minat belajar siswa dapat ditingkatkan , dengan meningkatnya minat belajar siswa diharapkan prestasi belajar siswa juga meningkat.
            Menurut Syah (2003: 151) ”Minat (interest) bearti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi dan keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar. Selanjutnya dapat serta mempengaruhi hasil belajar dan aktivitas belajar berikutnya.
Minat belajar besar  berpengaruh terhadap aktivitas belajar, peserta didik yang berminat pada suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena adanya daya tarik bagi peserta didik tersebut.
            Belajar dengan adanya minat akan mendorong peserta didik belajar dengan baik dari pada belajar tanpa minat. Minat timbul apabila peserta didik tertarik akan sesuatu yang akan dipelajari, dirasakan bermakna bagi dirinya. Minat dapat mempengaruhi kualitas hasil pencapaian belajar peserta didik, karena pemisahan perhatian yang intensif terhadap materi pelajaran tersebut memungkinkan peserta didik  belajar dengan giat, aktif selama proses pembelajaran, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
            Belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi lingkungannya (Slameto, 1997:2)
            Belajar adalah usaha yang dilakukan sehingga dapat mengubah tingkah laku, dengan demikian siswa dapat aktif, termotivasi, dan meraih prestasi.. Dalam proses pembelajaran siswa harus dilibatkan secara langsung, agar ketuntasan minimal siswa tercapai. Untuk itu siswa harus dimotivasi agar minat belajarnya dapat ditingkatkan. Salah satunya yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan media bekas kartu perdana dengan metode beta aman  yang merupakan salah satu cara dalam kegiatan pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan minat belajar siswa sehingga diharapkan dapat menunjang keberhasilan kegiatan belajar di kelas.
            Minat siswa dalam belajar dipengaruhi juga oleh faktor pendekatan. Faktor pendekatan yaitu faktor yang berhubungan dengan metode atau cara-cara seorang guru dalam menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pengajaran (Djajadisastra, 1999: 71).
            Fatimah (2008: 60) mengemukakan:
Minat peserta   didik terhadap mata pelajaran dapat diamati jika siswa senang pada materi pelajaran, selalu mengikuti kegiatan belajar mata pelajaran sesuai dengan jadwal, mencatat semua penjelasan dari guru, mencari referensi untuk memperdalam materi, berdiskusi dengan teman, dan membantu teman yang kesulitan  belajar mata pelajaran.
            Dalam pembelajaran keterampilan berbicara dengan media bekas kartu perdana dengan metode beta aman hal-hal yang dapat diamati di atas digunakan sebagai acuan pengamatan  hasil belajar siswa
B. Keterampilan Berbicara
                   Pembelajaran berbicarapada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa di MI diupayakan untuk memenuhi kebutuhan dasar siswa . Yang dimaksud kebutuhan dasar dalam hal ini adalah kebutuhan siswa mengenai pentingnya bahasa untuk berkomunikasi , baik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, maupun dalam menjalin hubungan interaksi dengan lingkungan sekitar.
Untuk itu orang tidak akan berpikir tentang sistem bahasa tetapi berpikir bagaimana menggunakan bahasa ini secara tepat sesuai dengan konteks dan situasi (Depdiknas, 2006:1).
            Keterampilan berbahasa bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan melalui uraian atau penjelasan semata-mata. Siswa tidak dapat hanya duduk dengan mendengarkan keterangan dari guru dan mencatat apa yang didengarkan itu di dalam buku tulisnya. Keterampilan berbahasa itu juga tidak dapat diperol;eh dengan menghafalkan. Keterampilan berbahasa hanya dapat diraih dengan melaksanakan berbahasa terus menerus (Purwo, 1997:20).
            Hal ini didukung pula oleh Arsyad (1998:8) ”Berbicara dalam situasi formal tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Walaupun secara alamiah setiap orang mampu berbicara, namun berbicara secara formal atau dalam situasi resmi sering menimbulkan kegugupan sehingga gagasan yang dikemukakan menjadi tidak teratur, bahkan lebih parah lagi ada yang tidak berani berbicara sama sekali,bila tidak menguasai kemmampuan dasar mendengarkan sebagai sarana untuk berbicara.
            Demikian pula untuk mengajarkan keterampilan berbicara, penyajian atau penjelasan saja belumlah mencukupi. Siswa perlu dibawa kepengalaman melakukan kegiatan mendengarkan dalam konteks yang sesungguhnya atau siswa dilatih, dilatih, dan terus dilatih.
            Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang aktif produktif, artinya berbicara berperan sebagai penyampai atau pengirim pesan kepada orang lain. Ratnawati (2008:1) ”Berbicara adalah kegiatan penyampaian pesan/ide/perasaan yang disampaikan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan medium bahasa lisan”.
            Sehubungan dengan keterampilan berbicara ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki siswa, yaitu mengucapkan bunyi-bunyi secara jelas agar pendengar dapat membedakan dengan tepat, menggunakan tekanan, nada, dan intonasi dengan jelas dan tepat agar pendengar dapat mengerti dan memahami maksud pembicaraan; menggunakan kata atau diksi dengan tepat, serta berupaya mengemukakan ide  atau informasi secara jelas.
            Untuk penilaian keterampilan berbicara siswa peneliti menggunakan penilaian menurut Pardjimin (2005:10) yaitu intonasi, keakuratan informasi, ketepatan sruktur atau pilihan kata, serta kelancaran berbicara.
C. Media Bekas Kartu perdana
            Media  merupakan suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada penerimanya. Media dapat diartikan sebagai sara nonpersonal yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar yang memegang peranan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan instruksional (Winkel, 1991:281).
            Menurut Depdiknas (2005: 49) ”Media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada dasarnya adalah segala sesuatu yang digunakan dalam pembelajaran bahasa dan sastra yang mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran”.
            Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik (Fatimah, 2008: 69 ).
            Media bekas kartu perdana merupakan media yang berupa kartu yang sudah tidak terpakai yang digunakan  peneliti untuk menarik minat siswa sehingga dapat mempermudah  mencapai tujuan pembelajaran.
Media bekas kartu perdana dipilih antara lain dengan mempertimbangkan bahwa parasiswa biasanya tertarik dengan hal-hal yang belum pernah dipergunakan oleh guru sebelumnya dan  media yang dipergunakanpun  tidak asing bagi siswa sendiri.
D. Metode Beta Aman
            Metode pembelajaran berisi berbagai cara /teknik menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Apabila dikaitkan dengan pengalaman belajar, metode berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan pengalaman mengajar yang telah dirancang. Depdiknas (2005:83).
            Menurut Tarigan dalam Depdiknas (2005:89) ”Metode melanjutkan cerita merupakan suatu permainan cerita. Siswa disuruh menceritakan sesuatu kemudian siswa yang lain disuruh melanjutkan cerita itu dan seterusnya”.
            Berpijak dari metode tersebut, peneliti mengembangkan metode tersebut menjadi metode beta aman. Metode beta aman merupakan metode bersambung cerita antar teman dan diikuti bertanya jawab antar teman yang peneliti akronimkan menjadi beta aman.
            Metode beta aman dengan sistem berkelompok merupakan cara yang  diterapkan dengan tujuan untuk membantu agar siswa berani berbicara, tidak malu untuk berbicara di depan teman-temannya, dapat saling membantu dan bekerjasama sehingga dapat meminimalkan siswa yang kurang lancar berbicara. Karena dengan bekerja kelompok/beregu siswa dapat lebih lancar, dapat bekerjasama, dan dapat saling mengisi (Ahmadi, 2000:143).
            Penerapan metode beta aman dalam pembelajaran keterampilan berbicara bertujuan untuk menciptakan kerjasama antar teman dalam satu kelompok dalam menyelesaikan suatu cerita. Selanjutnya siswa kelompok lain mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, baik bertanyaan yang berasal dari kelompok yang belum tampil maupun pertanyaan dari kelompok yang tampil. Sehingga dalam pembelajaran ini terjadi komunikasi multi arah.
            Jika dalam pembelajaran keterampilan berbicara ada siswa yang kurang lancar berbicara ataupun kurang benar dalam pemakaian diksi, maka kelompoknya dipersilakan membantu (untuk bantuan kepada siswa yang kurang lancar, menggunakan teknik ulang ucap).  Tetapi jika perbaikan diksi masih belum benar maka kesalahan itu diperbaiki oleh kelompok lain. Kelompok asal ataupun kelompok lain yang berhasil memperbaiki kesalahan temannya akan diberikan penghargaan (berupa tepuk tangan oleh seluruh siswa dan mendapat pujian dari guru).
Cara ini terus dilakukan oleh guru agar tercipta komunikasi antar kelompok. Selain itu dari tanya jawab yang dilakukan antar siswa, guru dapat mengetahui siswa yang dapat mengungkapkan keingintahuannya tentang sesuatu hal dan siswa yang mengetahui. Melalui pertanyaan dan cara menjawab siswa, guru dapat menilai keterampilan berbicara siswa.
E. Indikator Keberhasilan Pemembelajaran
            Kreteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) merupakan setandar minimal nilai yang harus dicapai oleh seorang siswa dalam proses pembelajaran, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VMI Bahrul Ulum Telangsari, telah ditetapkan nilai KKM berdasarkan kreteria yang berlaku yaitu dengan menghitung Intak, daya dukung dan kompleksitas, dengan ketentuan tersebut diperoleh nilai KKM sebesar 65 untuk semester genap tahun pelajaran 2013/2014.sedangkan indicator keberhasilan belajar, menunjukkan tuntas bila rata-rata ketuntasan bejarnya 85 % tuntas.
F. TEORI PROSEDURPELAKSANAAN  PTK
            Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah berupa penelitian yang di lakukanoleh gurudi kelas melalui refleksi diri yang brtujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajarsiswa meningkat.
Ide-ide dalam melakukan PTK adalah:
1.      PTK adalah merupakan suatu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang di lakukan secara refleksi diri.
2.      PTK oleh peserta yang terlibat di dalamya adalah sisw,guru dan kepala sekolah
3.      PTK bertujuan memperbaiki kelas dengan dasar pemikiran dan kapasitas dari praktik-praktik dan pemahaman serta situasi di dalam kelas yang perlu di perbaiki.
karakteristik PTK adalah sebagai berikut :
1.      Penelitian di lakukan berawal dari kerisauan kinerja guru
2.      Metode utama adalah refleksi diri
3.      Penelitian berupa kegiatan pembelajaran
4.      Tujuannyaadalah memperbaiki pembelajaran
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yang paling tepat di lakukan oleh guru adalah :
1.      Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya
2.      Temuan tradisional susah di terapkan dalam perbaikan
3.      Guru adalah orang yang paling dekat dengan kelasnya
4.      Interaksi antara siswa dengan guru unik
5.      Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatifmampu melakukan penelitian tindakan dalam kelasnya
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1.      Bagi Guru
a.       Memperbaiki pembelajaran yang di kelolanya.
b.      Guru dapat perkembang secara profesional bahwa ia mampu memperbaiki dirinya.
c.       Lebih percaya diri
d.      Guru mendapat kesempatan berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
2.      Bagi siswa
a.       Meningkatkan hasil belajar siswa
b.      Mendapat perhatian khusus
c.       Lebih percaya diri
3.      Bagi Sekolah
a.       Sebagai pendorong inovasi pada diri guru dan siswa
b.      Menimbulkan perubahan bagi sekolah ke yang lebih maju
c.       Berubah secara menyeluruh

















BAB III
 PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.     Subyek , Tempat  dan Waktu  Serta Pihak yang Membantu Penelitian
1.      Subjek Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Subjek penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah siswa – siswi kelas VMI Bahrul Ulum Telangsari, yang berjumlah 12 orang, dengan rincian 8 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Dengan siswa berkasus sebanyak 6 orang,
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pembelajaran  : Keterampilan berbicara tentang mengomentari persoalan faktual KUD.
Semester                      :  Genap tahun pelajaran 2013/2014.
Siswa kelas ini diambil sebagai subjek penelitian perbaikan pembelajaran karena di kelas ini sangat sedikit siswa yang aktif jika disuruh berbicara mengomentariperistiwa factual , sehingga hasil belajarnya rendah
2.      Tempat  Penelitian Perbaikan Pembelajarn
            Tempat/lokasi penelitian perbaikan pembelajran ini dilakukan di kelas V MI Bahrul Ulum Telangsari.
Alamat: Jalan Tanjung Api-api Km.36, Desa TelangsariKecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
3.    Waktu Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan setiap hari Kamis dari tanggal 27 Maret  2014 sampai tanggal 10 April 2014.

Jadwal pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran adalah:
No
Hari/Tanggal
Waktu
Mata Pelajaran/
Materi Pelajaran
Siklus
1
Kamis,27 Maret 2014
10.00 –11.10 WIB
Bahasa Indonesia
Keterampilan berbicara  “ mengomentari persoalan  factualKUD”
Prasiklus
2
Kamis,3April 2014

10.00 – 11.10 WIB
Bahasa Indonesia
Keterampilan berbicara  “mengomentari“persoalan factualKUD”
Siklus 1
3
Kamis,10April 2014
10.00 – 11.10 WIB
Bahasa Indonesia
Keterampilan berbicara  “ memerankan tokoh drama pendek”
Siklus 2

4.                  Pihak yang Membantu Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pihak yang terlibat pada penelitian tindakan kelas ini yaitu peneliti sendiri dan dibantu oleh:
·         Supervisor 2
Nama                : Dian Ariyanto,S.Pd
NIY                   : 011.20060718.0001
·         Teman Sejawat
Nama/NIP         : Anik Wahyuni,S.Pd.
Pangkat/ Gol     :
·         Kepala Sekolah MI Bahrul Ulum Telangsari
Nama/NIY        : Juwakir,S.Ag / 003.20020712.0001
Pangkat/Gol      : -
·         Dosen Pembimbing sebagai Supervisor 1
Nama/NIP         : Nasutman,S.Pd.,M.Si / 196707151991031005
B.     Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian perbaikan pembelajaran ini yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas / PTK (classroom action research) dengan materi ajar yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada di sekolah, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan  ( KTSP ) sebagai kurikulum Bahasa Indonesia  yang efektif di MI Bahrul Ulum Telangsari. Tentang keterampilan berbicara mengomentari persoalan faktual ,yang berlangsung selama 2 siklus,yang setiap siklusnya menggunakan media bekas kartu perdana dengan metode beta aman selama proses perbaikan pembelajaran.
Setiap siklus langkah perbaikan terdiri-dari:
a.       Perencanaan
b.      Pelaksanaan
c.       Pengamatan/Teknik pengumpulan/Instrumen.
d.      Refleksi
Siklus I
1.    Rencana
Sebelum Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dilaksanakan, peneliti membuat berbagai macam infut Instrumen yang akan digunakan untuk memberikan perlakuan dalam PTK, yaitu:
·         Membuat skenario rencana perbaikan pembelajaran ( RPP 0 ) Prasiklus
·         Membuat rencana perbaikan pembelajaran ( RPP 1 ) Siklus 1
·         Menyiapkan alat peraga media bekas kartu perdana ( media Pembelajaran ) berupa tulisan-tulisan persoalan faktual  yang disimpan didalamnya.lipatan bungkus bekas kartu perdana.
·         Menyiapkan lembar pengamatan / observasi.
·         Menyiapkan evaluasi.

2.    Pelaksanaan
Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran siklus 1 ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 April 2014, waktu pelaksanaannya Pukul 10.00 sampai 11.10 WIB.
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tentang keterampilan berbicara mengomentari persoalan faktual , yang berlangsung 2 x 35 menit
Pelaksanaannya sebagai berikut:
·         Mendesain kelas untuk pembelajaran yang kondusif.
·         Memotifasi siswa dan memberikan apersepsi.
·         Menyampaikan Tujuan Pembelajaran.
·         Menyampaikan /menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media bekas kartu perdana dengan metode beta aman.
·         Tanya jawab tentang materi pembelajaran.
·         Penguatan dan membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran.
·         Melakukan evaluasi.
3.    Pengamatan/Teknik Pengumpulan/Instrumen.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan/Observasi yang dilaksanakan oleh supervisor 2 yang merupakan guru MI Bahrul Ulum Telangsari bernama Dian Ariyanto,S.Pd,
Pengamatan /Observasi yang dilakukan oleh supervisor 2 adalah:
·         Situasi kegiatan belajar mengajar.
·         Penguasaan materi dan media gambar yang dilakukan guru.
·         Keaktifan siswa.
·         Kemampuan siswa menyelesaikan / mengerjakan evaluasi.
4.    Refleksi
Dari pengamatan yang dilaksanakan pada siklus 1 ini, masih terdapat kelemahan/ kekurangan antara lain:
·         Masih ada siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran.
·         Kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh siswa-siswa tertentu.
·         Masih banyak siswa yang takut menyampaikan pendapat/temuannya.
·         Tingkat keberhasilan siswa belum memuaskan dari ketentuan ketuntasan minimum yang telah ditetapkan.
·         Hasil analisis dan observasi yang dilaksanakan pada sikluus I ini, akan digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan tahap berikutnya ( siklus 2 )
Siklus II
1. Rencana
Sebelum Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dilaksanakan, peneliti membuat berbagai macam infut Instrumen yang akan digunakan untuk memberikan perlakuan dalam PTK, yaitu:
·         Membuat skenario rencana perbaikan pembelajaran ( RPP 1) siklus 1
·         Membuat rencana perbaikan pembelajaran ( RPP2 ) Siklus 2
·         Menyiapkan alat peraga media bekas kartu perdana ( media Pembelajaran ) berupa tulisan-tulisan persoalan faktual  yang disimpan didalamnya.lipatan bungkus bekas kartu perdana.
·         Menyiapkan lembar pengamatan / observasi.
·         Menyiapkan evaluasi.
2.    Pelaksanaan
Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10April 2014, waktu pelaksanaannya Pukul 10.00 sampai 11.10 WIB.
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tentang keterampilan berbicara mengomentari persoalan faktual , yang berlangsung 2 x 35 menit
Pelaksanaannya sebagai berikut:
·         Mendesain kelas untuk pembelajaran yang kondusif.
·         Memotifasi siswa dan memberikan apersepsi.
·         Menyampaikan Tujuan Pembelajaran.
·         Menyampaikan /menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media bekas kartu perdana dengan metode beta aman.
·         Tanya jawab tentang materi pembelajaran.
·         Penguatan dan membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran.
·         Melakukan evaluasi.
3.    Pengamatan/Teknik Pengumpulan/Instrumen.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan/Observasi yang dilaksanakan oleh supervisor 2 yang merupakan guru MI Bahrul Ulum Telangsari bernama Dian Ariyanto,S.Pd,
Pengamatan /Observasi yang dilakukan oleh supervisor 2 adalah:
·         Situasi kegiatan belajar mengajar.
·         Penguasaan materi dan media gambar yang dilakukan guru.
·         Keaktifan siswa.
·         Kemampuan siswa menyelesaikan / mengerjakan evaluasi.

4.    Refleksi
Dari pengamatan yang dilaksanakan pada siklus 2 ini, masih terdapat kelemahan/ kekurangan antara lain:
·         Masih ada siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran.
·         Kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh siswa-siswa tertentu.
·         Masih banyak siswa yang takut menyampaikan pendapat/temuannya.
·         Tingkat keberhasilan siswa belum memuaskan dari ketentuan ketuntasan minimum yang telah ditetapkan.
C.     Teknis Analisis Data
Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini, untuk menganalisis data digunakan teknis ,yaitu:
·         Tes
·         Observasi
·         Wawancara
1.    Test
Test dipergunakan untuk mendapatkan data tentang keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, data dari hasil tindakan digunakan analisi kuantitatif, menggunakan butir soal untuk mengetahui keberhailan hasil belajar siswa.
Data analisis hasil belajar berupa nilai rata-rata dengan rumus:
R =
R= Nilai rata-rata
2.  Observasi
Hasil observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dalam bentuk persentasi,
Teknik observasi data menggunakan rumus teknik proporsi (Sudjana, 1996) data observasi hasil belajar berupa nilai persentasi dengan rumus:


K = [ A/N ] X 100%

 
 


K = Persentase siswa yang berhasil dalam kegiatan
                 A = Jumlah siswa yang melakukan kegiatan
N =  Jumlah total siswa
3.  Wawancara
Hasil wawancara untuk memperoleh data informasi dari siswa terhadap proses pembelajaran yang sudah berlangsung, dengan menggunakan format wawancara yang diperoleh langsung dari siswa secara acak,dan hasil wawancara ini digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran
Persentase keberhasilan ditentukan dengan acuan dari Arikunto (1991) dan Fatimah (2008) sebagai berikut:
76% - 100% hasil belajar siswa sangat baik
51% - 75%   hasil belajar siswa baik
26% - 50%   hasil belajar siswa sedang
15% - 25%   hasilt belajar siswa kurang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari proses kegiatan prasiklus ,siklus I dan siklus II untuk kegiatan siklus I dan II setiap siklusnya diadakan dua kali pertemuan. Setiap kali pertemuan ( siklus ) proses pembelajaran menggunakan media bekas kartu perdana dengan metode beta aman pada materi pembelajaran yang berpedoman pada kurikulum Bahasa Indonesia Tahun 2013/2014 yang berlaku di MI Bahrul Ulum Telangsari.
Adapun paparan kegiatan proses kegiatannya adalah sebagai berikut:
Prasiklus
Pada proses pembelajaran awal (prasiklus ) dengan materi keterampilan berbicara mengomentari persoalan faktual KUD, dilaksanakan pada hari Kamis , Tanggal 27 Maret 2014
Pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran dengan waktu 2 x 35 Menit, dengan mengikuti sistematika sebagai berikut : perencanaan, pelaksanaan,, evaluasi dan refleksi.
Proses perencanaan pembelajaran pada kegiatan prasiklus ini  dilaksanakan pembelajaran dengan rencana tindakan sebagai berikut :
-  Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP 0 )
-  Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam proses membelajarkan siswa di dalam kelas.dengan urutan tindakan sebagai berikut :
- Kegiatan Awal
- Kegiatan Inti
- Kegiatan Akhir
- Observasi dan Evaluasi
Pada saat pembelajaran berlangsung guru melakukan pengamatan keaktifan dan kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan Setelah proses pembelajaran selesai gurujuga mengadakan evaluasi berupa test individual sebagai tolak ukur kerhasilan proses pembelajaran. Soal berjumlah 5 butir soal  essay dengan skor maksimal 100, , kemudian diperoleh skor akhir yang akan menentukan siswa mana yang memperoleh skor atau nilai tertinggi.
Berdasarkan hasil pengamatan hanya 40% siswa yang aktif mengikuti pembelajaran dan hasil evaluasipada akhir proses pembelajaran bahwa hasiltest belajar siswa sangat rendah, hampir 60% siswa memperoleh nilai dibawah Standar Ketuntasan Minimum ( KKM ) yang telah ditetapkan sebesar 70, dari hasil analisis diatas, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran hal ini laksanakan  karena kreteria keberhasilan secara umum apabila hasil belajar siswa 85% tuntas.
kegiatan prasiklus ini  berguna untuk menentukan rencana pada siklus penelitian selanjutnya.

Siklus I
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri.  Penelitian pada siklus I  dilaksanakan selama 1 kali pertemuan dengan waktu 1 kali pertemuan (2 x 35 menit).  Pada materi keterampilan berbicara mengomentari persoalan factual KUD
Adapun waktu pelaksanaan penelitian pada siklus I   
Pertemuan : Kamis,3April 2014
Sedangkan pelaksanaan kegiatan penelitian mengikuti sistematika sebagai berikut; perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi.
Pertemuan Pertama
1. Perencanaan Tindakan
            Pembelajaran pada penelitian ini menggunakan media bekas kartu perdana dengan dipandu metode beta aman. Peneliti membuat  rencana tindakan dengan mengacu pada cara pemanfaatan media bekas kartu perdana dengan metode bersambung cerita antar teman dengan perencanaan:
a.       Menetapkan kelas V sebagai subyek
b.      Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
c.       Mempersiapkan berbagai jenis bekas kartu perdana
d.      Menyiapkan kelompok diskusi
e.       Menyiapkan lember Observasi
f.       Menyiapkan Lembar Penilaian atau LKS
2. Pelaksanaan Tindakan
            Rencana kegiatan yang telah dirancang pada rencana pelaksanaan pembelajaran, sebagai skenario pembelajaran dilaksanakan  dalam proses membelajarkan siswa di dalam kelas. Setiap tatap muka menggunakan media bekas kartu perdana dan dipandu dengan metode beta aman dengan urutan sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal
·      Guru menyampaikan apersepsi
·      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
·      Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran
b) Kegiatan Inti
·           Guru menunjuk 3 orang siswa untuk tampil ke depan kelas. (Siswa yang ditunjuk siswa yang aktif  dan berani berbicara  dalam kegiatan pembelajaran di kelas)
·           Siswa yang tampil di depan kelas, bergantian menunjuk temannya satu persatu untuk tampil menjadi anggota kelompoknya. (Tiap kelompok berjumlah 3 orang).
·           Guru mempersilakan tiap-tiap kelompok untuk duduk sesuai dengan nomor kelompoknya pada tempat yang telah ditentukan.
·           Guru memperlihatkan media pembelajaran dan bertanya jawab tentang media tersebut. Kemudian guru membagikan media (bekas kartu perdana yang berisi petunjuk melakukan sesuatu) kepada setiap kelompok.
·           Siswa mengamati media yang telah diberikan dan mendiskusikannya.
·           Guru mengamati siswa yang sedang berdiskusi dan memberikan bimbingan.
·           Guru memberikan LKS perkelompok sebagai petunjuk diskusi.
·           Guru memotivasi siswa untuk tampil ke depan kelas memberikan petunjuk melakukan sesuatu, sesuai dengan keputusan diskusi kelompok.
·           Siswa secara berkelompok tampil memberikan petunjuk, pada saat tampil, siswa bersambung cerita memberitahu cara memberi petunjuk tersebut.
·           Siswa kelompok lain mengamati kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab tentang petunjuk yang diberikan oleh kelompok yang tampil.
·           Guru bersama siswa memberikan penghargaan (berupa tepuk tangan) kepada setiap siswa yang berani memberikan tanggapan dan jawaban yang benar.
c) Kegiatan Akhir
·           Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
·           Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
kembali untuk persiapan pertemuan ke dua.
3. Observasi
            Selama proses pembelajaran berlangsung minat belajar siswa terus diamati selama pertemuan dalam siklus I dengan alat pengumpul data lembar observasi/ pengamatan dan data hasil penilaian keterampilan berbicara siswa, hasil pengamatan menunjukkan minat belajar siswa sudah menunjukkan peningkatan dari kegiatan prasiklus yaitu sebesar 58% sedangkan hasil tes evaluasi akhir pelajran menunjukkan rata-rata 60, atau 42% belum tuntas
4) .Evaluasi dan refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi dapat diketahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesiatentang ketermpilan berbicara mengomentari persoalan faktual KUD melalui media bekas kartu perdana dengn dibantu metode beta aman baru setelah proses pembelajaran berlangsungbelum memuaskan.  Hasil refleksi ini sebagai landasan tidak lanjut pertemuan kedua pada siklus I ini.
Siklus II                                  
            Penelitian siklus II hampir sama dengan siklus I. Penelitian pada siklus II dilaksanakan pada materi pembelajaran bermain drama pendek. Adapun waktu pelaksanaan penelitian pada siklus II:
Pertemuan               : Kamis ,10 April 2014
Sedangkan pelaksanaan kegiatan penelitian mengikuti sistematika sebagai berikut; perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi.
Pertemuan Pertama
1. Perencanaan Tindakan
            Perencanaan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan siklus I, namun pada siklus II ada beberapa perubahan rencana tindakan sebagai tambahan tindakan pada saat pelaksanan pembelajaran. Adapun rencana tindakan pada siklus II ini adalah sebagai berikut.
a) Mempersiapkan berbagai bekas kartu perdana dan mengganti isi yang ada dalam bekas kartu perdana berupa petunjuk dengan teks cerita pendek anak yang telah dimodifikasi dengan bentuk lipatan-lipatan kecil.
b) Melaksanakan rencana pembelajaran sesuai materi pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
                 Rencana kegiatan yang telah dirancang pada rencana pelaksanaan pembelajaran, sebagai skenario pembelajaran dilaksanakan  dalam proses membelajarkan siswa di dalam kelas. Setiap tatap muka menggunakan media bekas kartu perdana dan dipandu dengan metode beta aman dengan urutan sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal
·  Guru menyampaikan apersepsi
·  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
·  Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran
b) Kegiatan Inti                              
·      Guru mempersilakan tiap-tiap kelompok untuk duduk sesuai dengan kelompoknya pada siklus pertama, hanya posisi tempat duduk yang telah ditentukan berbeda pada siklus pertama.
·      Guru memperlihatkan media pembelajaran dan bertanya jawab tentang media tersebut. Kemudian guru membagikan media (bekas kartu perdana yang berisi drama pendek) kepada setiap kelompok.
·  Siswa mengamati media yang telah diberikan dan mendiskusikannya.
·      Guru mengamati siswa yang sedang berdiskusi dan memberikan bimbingan.
·      Guru memotivasi siswa untuk tampil ke depan kelas memerankan isi drama yang telah dibaca dan dibahas dalam kelompok.
·      Siswa secara berkelompok tampil memainkan isi drama, pada saat tampil siswa   bersambung cerita, guru menunjuk siswa yang tampil untuk melanjutkan cerita secara acak.Siswa kelompok lain mengamati kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan pemberian tanggapan terhadap kelompok
yang tampil.
·      Guru bersama siswa memberikan penghargaan (berupa tepuk tangan) kepada setiap siswa yang berani memberikan tanggapan dan jawaban yang benar.
·      Guru membagikan lembar kerja / LKS untuk dijawab seccara individu.
·      Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa.
c) Kegiatan Akhir
·      Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
·      Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya
3. Observasi
       Selama proses pembelajaran berlangsung dalam siklus II ini hasil belajar siswa terus diamati  dengan alat pengumpul data lembar observasi dan data hasil penilaian keterampilan berbicara siswa, hasil pengamatan menunjukkan minat belajar siswa tentang keterampilan berbicara meningkat yaitu 85% dan hasil tes individu diperoleh rata-rata 70 atau 87,5% tuntas
4) Evaluasi dan refleksi
       Penilaian keterampilan berbicara siswa diambil selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Sebagai data pendukung penelitian.
            Data siklus II yang diperoleh dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa tentang  keterampilan berbicara selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan temuan refleksi pada siklus kedua telah terbukti berhasil .
B.   Pembahasan dari Setiap Siklus
Prasiklus
1. Hasil Pengolahan Data
            Hasil pengamatan yang diperoleh pada kegiatan prasiklus, berupa data tentang hasil belajar siswa selamaberlangsung proses pembelajaran tentang  ketermpilan berbicara siswa.
2.    Hasil Observasi dan Evaluasi                                         
Pada proses pembelajaran prasiklus yang dilaksanakan pada hari KamisTanggal 27 Maret 2014, diperoleh hasil berupa pengamatan minat belajar  siswa mengikuti proses pembelajaran dan nilai ulangan siswa.Sebagai bahan perbandingan berikut ini disajikan tabel hasil nilai ulangan harian dalam mata pelajaran IPS yang merupakan data awal sebelum tindakan
Tabel 1. Data Observasi Minat  Belajar Keterampilan Berbicara selama
Kegiatan Prasiklus.
NO
Indikator Minat Siswa Belajar
Rata-rata Hasil Pengamatan
% Ketuntasan
1.
Tertarik dengan materi pembelajaran
60
60
2.
 Mengajukan pertanyaan
40
40
3.
 Menjawab pertanyaan
40
40
4.
 Mengemukakan pendapat
20
20
5.
 Bekerjasama dengan teman
40
40

Rata-rata

40
Dari tebel 1 diatas menunjukkan hasil minat belajar siswa keterampilan berbicara masih sangat rendah yaitu 40%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa  ketermpilan berbicara  perlu penelitian dan perbaikan pembelajar
Tabel 2.Hasil Ulangan Harian Keterampilan Berbicara selama Kegiatan Prasiklus.
NO
NAMA SISWA
NILAI
KETERANGAN
1
RIZKI ARMADANI W
70
TUNTAS
2
AMINUDDIN
50
BELUM TUNTAS
3
ANGI UTARI
50
BELUM TUNTAS
4
DEDI SAIPUDDIN
80
TUNTAS
5
ENI KURNIAWATI
80
TUNTAS
6
ANGEL AMELIA SARI
80
TUNTAS
7
FITRIYANI
80
TUNTAS
8
INTAN NIRAH
40
BELUM TUNTAS
9
MUHAMMAD ZAENAL
60
BELUM TUNTAS
10
SHODIKIN
80
TUNTAS
11
RICCO MAHESA
60
BELUM TUNTAS
12
WAHYU PRAYITNO
60
BELUM TUNTAS
RATA-RATA
66
50% TUNTAS
            Pada tabel 2 di atas menunjukkan hasil test keterampilan berbicara siswa selama prasiklus belum  memenuhi kriteria ketuntasan minimal (70) atau sebesar 85%. Hal ini dapat dilihat ada 6 siswa yang belum tuntas atau hanya 50 % yang memenuhi kreteria ketuntasan minimal, maka dapat disimpulkan bahwa pada  perluperbaikan proses pembelajaran.
Siklus I
1.    Hasil Pengolahan Data
            Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I, berupa dua data tentang minat belajar siswa selama  pertemuan pertama dan kedua selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil test ketermpilan berbicara siswa
Sebagai data pendukung penelitian yang diadakan selama penelitian siklus I. dapat dilihat pada tabel 3
2.    Hasil Observasi dan Evaluasi
Hasil pengamatan dan evaluasi adalah : usaha untuk mengetahui sampai dimana tujuan dapat dicapai atau mengukur keberhasilan siswa sebagai akibat dari proses belajar.
Tabel 3 Data Observasi Minat Siswa Belajar Keterampilan Berbicara pertemuan pertama dan kedua selama siklus I

NO

Indikator Minat Siswa Belajar
Pertemuan ke %
Rata-rata %
1.
Tertarik dengan materi pembelajaran
100
100
2.
 Mengajukan pertanyaan
60
60
3.
 Menjawab pertanyaan
60
60
4.
 Mengemukakan pendapat
50
50
5.
 Bekerjasama dengan teman
70
70

Rata-rata
68
68
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa minat siswa belajar keterampilan berbicara ada yang mengalami peningkatan dan ada juga yang perlu ditingkatkan. Minat siswa yang tinggi yaitu: siswa tertarik dengan materi pembelajaran baik sekali (100%), siswa yang mengajukan pertanyaan masih sedang (55%), siswa yang menjawab pertanyaan sedang (60%), siswa yang berani mengemukakan perdapat baik (65%), dan siswa yang mau bekerjasa dengan temannya dapat disimpulkan baik (82,5%)
            Dengan demikian minat siswa belajar keterampilan berbicara sudah mulai meningkat walaupun hanya58%.Hal ini menunjukkan bahwa minat siswa belajar ketermpilan berbicara masih perlu diupayakan kembali.
Tabel 4.Hasil  UlanaganHarian I Pertemuan Pertama dan Kedua pada Kegiatan Siklus I
NO
NAMA SISWA
NILAI
KETERANGAN
1
RIZKI ARMADANI W
65
TUNTAS
2
AMINUDDIN
60
BELUM TUNTAS
3
ANGI UTARI
60
BELUM TUNTAS
4
DEDI SAIPUDDIN
70
TUNTAS
5
ENI KURNIAWATI
80
TUNTAS
6
ANGEL AMELIA SARI
75
TUNTAS
7
FITRIYANI
70
TUNTAS
8
INTAN NIRAH
60
BELUM TUNTAS
9
MUHAMMAD ZAENAL
60
BELUM TUNTAS
10
SHODIKIN
80
TUNTAS
11
RICCO MAHESA
60
BELUM TUNTAS
12
WAHYU PRAYITNO
65
TUNTAS
RATA-RATA
6,7
58 %
Tabel 5.Data Persentasi Hasil Belajar Keterampilan Berbicara
selama siklus I
No
Nilai
Jumlah Siswa
Pertemuan Pertama
Tuntas
Tidak Tuntas
1.
<65
5

5
2.
65 –  69
2
2

3.
70 –  79
3
3

4.
80 –  89
2
2

5.
90 - 100




Jumlah
12
7
5
            Pada tabel 5 di atas menunjukkan hasil test keterampilan berbicara siswa selama siklus I pertemuan pertama dan kedua belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal 70  atau sebesar 85% Tuntas, Dengan nilai rata-rata siswa pertemuan 58% tuntasa. maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus I belum optimal perlu ditingkatkan.
3.    Reflekasi
            Berdasarkan hasil pengamatan dari pelaksanaan pembelajaran siklus I, ditemukan hal-hal sebagai berikut.
a. Siswa tertarik dengan media bekas kartu perdana yang dipergunakan , hal ini dapat dilihat dari antusias siswa saat menerima media tersebut.
b. Penerapan keterampilan berbicara secara resmi dengan metode beta aman (bersambung cerita antar teman) merupakan hal yang belum terbiasa dilakukan siswa, sehingga siswa masih banyak yang kurang paham cara penerapannya.
c. Siswa masih perlu banyak dilatih dan dibimbing untuk berbicara secara  resmi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat, tidak gugup dan malu untuk berbicara.
d. Guru perlu banyak membimbing dan memotivasi agar siswa berani berbicara di depan teman-temannya dan pembicaraan tidak didominasi dan diwakili oleh beberapa orang siswa saja.
Siklus II
1. Hasil Penggolahan Data
            Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus II, berupa dua jenis data yang memuat peningkatan minat belajar siswa selama 1 kali pertemuan dan satu jenis data hasil test keterampilan berbicara siswa selama siklus II.
3.    Observasi  dan Evaluasi
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data-data persentase minat siswa belajar keterampilan berbicara pada siklus II dari pertemuan yang dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 6. Data Observasi Minat Belajar Keterampilan Berbicara pertemuan pertama dan kedua selama Siklus I

NO

Indikator Minat Siswa Belajar
Pertemuan %
1
Rata-rata %
1.
Tertarik dengan materi pembelajaran
100
100
2.
 Mengajukan pertanyaan
70
72,5
3.
 Menjawab pertanyaan
80
80
4.
 Mengemukakan pendapat
85
85
5.
 Bekerjasama dengan teman
95
95

Rata-rata
85
87,5
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa minat siswa belajar keterampilan berbicara mengalami peningkatan untuk semua indicator yaitu siswa yang tertarik dengan materi pembelajaran baik sekali (100%), siswa yang mengajukan pertanyaan baik (70%), siswa yang menjawab pertanyaan baik (80%), siswa menajukan pendapat baik (85%), dan siswa bekerja sama dengan temanbaik sekali (95%).
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 3 dan pengamatan observer menunjukkan bahwa minat belajar siswa telah memenuhi kreteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sebesar 85% hal ini dapat diketahui rata-rata sebesar 87,5% dan siswa sudah semakin giat serta aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Peneliti juga mencatat siswa semakin banyak yang mengangkat jari untuk mengajukan pertanyaaan, menjawab pertanyaan, maupun untuk mengemukakan pendapat.
Tabel 7.Datan Hasil UlanganHarian II Pertemuan pertama dan Pertemuan keduaPada Kegiatan Siklus II
NO
NAMA SISWA
NILAI
KETERANGAN
1
RIZKI ARMADANI W
70
TUNTAS
2
AMINUDDIN
70
TUNTAS
3
ANGI UTARI
65
TUNTAS
4
DEDI SAIPUDDIN
80
TUNTAS
5
ENI KURNIAWATI
80
TUNTAS
6
ANGEL AMELIA SARI
80
TUNTAS
7
FITRIYANI
70
TUNTAS
8
INTAN NIRAH
70
TUNTAS
9
MUHAMMAD ZAENAL
60
BELUM TUNTAS
10
SHODIKIN
80
TUNTAS
11
RICCO MAHESA
60
BELUM TUNTAS
12
WAHYU PRAYITNO
70
TUNTAS
RATA-RATA
70
87,5
Tabel 8. Data Persentasi Hasil Belajar Keterampilan Berbicara
selama Siklus II
            NO
Nilai
Jumlah Siswa
Pertemuan Pertama
Tuntas
Tidak Tuntas
1.
<65
2

2
2.
65  69
1
1

3.
70 –  79
5
5

4.
80 –  89
4
4

5.
90 - 100




Jumlah
12
10
2

            Pada tabel di atas menunjukkan hasil test keterampilan berbicara siswa selama siklus II pertemuan telah  memenuhi kriteria ketuntasan minimal (65 ) sebesar 87,5%. Dengan nilai rata-rata siswa 70.maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus IIhasil belajar dapat dikatakan meningkat atau berhasil.   
3. Refleksi
            Secara umum minat siswa belajar kerampilan berbicara pada siklus II mengalami peningkatan dibanding dengan siklus pertama.Pada siklus II ini tampak siswa lebih memperhatikan materi pembelajaran, siswa lebih antusias untuk berbicara.Selain itu penerapan metode beta aman dalam pembelajaran sudah mulai terlaksana dengan lebih baik dan menyenangkan.Berdasarkan pengamatan peneliti minat siswa belajar keterampilan berbicara, maka ditemukan hal-hal sbagai berikut.
a. Siswa lebih memfokuskan perhatiannya dengan materi yang ada di dalam media, karena isi materi yang akan disampaikan secara lisan lebih banyak.
b. Siswa lebih terbuka rasa keingintahuannya dengan  materi cerita yang disampaikan temannya.
c. Siswa lebih antusias untuk tampil berbicara, baik untuk bertanya, menjawab, maupun memberikan tanggapan.
d. Siswa mulai dilatih penerapan metode beta aman dengan konteks yang berbeda dengan tujuan melatih keterampilan  berbicara siswa.
e. Pemberian penghargaan  kepada siswa (berupa tepuk tangan) memotivasi minat siswa untuk berani berbicara di hadapan teman-temannya.
4. Peningkatan Hasil Keterampilan Berbicara Siswa pada Penelitian Sikllus I dan Siklus II.
Data hasil ketempilan berbicara siswa yang merupakan data pendukung pada penelitian tindakan kelas yang mengacu pada hasil belajar siswa. Berdasarkan data hasil tes keterampilan berbicara siswa, maka diperoleh tabel 7
Tabel 9. Data Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Keterampilan Berbicara
selama Siklus I dan  Siklus II
Hasil Penelitian
Nilai Rata-rata
%Ketuntasan Klasikal
Siklus I
67
58%
Siklus II
70
87,5%
Peningkatan
6
29,5%
Pada Tabel 8 dapat dilihat peningkatan hasil test keterampilan berbicara siswa siklus I dan II sebesar 6serta persentase peningkatan ketuntasan secara klasikal sebesar  29,3%. Peningkatan hasil keterampilan berbicara siswa terjadi karena pada saat proses pembelajaran tetap sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode beta aman dengan memotivasi minat siswa untuk berani tampil berbicara dihadapan teman-temannya.
            Dari hasil penelitian dapat ditemukan bahwa proses pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media bekas kartu perdana dan dipandu dengan metode beta aman yang berlangsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V MI Bahrul Ulum Telangsari. Hal ini dapat dilihat pada proses pembelajaran siswa mulai banyak mengangkat jari untuk mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, ataupun memberikan tanggapan. Selama pelaksanaan siklus pertama dan siklus kedua minat siswa untuk berbicara semakin meningkat.
            Selain itu kesalahan pemakaian diksi yang dipergunakan siswa, seperti kata ”pagar” dan ”tekan”. Diucapkan siswa  ”pager” dan ”teken”, seharusnya pagar dan tekan. Demikian juga untuk kalimat, jika siswa kurang tepat maka akan diperbaiki oleh teman-temannya. Kesalahan yang terjadi selama proses pembelajaran diperbaiki oleh siswa sendiri. Guru berfungsi sebagai motivator dan fasilitator.
            Pada pelaksanaan siklus pertama penerapan metode beta aman yang diterapkan ketika siswa tampil, siswa kelompok tersebut yang menentukan giliran temannya untuk menyambung ceritanya.Maka untuk melatih agar siswa terampil berbicara pada siklus kedua guru yang menentukan.Hal ini dilatih agar semua siswa dalam kelompok tersebut menguasai isi cerita, lebih konsentrasi menyimak, dan meningkatkan kerjasama, serta saling membantu antar teman.
Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Purwo (1997) bahwa
Keterampilan berbahasa hanya dapat diraih dengan melaksanakan berbahasa terus menerus
Metode beta aman dengan sistem berkelompok merupakan cara yang  diterapkan dengan tujuan untuk membantu agar siswa berani berbicara, tidak malu untuk berbicara di depan teman-temannya, dapat saling membantu dan bekerjasama sehingga dapat meminimalkan siswa yang kurang lancar berbicara. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ahmadi (2000) bahwa dengan bekerja kelompok/beregu siswa dapat lebih lancar, dapat bekerjasama, dan dapat saling mengisi.
Hal ini dapat terjadi jika siswa berminat untuk belajar karena menurut Syah (2003) belajar dengan adanya minat akan mempengaruhi hasil belajar dan aktivitas belajar












BAB V
SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
            Setelah penelitian tindakan kelas ini dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan melalui media bekas kartu perdana dengan metode bata aman hasil belajar Bahasa Indonesia tentang keterampilan berbicaraMengomentari persoalan faktual KUD pada siswa kelas V MI Bahrul Ulum Telangsari dapat ditingkatkan.
B. Saran Tindak Lanjut
            Dari penelitian tindakan kelas ini ada beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan bahan masukan bagi peningkatan hasil pembelajaran, yaitu:
1. Guru sebaiknya menggunakan media bekas kartu perdana dengan metode beta aman dalam pembelajaran keterampilan berbicara.
2. Guru harus lebih kreatif dalam menerapkan metode beta aman, agar pembelajaran keterampilan berbicara lebih menarik dan menyenangkan






















DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1991. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi         
            Aksara.

Ahmadi. 2000. Teknik Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Arsyad, Maidar G dan Mukri US. 1998. Pembinaan Kemampuan Berbicara. Jakarta:
Erlangga.

Depdiknas. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

                 , 2006. Contoh/Model Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdiknas.

Djajadisastra. 1999. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Fatimah, Siti dkk.. 2008. ModulModel-Model Pembelajaran SMP dan SMA.
            Palembang: Unsri.

Pardjimin. 2005. Bahasa Indonesia. Bogor: Yudistira.

Purwo, Bambang Kuswanti. 1997. Pokok-Pokok Pengajaran Bahasa Indonesia.
            Jakarta: Proyek Pengembangan Buku dan Minat Baca.

Slameto. 1997. Belajar dan Fktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina
            Aksara.

Sujana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Transito.

Syah, Mahibim. 2003. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Bayu Gravindo Persada.

Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Comments

Popular Posts